Arina khumaira putri seorang ibu rumah tangga, dengan 3 orang anak yg masih kecil yang dipanggil Bunda, Anak pertama bernama Muhammad Gala Samudera berumur 8 thn dipanggil Gala, Anak kedua seorang perempuan bernama Arumi Chintya Ananda berumur 3 tahun dipanggil Rumi, Anak ketiga bernama Muhammad Raihan Al Gibran di panggil Al.
Aku harus meninggalkan rumah bersama ketiga buah hatiku dan kota tempat kami tinggal secara diam- diam tanpa sepengetahuan suamiku dengan bantuan sahabatku astrid, akibat kekerasan fisik yang aku dapatkan dari suamiku seminggu yang lalu membuat aku membulatkan tekad ku untuk pergi meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sha-Queena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Pertengkaran Di Supermaket
Setelah dari rumah sakit melakukan visum Arina dan Astrid kemudian ke supermaket untuk membeli bahan-bahan untuk membuat puding pesanan Astrid sesuai rencana awal mereka.
Tibalah kami disupermaket yang dituju, Astrid memarkir mobilnya ditempat parkir supermaket.
Aku dan Astrid segera masuk kedalam karena aku mau cepat beli bahannya karena sudah terlalu lama aku meninggalkan anak-anakku dirumah ibu takutnya mereka sudah pada mencari diriku.
"As aku langsung cari bahan-bahannya ya....kalau kamu mau cari lain nanti kita ketemu didepan kasir saja ya A" ku beritahu Astrid agar tak banyak makan waktu dan bisa pulang secepatnya kerumah.
"Ok Rin aku cuman mau beli camilan saja buat temani aku nonton drakor kesayanganku....hehehehe" sahut Astrid
Aku dan Astrid berpisah di tempat rak buah....aku pilih-pilih buah dulu buat toping, dan untuk dicampur diadonan puding...aku ambil buah kiwi,anggur,strawberry dan jeruk.
Tak lupa aku mengambil buah mangga juga untuk buat puding mangga kesukaan anak-anakku.
Setelah mengambil buah-buahan aku ketempat rak untuk agar-agar dan jelly powder kemudian aku mengambil susu juga serta coklat.
Kurasa sudah cukup semua bahan yang ku butuhkan, aku segera kedepan ke meja kasir namun sebelum sampai kedepan aku mendengar suara ribut-ribut di rak sebelah tempat makanan ringan, dan suara itu adalah suara Astrid yang teriak.
Aku langsung ke sebelah untuk melihat apakah itu Astrid atau bukan, dan sesampainya aku disebelah ternyata benar itu Astrid, yang sedang bertengkar dengan seorang perempuan namun aku tak bisa melihat wajahnya karena perempuan itu membelakangi aku.
"Dasar perempuan tidak tahu malu kamu nya, sudah punya suami tapi masih jalan sama suami orang" teriak Astrid emosi dan berusaha untuk menarik itu perempuan, namun ada seorang laki-laki yang selalu menahan setiap gerakan yang dilakukan oleh Astrid.
" Bukan urusan kamu ya....dasar perawan tua ndak laku-laku, abis kelakuanmu bar-bar begini...weee" Perempuan itu menyahut sambil meleletkan lidahnya mengejek Astrid
Aku tak mau Astrid semakin emosi dan dia akan nekat menyerang itu perempuan, walau ada penengah diantara mereka, tapi aku tahu kekuatan Astrid karena dia itu pemegang sabuk tertinggi ditaekwondo, sama dengan diriku namun aku tidak pernah gunakan disaat seperti ini, hanya disaat darurat kalo ada yang mau berbuat kejahatan....aku segera kedekat Astrid dengan melewati perempuan dan laki-laki yang memegang nya sedari tadi, aku coba menenangkan Astrid dengan memegang tangannya, dan menyuruhnya istigfar sambil tarik nafas dan membuang.
"Sabar As tidak usah diladeni lah kita yang waras ngalah saja ya" jawabku lirih namun ternyata apa yang aku katakan ke Astrid didengar oleh perempuan itu...waduh gawat sambil kupijat keningku, dan aku melihat wanita tersebut dan ternyata dia adalah kak Rani istri dari kak Fai.
Ya Allah kenapa hari ini Astrid harus bersitegang dengan pasangan suami istri, ditempat yang berbeda dan semuanya perang mulut dengan emosi dan pake urat...hufftt...
