Ardian Herlambang duda tampan yang tak memiliki keinginan untuk menikah lagi setelah sang istri meninggal harus berurusan dengan gadis yang selama ini selalu dihindarinya.
Kinanti Maheswari, dokter cantik yang selama ini selalu menatap satu pria di dalam hidupnya. Rasa cintanya yang besar membuatnya tak bisa berpaling dari Ardi, walaupun berkali-kali lelaki itu mematahkan hatinya.
Hingga akhirnya sebuah kesalahpahaman membuat Ardi terang-terangan membenci Kinanti dan mengucapkan kata-kata yang sangat menyakiti hati gadis itu. Hingga akhirnya Kinan memutuskan untuk benar-benar pergi.
"Jangan pernah menghubungiku hanya karena merasa bersalah, semua yang kamu ucapkan benar. Aku bukan siapa-siapa, hanya parasit yang menumpang hidup di tengah-tengah keluarga kalian." ucap Kinan pada Ardi sebelum berlalu menuju calon suami yang sudah menunggunya.
Akankah Ardi menyadari perasaannya setelah kehilangan Kinanti? Bagaimana kehidupan Kinanti bersama lelaki yang tak pernah bisa dicintainya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitnah
Sudah hampir satu bulan semenjak pertemuan terakhir Ardi dengan Kinan di cafe itu.
Kinan benar-benar melakukan apa yang diucapkannya. Gadis itu tak pernah lagi menghubungi Ardi, entah mengirimkan pesan ataupun kiriman makanan.
Dokter muda itu benar-benar menghilang dari hidupnya Ardi. Dan itu justru membuat Ardi cukup gusar dan khawatir.
Pasalnya Kinan masih tanggung jawabnya, Permadi, papanya Kinan menitipkan gadis itu padanya.
Namun bukan hanya itu saja, ada yang hilang semenjak Kinan tak pernah menghubunginya. Ardi mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi hijaunya.
Pesan terakhir Kinan kirimkan padanya di bulan lalu yang berisi pesan agar dia tak lupa makan. Pesan yang dikirimkan sehari sebelum pertemuan terakhirnya dengan Kinan.
Ardi menggeser layarnya dan melihat status teman-teman kontaknya.
Ardi merubah posisi duduknya menjadi tegak saat melihat status Kinan. Foto pesawat terbang dengan kalimat yang membuat Ardi penasaran.
Akhirnya kembali dengan selamat
"Siapa yang kembali?" tanya Ardi lirih.
Dia pun membuka kontak di ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Assalamualaikum." suara wanita menjawab panggilan teleponnya.
"Waalaikumsalam." jawab Ardi.
"Ada apa, Ar? Kinan baik-baik aja, kan?" tanya wanita itu khawatir.
"Baik, mbak. Kinan baik-baik aja." jawab Ardi bohong. Dia sendiri tak tau keadaan Kinan sekarang dan baru mau mencari tau dengan menghubungi sepupunya, Putri.
"Jadi ada apa kamu menghubungi, mbak? Nggak biasanya kamu nelpon mbak." kata Putri.
"Nggak mbak, aku cuma mau menanyakan kabar di sana gimana aja" kata Ardi sambil menggosok tengkuknya karena bingung harus berbohong.
"Loh, tumben kamu tanya ke mbak. Biasanya kamu yang ke Bulek Narti atau mertuamu." kata Putri heran.
"Malas, aku mbak. Kalau menghubungi mereka pasti aku dituntut buat nikah sama Mita." kata Ardi
"Ya, terima sajalah. Mita perempuan baik, kok. Nggak neko-neko anaknya." kata ibu sambung Kinan itu.
"Aku nggak srek mbak, beda dengan Andini dulu."
"Alah... dulu juga kalau nggak dipaksa bulek Narti kamu acuh sama Andini, tinggal beda kota. Udah disidang sama keluarga besar baru kamu bawa Andini ke kota tempat kamu kerja." kata Putri
"Ck, udahlah mbak. Udah lewat juga, sekarang Andini udah tenang di sana." kata Ardi menghela nafasnya.
"Oh ya, Di. Minggu ini rencananya mbak sama mas mu mau ke sana. Itu si papa kangen banget sama anak gadisnya. Sekarang susah banget dihubungi. Mas Permadi khawatir banget sama anak wedoknya." kata Putri.
"Kinan lagi sibuk, mbak. Dia kan baru diangkat jadi dokter tetap." kata Ardi menatap layar komputernya yang masih menampilkan deretan angka-angka.
"Iya, nggak terasa udah gede aja anak itu."
"Ya udah, mbak. Aku tutup dulu, nanti kalau ada kabar terbaru kabarin aku ya." kata Ardi
"Iya, iya. Hati-hati kalian di sana ya."
