Ayesha hidup bagai di neraka karena tinggal bersama mertua dan kakak ipar yang slalu semena mena terhadapnya.
Bukan hanya itu saja, kekesalan Ayesha pun memuncak saat Rama memilih akan menikah lagi dan di dukung oleh keluarganya .
"Jika bercerai dari Rama, siapa yang mau menikahi janda miskin sepertimu!" -Ratna (Ibu Mertua)-
"Aku akan berlaku adil, Yesha." -Rama-
Ayesha memilih bercerai dari Rama dan memulai kehidupan baru, tidak ia sangka takdir membawanya bertemu kembali dengan mantan kekasihnya semasa sekolah dulu.
"Menikahlah denganku, Ay." -Kevin King Wiguna-
"Aku seorang janda, tidak pantas untukmu." -Ayesha-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
"Bayikuuu."
"Ayeshaaa..." Rama mendekat ke arah Ayesha.
"Bayiku, Mas. Mbak Mira membunuh bayiku." Ayesha histersis.
"Jangan fitnah, Kamu Yesh!!" Kata Mira tak terima.
"Aku tidak akan pernah memaafkanmu jika sesuatu terjadi pada bayiku." kata Ayesha menatap nyalang pada Mira membuat Mira menciut seketika.
Brakk
Pintu terbuka dengan kasar, semua mata memandang ke arah pintu.
"Kamu!!" Kata Ratna pada sosok pria yang ia yakini adalah selingkuhan Ayesha.
"Siapa dia, Bu?" Tanya Rama.
"Pasti pria ini adalah lelaki yang menghamili istrimu, karna itu dia datang kesini untuk melindungi istrimu." Kata Ratna dengan kejamnya.
Rama melihat ke wajah Ayesha seolah meminta penjelasan.
"Aku akan benar benar bercerai darimu jika kamu mempercayai apa kata Ibumu." Lirih Ayesha yang sudah semakin lemah.
"Nona muda Ayesha, saya akan membawa Nona muda Ayesha ke rumah sakit." Kata Egi tanpa menggubris perkataan Ratna.
Anak buah Egi bernama Deo mengangkat Ayesha setelah di perintah oleh Egi. "Maaf Nona, nama saya sebenarnya adalah Regi, saya adalah kaki tangan Tuan Adrian, dan saya di perintah oleh Tuan Adrian untuk menjaga Nona muda Ayesha selama ini." Kata Regi membuat Ayesha terkejut.
Tanpa banyak bicara lagi, Ayesha di bawa oleh Deo dan Egi pun ikut pergi dari sana.
"Siapa dia, Ram?" Tanya Ratna yang merasa takut dengan tatapan Egi tadi.
Rama hanya terdiam, ia tidak menyangka jika gerak geriknya selama ini masih di perhatikan oleh Adrian, Ayah dari Ayesha. Rama mengira jika selama ini keluarga Ayesha sudah tidak memperdukikan lagi Ayesha, ternyata Rama salah mengira selama ini.
Rama berniat ingin menyusul namun di tahan oleh Tiara. "Ram urusan kita bagaimana?"
"Aku tidak perduli, selama urusanku belum selesai dengan Ayesha, aku tidak akan menikahimu. Dan jika sampai Ayesha menceraikanku, aku juga tidak akan menikahimu." Kata Rama lalu bergegas pergi menyusul Ayesha.
Rama melihat Ayesha di bawa oleh sebuah mobil hitam dan mencoba mengikutinya hingga mobil Egi dan Deo tiba di sebuah rumah sakit.
Ayesha segera di tangani serius oleh pihak rumah sakit, mengingat jika rumah sakit ini adalah salah satu rekanan bisnis keluarga Adrian.
"Bius total." Kata dokter yang menangani Ayesha.
Rama berhasil menemukan ruang operasi dimana Ayesha sedang ditangani. Egi segera menyeret Rama untuk menjauh dari ruangan operasi.
"Lepas, aku suaminya, aku akan mendampingi Ayesha." Kata Rama mencoba berontak. Namun tenaga Egi yang sudah terlatih tidak bisa dikalahkan oleh Rama.
Egi melempar Rama di parkiran yang sepi. "Jangan mendekati Nona Ayesha lagi." Kecam Egi.
"Ayesha istriku, aku akan tetap berada di sampingnya."
"Nona Ayesha bukan lagi istri anda. Karena perbuatan anda dan keluarga anda, Nona Ayesha harus kehilangan bayinya, cucu Tuan Adrian."
"Apa? Ayesha keguguran?" Tanya Rama tak percaya.
Egi memanggil dua bodyguard yang lainnya. "Seret dia keluar dari lingkungan rumah sakit dan jangan biarkan dia masuk ke rumah sakit untuk menemui Nona muda Ayesha." Titah Egi dan kedua body guard itu segera menyeret Rama.
"Lepas, lepaskan aku. Aku harus melihat kondisi Ayesha." Rama meraung, ia merutuki dirinya karena terbuai dengan lingkungan perselingkuhan hingga dirinya berada di titik ini, yakni Harus kehilangan Ayesha dan kini kehilangan anak yang selama ini ia nanti nantikan bersama Ayesha.