"Ohhh ternyata kamu juga ada di sini bersama perempuan tidak laku itu, dan kamu perempuan yang tidak bisa move on dari suami aku kan" ejeknya
"Mau benar tuh mulut kamu perempuan l*nte aku bejek - bejek ya, terus aku jadikan seperti ayam geprek baru tau rasa ya kamu...awas minggir kau " teriak astrid ke kak rani dan laki- laki yang selalu didekatnya
"Apa kamu bilang haaa perawan tua...kamu pikir aku takut" teriak kak Rani juga sehingga kami semua disini jadi perhatian pengunjung yg lain, sehingga sudah ramai didekat kami dengan orang-orang yang mulai kepo dengan pertengkaran ini.
"Astagfirullah Al Adzim...kalian itu tidak ada malu-malunya ya...liat itu semua orang pada melihat kita disini dan malah ada yang video ya...kalian ndak takut ini akan jadi viral" tegurku dengan suara agak keras, karena aku juga sudah mulai terpancing emosi, namun aku masih berusaha sabar menghadapinya.
"Maaf ya bapak ibu minta tolong ya bubar, ini tidak apa- apa kok hanya salah paham saja" ucapku sambil menyuruh mereka bubar.
Aku menarik tangan Astrid agar ikut aku kedepan kasir, karena kalo masih berada disini bisa-bisa akan ada yang babak belur karena sudah sama-sama emosi.
Astrid enggan mengikutiku tapi aku menariknya paksa dengan kekuatanku sepenuhnya aku kerahkan, karena body astrid kan orangnya tinggi besar jadinya agak kewalahan juga aku menariknya.
Walau masih terdengar suara kak Rani marah-marah, dan memang memancing Astrid untuk melayaninya tapi aku tetap menarik tangan Astrid, dan berusaha menenangkan nya agar jangan mau terpancing dengan perkataan kak Rani.
Sesampainya dimeja kasir orang-orang pada melihat kami, dan sepertinya orang- orang itu yang tadi melihat pertengkaran Astrid dan kak Rani.
"Kenapa ya aku sial sekali hari ini, harus ketemu suami istri dihari yg sama ditempat yang berbeda, yang katanya sang bangsawan berdarah biru namun kelakuan seperti tidak pernah sekolah...tidak ada sopan santunnya sama orang" Gerutu Astrid yang masih sangat emosi.
"Sudah dong As tidak usah dipedulikan...apa bedanya kita sama dia kalo ikut terpancing juga" bujuk ku ke Astrid agar bisa lebih tenang.
"Bagaimana aku bisa tenang Rin, secara dia itu sudah sangat kurang ajar mulutnya, mengatakan kalo aku yang sudah paksa-paksa Faizal untuk menceraikan dia, secara aku tidak pernah ketemu sama suami anak maminya itu" jelas Sstrid yang masih jengkel.
"Tidak usah dilayani As, karena semakin kamu layani semakin senang dia memancing emosi kamu...tinggalkan saja lain kali kalo ketemu ya" aku masih terus membujuk Astrid agar tenang dan jangan terbawa emosi.
"Astagfirullah"...aku mendengar Astrid istigfar ber ulang kali, dan itulah jalan buat kita bisa tenang dikala emosi melanda.
Akhirnya giliran aku untuk bayar dikasir setelah mengantri sekitar 15 menit.
Setelah aku membayar total belanjaanku yang dikatakan oleh kasir, aku dan Astrid keluar dari supermaket dan menuju ke parkiran dan menuju ke mobil Astrid.
Ketika kami mau naik keatas mobil, tiba-tiba aku mendengar ada suara perempuan yang teriak sambil melempar mobil astrid dengan buah jeruk yang dia pegang, namun buah itu meleset dan malah kena ke tukang parkir yang kebetulan ada didekat mobil Astrid.
"Aduhh sakitnya...siapa sih yang melempar jeruk begini" gerutu tukang parkit tersebut.
"Astagfirullah....ini perempuan kenapa sih tidak henti-hentinya cari masalah" ucapku sambil istigfar.
"Udah As ndak usah dilayani kita pulang sekarang ya" ajakku ke Astrid yang sudah mulai terpancing kayaknya
Aku mengajak Astrid untuk segera masuk kedalam mobil agar tidak terjadi lagi pertengkaran diparkiran sini.
Syukurnya Astrid mendengarkan ku kali ini dan kami meninggalkan parkiran supermaket tanpa mempedulikan perempuan tadi yang melempar jeruk itu dan perempuan itu tak lain adalah kak Rani.
terutama suamimu biar tahu diri