"Assalamualaikum." ucap Ardi
"Waalaikumsalam."
Ardi pun mematikan panggilannya dan meletakkan ponselnya di atas meja. Ternyata bukan orang tua Kinan yang datang.
"Mas, beneran udah putus dari Bu Winny?" tanya Zizi yang tiba-tiba masuk bersama Meli. Mereka baru saja selesai makan siang di kantin dan terlihat terburu-buru kembali ke ruang divisi mereka.
Ardi tak mau menanggapi pertanyaan gadis muda itu. Ardi dan Winny memang sudah sepakat hanya menjadi kekasih pura-pura selama satu bulan dan sudah hampir tiga minggu ini mereka tak pernah bertemu lagi.
"Mas Ardi, jawab dong? Itu orang-orang kantor pada heboh di kantin. Katanya mas Ardi nggak mau tanggung jawab udah menghamili bu Winny dan malah memutuskan hubungan." kata Meli yang terlihat kesal karena reaksi cuek Ardi.
"Hah?? Apa?? Bu Winny hamil?" tanya Ardi tak percaya.
"Iya.. Dan sekarang orang-orang pada menghujat mas Ardi. Katanya gak mau tanggung jawab, sok alim taunya penjahat kelamin dan lain-lain lah. Pokoknya panas kuping kita berdua dengerin nya." timpal Zizi.
"Ya Allah, meluk aja nggak pernah. Gimana mau hamilin." ucap Ardi frustasi.
"Nah, itu. Kita yang satu ruangan sama mas Ardi mah paham kalau mas Ardi kayak gimana. Lah, yang dari divisi lain kan gak kenal dekat sama mas Ardi." kata Zizi.
"Apalagi itu perut udah gede, nggak yakinlah mas Ardi yang buntingin. Pastinya sebelum pacaran sama Mas Ardi tuh rahim perempuan udah di semai sama kecebong laki-laki lain." kata Meli dengan kesal.
Ardi menghela nafasnya dengan keras, dia menatap dua gadis yang terlihat duduk di dekatnya. Bagi dua gadis itu, Ardi sudah seperti kakak laki-laki mereka.
Ardi mengingat kembali ucapan Kinan waktu itu. Gadis itu tidak membohonginya, Kinan memberi tahunya kebenaran tentang Winny tapi justru Ardi menganggap Kinan memfitnah Winny.
"Ya Allah, kenapa jadi begini sih?" ucap Ardi sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Mas Ardi!!!" Daniel dan Iman masuk ke dalam ruangan dengan wajah paniknya.
"Itu semua bohong, itu fitnah." kata Ardi sebelum mereka berdua menanyakan pertanyaan yang diduga sama dengan Meli dan Zizi.
"Tuh, kan. Apa aku bilang. Kamu nggak percaya. Mas Ardi diajak nonton film bok*ep aja nggak mau. Apalagi main kuda-kudaan sebelum nikah. Nggak mungkin, Mam." kata Daniel pada temannya.
"Lalu siapa bapak anak itu? Kalau gosip ini sampai berlarut-larut, reputasi mas Ardi dan divisi kita bisa hancur ini." kata Zizi.
"Kita harus cari kebenaran tentang ayah kandung anak itu. Jangan sampai mas Ardi kena getahnya. Make nggak nanggung iya." kata Meli dengan semangat.
Ardi menatap ketiga temannya yang mengangguk sepakat dengan ucapan Meli. Ardi merasa jika ini adalah hasil dari apa yang ditanamnya. Dia membohongi Kinan dan menyakiti hati gadis itu dan kini dia mendapatkan balasan yang mengerikan.
Dia difitnah atas sesuatu yang tak dilakukannya. Dia sempat mengatakan jika Kinan memfitnah win
"Sebenarnya aku sudah tau dia hamil." kata Ardi akhirnya.
"Hah?"
"What??"
"Apa?
"OMG"
Ucapan dan beragam ekspresi kekagetan terpancar dari empat orang itu.
"Tapi bukan aku yang menghamilinya, Kinan yang ngasih tau." kata Ardi lalu memutuskan untuk menceritakan semuanya termasuk perjanjiannya dengan Winny dan alasannya melakukan hal itu.
Ardi tak mau teman satu divisinya salah paham dan menganggap dirinya pria bejat.
Walaupun dia selalu jahat pada Kinan tapi dia tak pernah mau merusak kehormatan seorang wanita. Dia sangat menghargai perempuan.
Makanya dia agak risih ketika Kinan selalu menempel padanya dan mengejar-ngejarnya. Karena bagi Ardi alangkah baiknya jika laki-laki yang mengejar perempuan bukan sebaliknya.
❤❤❤❤❤
gmna ini kak kelanjutannyaa...
kangen ini ..
❤❤❤❤❤❤❤
good job kinan..
❤❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