"Ayesha maafkan aku." Lirih Rama penuh sesal.
Sementara itu, dirumah Orang tua Rama. Ratna tengah menunggu Rama sementara Mira dan Tiara malah asik mengobrol membicarakan banyak hal seolah tidak ada yang terjadi.
Ratna segera berdiri setelah mendengar suara deru mobil milik Rama yang baru saja tiba.
"Rama..." Panggil Ratna.
Rama berjalan gontai melewati Ratna begitu saja.
"Ram, apa yang terjadi." Tanya Ratna namun Rama hanya diam dan memilih masuk ke kamarnya lalu mengunci pintunya agar tidak ada yang berani masuk begitu saja.
Rama duduk di tepi ranjang dan mengedarkan pandangannya, ia melihat sekelilingnya dimana Ayesha biasa duduk sambil merapihkan baju, Rama pun mengusap tempat tidur yang biasa di tiduri oleh Ayesha.
"Maafkan aku, Yesha." Lirihnya.
**
Pagi hari di rumah sakit, perlahan kesadaran Ayesha mulai kembali. Egi yang sedari tadi menunggui Ayesha segera memanggil dokter.
"Kepalaku sakit sekali." Kata Ayesha, lalu tak lama dari itu, dokter datang untuk memeriksa Ayesha.
Ayesha merasa heran mengapa bagian intinya diperiksa oleh dokter wanita.
"Apa ada yang serius, dok?" Tanya Egi setelah tirai itu di buka kembali oleh suster.
"Semua normal, tidak terjadi pendarahan yang serius pasca operasi kuret."
"Kuret?" Tanya Ayesha. "Saya keguguran, dok?" Tanya Ayesha lagi.
Dokter bernama Naya itu mencoba menjelaskan permasalahan yang dialami Ayesha.
"Sedari awal kandungan anda sudah lemah, Nona. Dan anda mengalami benturan yang cukup keras dan itu beresiko pada kandungan anda."
Ayesha menggeleng gelengkan kepalanya, "Tidak, tidak mungkin anakku." Ayesha menutup wajahnya dan menangis pilu.
"Nona, saya harap anda bisa sabar. Masih ada peluang untuk anda hamil jika nanti sudah pulih." Kata dokter Naya menguatkan.
Ayesha hanya menangis, ia tidak tau lagi harus bersikap bagaimana, sudah tidak ada lagi tujuan dalam hidupnya, ditambah pengkhianatan dan perselingkuhan Rama membuat dirinya engga menata hidup kembali.
"Nona Ayesha..." Panggil Egi setelah dokter meninggalkan kamar perawatan Ayesha.
Ayesha nelihat ke arah Egi, "Jadi Bang Egi adalah kaki tangan Daddy?"
Egi mengangguk. "Nama saya Regi, Nona."
Ayesha memejamkan matanya, pantas saja Egi slalu terdepan jika mengantar Ayesha kemanapun. Bahkan Egi tdak pernah komplain jika ongkos ojegnya kurang dan tetap mau menjadi ojeg langganan Ayesha.
"Pergilah Bang Egi." Kata Ayesha dengan lemah. "Beritahu Daddy, terimakasih masih perduli denganku."
"Nona, Tuan Adrian dan Nyonya Tanisha akan menunggu anda di Amerika, dan setelah Nona pulih, saya di perintahkan untuk menjemput Nona." Kata Egi.
"Aku tidak mau pulang, Bang. Apa lagi jika harus sampai pergi ke Amerika." Ucap Ayesha. "Aku terlalu malu untuk bertemu Daddy dan Mommy. Biarlah Daddy dan Mommy tetap menganggapku hilang atau sudah mati."
"Maaf Nona, tapi tugas saya adalah mendampingi Nona."
Ayesha memutar otaknya, ia pun lupa membawa tas nya yang berisikan kartu ATM hasil menjual anting antingnya. Saat ini, hanya itu yang Ayesha miliki.
"Bang Egi." Panggil Ayesha.
"Iya, Nona."
"Tolong ambilkan tasku di rumah suamiku. Ambil dengan paksa jika mereka tidak mau memberikannya, bila perlu bawa anak buah Bang Egi." Pinta Ayesha dengan ucapan dingin.
"Boleh saya tau ciri ciri tas nya, Nona?"
"Bang Egi pasti tau, bukankah selama bertahun tahun jadi ojeg langgananku, Bang Egi tau jika aku hanya mempunyai satu tas?" Ucapnya yang mungkin sebuah sindiran pada Egi.
"Baik. Nona." Kata Egi tidak membantah kemudian keluar dari kamar perawatan Ayesha untuk berkordinasi bersama anak buahnya.
"Aku tidak ingin, barang pribadiku, dimiliki oleh mereka sedikitpun." Gumam Ayesha. "Mereka tidak boleh menemukan buku tabungan dan kartu ATM ku. Semoga Bang Egi cepat mengambilnya sebelum mereka membuka buka isi tasku." Imbuhnya lagi.
Ayesha mengusap perutnya yang sudah tidak ada lagi janinnya. "Air mata akan ku balas dengan air mata."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Like, Koment, hadiah dan Vote sangat berarti untuk menaikan semangatku dalam menulis bab selanjutnya 🙏