Mila tidak menyangka dengan kehidupan nya setelah kepergian kedua orang tuanya karena kecelakaan. Karena keadaan ia menerima tawaran dari seorang pria untuk menikah dengan perjanjian namun saling menguntungkan.
Setelah menikah, banyak hal yang tidak terduga terjadi.
Apakah Mila dapat bertahan dengan pernikahannya ? jawabannya ada di Novel Married By Agreement..
Selamat membaca semua.. 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Dewa baru saja keluar dari kedai miliknya, saat ia akan masuk kedalam mobilnya, ia melihat satu ojek online berada di depan kedainya seperti menunggu seseorang.
" Pak maaf " ucap ojek online itu.
" Iya ada apa ya ? Mau pesan Pak ? Tapi toko sudah tutup " balas Dewa.
" Bukan Pak, ini ada yang pesan ojek online atas nama Sharmila, titik jemputnya sih di kedai ini Pak, saya coba hubungi ponselnya tapi tidak ada jawaban " ucap ojek online itu.
Dewa menjadi sedikit khawatir setelah mendengar penjelasan dari driver ojek itu.
Ia lalu membayar ojek online yang Mila pesan lalu ia bergegas masuk kedalam mobil ia berniat mencari Mila.
***
Bugh
Bugh
Bugh
" Hei.. Siapa kamu !! " ucap David sambil memegang pipinya yang terasa panas dan perih hasil bogeman dari Dewa.
" Kamu jangan kurang ajar ya !! " balas Dewa.
David lalu mendekati Dewa.
Deg
" Pak Dewa " batin David
David memang sudah tahu jika Dewa adalah direktur di kampus karena pada saat kegiatan penelitian yang akan dijalani oleh David, Dewa berada disana untuk membuka kegiatan. Namun Dewa sendiri tidak begitu ingat jika David adalah mahasiswa nya di kampus.
" Bapak tidak perlu ikut campur urusan saya dengan Mila" susul David.
" Saya perlu ikut campur karena Mila, calon istri saya ! "
Blash
Mila langsung mendongkakkan wajahnya, ia tidak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh Dewa.
" Hah apa ? Oh jadi gara-gara ini kamu mutusin hubungan kita Mil.. Oke Fine.. !! " ucap David lalu ia berlalu meninggalkan Mila dan Dewa.
Mila masih syok dengan kejadian yang menimpanya barusan, hampir saja kejadian di apartemen David tempo hari terulang kembali. Dan lagi-lagi Dewa yang menolongnya.
" Mil, kamu gak apa-apa ? " tanya Dewa menghampiri Mila yang masih duduk di pojokan.
Mila hanya menggeleng.
" Pak Dewa terima kasih banyak " ucap Mila, tidak terasa bulir bening membasahi pipinya.
Dewa yang menjadi kaget karena Mila menangis di hadapannya, bukan tanpa alasan Mila merasa dirinya masih di berikan pertolongan oleh Tuhan melalui Dewa.
" Sudah, saya antar kamu pulang ya "
Dewa lalu membawa Mila untuk masuk kedalam mobilnya, malam sudah semakin larut, jalanan sudah mulai sepi walaupun daerah Mall Century terkenal dengan kota yang tidak pernah tidur, namun entah malam ini tidak seperti biasanya.
Mila masih kepikiran dengan ucapan Dewa tadi kepada David.
" Maksud nya Pak Dewa apa berbicara seperti itu " batin Mila.
Mobil sudah melaju menyusuri jalanan ibu kota, Mila masih terdiam entah apa yang akan terjadi pada dirinya jika tidak ada Dewa pada saat itu.
Mila terdengar menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya.
Dewa menoleh ke arah Mila.
" Mil.. Kenapa ? " tanya Dewa.
" Tidak apa-apa Pak "
" Dia siapa ? Pacar kamu ? " tanya Dewa.
" Mantan saya Pak "
" Hmm " Dewa manggut-manggut.
" Kenapa kamu putus ? " tanya Dewa lagi.
Mila kembali menghela nafas dalam.
Ia mulai menceritakan awal mula ia memutuskan David kepada Dewa.
" Jadi kamu tiba-tiba gedor-gedor apartemen saya, karena itu ? " tanya Dewa, ia lalu memarkirkan mobilnya di tepi jalan.
" Betul Pak dan kejadian serupa hampir terjadi lagi hari ini " mata Mila kembali berkaca-kaca.
Ingin rasanya Dewa memeluk Mila, namun bagaimana mungkin, ia bukan siapa-siapa nya Mila. Lalu Dewa mengambil tissue yang biasa ia simpan di jok belakang mobilnya.
" Ini ambilah " ucap Dewa.
Mila mengambil tissue itu lalu me lap kedua matanya. Dewa kembali melajukan mobilnya jam sudah menunjukkan pukul 1.30 malam.
" Mil, kamu besok ada kuliah ? " tanya Dewa.
" Ada Pak, pukul 10 " jawab Mila.
" Kamu besok saya beri ijin untuk tidak perlu masuk kerja, pulang kuliah kamu bisa istirahat ya " ucap Dewa.
" Terima kasih Pak "
Dewa hanya mengangguk.
Tidak lama Mila sudah sampai di rumahnya, ia pamit kepada Dewa, lalu ia turun dari dalam mobilnya.
Dewa memperhatikan Mila hingga Mila masuk kedalam rumah yang cukup megah.
" Rumah nya cukup megah, pasti kedua orangtuanya bukan orang sembarangan, tapi.. Bukankah Mila itu yatim piatu ya.. " batin Dewa masih memperhatikan rumah Mila.
Tidak lama Dewa kembali melajukan kendaraannya, berlalu meninggalkan rumah Mila menuju apartemen nya.
***
Universitas Duta Bangsa
Pukul 9 pagi Mila sudah sampai di kampusnya, kemarin ia meminta ijin kepada Anne untuk Kas Bon gajinya, Anne memperbolehkan karena sedari awal Anne memang merasa kasihan kepada Mila.
Hari ini ia berniat untuk membayar biaya kegiatan kemahasiswaan ke bagian Tata Usaha.
Tidak lama ia dihubungi oleh Ara.
" Halo Ar "
" Mil, Lo dimana ? "
" Gue, di gedung A Ar, mau bayar biaya kemahasiswaan "
" Oke Gue kesitu "
Mila memutus sambungan telepon nya.
Ia kembali berjalan untuk masuk ke ruang Tata Usaha.
" Selamat pagi Bu " ucap Mila.
" Pagi Mila " balas staf Tata Usaha sangat ramah.
" Bu, saya mau melunasi biaya kegiatan kemahasiswaan " ucap Mila.
" Oh untuk itu Mil, biaya nya sudah ada yang melunasi "
" Hah.. Sudah lunas Bu ? Siapa yang melunasi ? " tanya Mila heran.
" Euh.. Pokonya ada yang melunasi Mil, kamu sudah bisa ikut kegiatan ya " jawab Staf Tata Usaha karena ia diminta untuk tidak memberi tahu oleh Dewa siapa yang sudah melunasi biaya kegiatan kemahasiswaan Mila.
" Oh begitu, terima kasih banyak Bu "
" Iya sama-sama Mila "
Mila berjalan keluar ruangan Tata Usaha, ia masih berpikir siapa yang sudah melunasi tagihan kegiatan kemahasiswaan nya, ia yakin jika yang melunasi adalah Ara.
Saat ia keluar ruangan Tata Usaha, disana sudah ada Ara sedang duduk menunggu Mila.
" Ar.." Panggil Mila.
" Hei Mil "
" Ar, Gue kan udah bilang, buat biaya kegiatan kemahasiswaan biar Gue yang bayar, kenapa Lo yang bayar sih " ucap Mila kepada Ara.
" Hah.. Lo ngomong apa Mil " Ara tidak mengerti.
" Udah deh Ar, Lo gak usah becanda gini dong "
" Gue becanda apa Sharmila.... Gue gak ngerti Lo ngomong apa sih ? "
" Lo jawab jujur, Lo kan yang bayarin biaya kegiatan kemahasiswaan Gue ? "
" Nggak Mil "
" Beneran ? "
" Suerrrr " balas Ara mengangkat kedua jarinya.
Mila semakin merasa heran.
" Terus kalo bukan Lo siapa ? "
" Gue juga gak ngerti Mil... Ampun deh... "
Mereka berdua saling berpandangan.
" Oya Mil.. Ada yang lebih penting dari ini " ucap Ara.
" Apaan ? "
" Sekarang Lo yang harus jujur sama Gue, ada hubungan apa Lo sama direktur baru di kampus kita tercinta ini ? " ucap Ara.
" Hah.. Apaan sih ? Gak ngerti ah.. Direktur apaan ? "
" Mila, Gue sahabat Lo, tapi tega banget ya Lo, mau nikah sama direktur Universitas Duta Bangsa, Gue gak Lo kasih tahu.. bener-bener "
Mila semakin tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Ara.
Ara lalu mengajak Mila ke ruang kelas. Disana sudah gaduh jika Mila akan menikah dengan direktur baru di kampusnya.
Mila lalu turun ke lantai dasar gedung B. Saat ia sudah sampai di lantai dasar tiba-tiba ia berpapasan dengan Dewa.
" Pak Dewa ? "
Jreng
🌼🌼🌼
Jangan lupa untuk selalu dukung author dengan vote like dan komennya ya ❤️
Mila juga kemarin baru saja ngomong baik2 kenapa diulang lagi yang pernikahan bohongan 🙄
Apa kabar sehat?
semoga DEWA peka dengan keadaan MILLA