tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab dua
Setelah memastikan tampilannya rapih dan terlihat sangat cantik, Alena pun keluar dari kamar, wanita itu berjalan sambal tersenyum sumringah karena tentu saja malam ini dia akan pergi dengan Darius.
“Kau mau pergi kemana?” tanya Helena, rupanya Wanita itu baru datang ke rumah ayahnya dia bertanya pada sang adik karena melihat tampilan Alena begitu rapih seperti akan bertemu seseorang, padahal ini sudah malam.
Alena tergagap seperti biasa Wanita itu menormalkan ekpresi wajahnya.
‘’Aku ingin membeli alat Lukis Bersama papa Darius,’’ jawab Alena.
‘’Kau ingin membeli alat Lukis atau …’’
Helena menggantungkan ucapannya di udara, membuat Alena langsung was-was, bisa bahaya jika kakanya menyadari tentang dia yang ingin menggoda papa angkatnya.
‘’jangan-jangan apa?” tanya Alena.
“Jangan-jangan kau sedang mengincar lelaki yang bekerja di toko alat Lukis itu,’’ jawab Helena, hingga Alena menghela nafas lega ternyata kakanya tidak menyadari bahwa dia sedang ingin tampil cantik di hadapan ayah angkatnya.
‘’Bukan urusan kaka.” Alena mengibaskan rambutnya, kemudian dia melanjutkan langkahnya untuk pergi ke bawah membuat Helena menggeleng.
“Papa Darius, ayo kita pergi sekarang,’’ ucap Alena Ketika menghampiri Darius yang sedang mengobrol Bersama ayahnya.
‘’Kita hanya membeli alat Lukis saja, kan?” tanya Darius, dia menatap heran pada anak angkatnya karena tampilan Alena begitu rapih.
“Hmm, memangnya kenapa?’ tanya Alena.
‘’Papa pikir, kita akan pergi ke tempat lain karena kau tampil cantik.” Wajah Alena langsung memerah Ketika mendengar ucapan Darius, karena secara tidak langsung ayah angkatnya memujinya cantik.
“Siapa tau kan Ketika aku sedang berada di luar, ada lelaki yang naksir padaku, jadi aku harus tampil secantik mungkin.’’ Alena akhirnya menemukan alasan yang pas, bisa bahaya jika dia menjawab salah, terlebih lagi ada Jayden di depannya.
‘’Ya sudah ayo, kita pergi,”’ ajak Darius, lelaki itu langsung bangkit dari duduknya, dan langsung mengulurkan tangannya pada Alena, seperti biasa Darius selalu memperlakukan Alena dengan istimewa, karena dia tetap menganggap Alena adalah putri kecilnya berbeda dengan pandangan Alena padanya.
***
“Papa, apa setelah aku kuliah papa akan sibuk di kantor?” tanya Alena Ketika mereka berada di mobil dan mobil sudah melaju.
“Tentu tidak, setelah papa pulang dinas, papa akan langsung pulang, mana mungkin papa membiarkanmu sendiri,’’ balas Darius, dia tidak menyadari bahwa Alena sedang mengajukan pertanyaan yang tidak biasa
“apa papa kan mengantar jemputku ke kampus?” tanya Alena lagi.
Darius mengangguk. “Papa akan mengantar jemputmu, tapi jika papa sibuk dan sedang berdinas di luar kota kau naik taksi, dan ingat kau tidak boleh mengemudi mobil sendiri,’’ jawab Darius, tentu saja Alena serasa berada di atas awan, karena Ketika dia kuliah di luar kota, dia akan terus berada bersama lelaki yang dia cintai.
Setelah melewati perjalan yang cukup jauh, akhirnya mobil pun sampai di depan toko Lukis, Alena dan Darius pun langsung turun dari mobil kemudian mereka langsung masuk kedalam toko Lukis tersebut.
‘’Kau berputar-putar hanya ingin membeli ini?” tanya Darius, ini sudah setengah jam berlalu dan sedari tadi Alena hanya berkeliling sambal menggandeng tangan Darius, dan dia pun mengambil alat lukisnya denga asal, karena sebenarnya semua alat Lukis milk Alena masih lengkap dia mengajak Darius keluar hanya untuk
menikmati momen Bersama ayah angkat tercintanya.
“Papa sebenarnya aku lupa harus membeli apa saja. Aku lupa tidak membawa catatan yang tadi aku sudah siapkan." Alena berdusta, bukannya marah Darius malah tertawa, karena dia tau bahwa putrinya ini sangat pelupa hanya saja kali ini Darius salah karena Alena memang tidak menyiapkan catatan apa pun.
“Jadi kita akan pulang saja?” tanya Darius, hingga Alena menggeleng.
“Ini masih terlalu siang untuk pulang, bagaimana jika kita menikmati secangkir kopi saja di café, apa papa tidak Lelah?” tanya Alena. Dan seperti biasa Darius hanya mengangguk patuh, dan mereka pun langsung berjalan ke kasir untuk membayar alat Lukis yang tadi dia ambil oleh Alena. Lalu setelah itu mereka pun keluar dari toko tersebut lalu pergi ke café seperti keinginan Alena.
***
“Jangan begadang langsung tidur, besok pagi ayo kita olahraga bersama,’’ ucap Darius Ketika mereka baru saja masuk kedalam rumah.
‘’Baik papa.’’ Alena langsung menyentuh pipinya dengan jari, dan Darius pun langsung merendahkan tubuhnya kemudian dia langsung mencium pipi Alena.
“Good night papa, I love you,’’ ucap Alena. Sayangnya kata-kata terakhir dia simpan untuk dirinya sendiri, mana mungkin dia mengatakan hal seperti itu hadapan Darius.
Satu minggu kemudian
“Bagaimana apa kau nyaman dengan apartemen ini?” tanya Darius Ketika mereka masuk kedalam apartemen.
‘’Papa kenapa papa tidak mengatakan bahwa papa membeli apartemen baru?” tanya Alena.
‘’Kau akan kuliah di sini selama bertahun-tahun dan papa ingin membuatmu nyaman, di bawah ada restoran dan juga fasilitas lengkap. Jadi, jika papa sedang berdinas, kau tinggal menelpon saja ke layanan bawah, nanti mereka akan mengantarkannya kemari,’’ jawab Darius
Ketika tau Alena akan kuliah di kota ini dan tinggal dengannya tentu saja Darius menyiapkan yang terbaik untuk putrinya, walau bagaimana pun Alena adalah putrinya, jadi dia ingin memberikan yang terbaik untuk putrinya.
'‘Papa, aku sudah pandai memasak, jadi nanti biar aku saja yang memasak,” ucap Alena. Rupanya, dua bulan ini Alena melakukan kursus memasak karena dia ingin terus memasakkan makanan untuk Darius.
‘’Benarkah?” tanya Darius.
“Hmm, aku ingin terus mengasah bakat memasakku, karena nanti suamiku harus terus memakan masakanku,’’ jawab Alena.
Darius tertawa Ketika mendengar ucapan Alena. “Hmm, niatmu bagus, tapi jangan berpikir untuk menikah muda, papa belum siap jika harus melihatmu bersanding dengan lelaki lain, karena sampai kapan pun kau tetap putri kecil papa.”
“Hmm, papa aku tidak akan menikah muda, karena aku akan menunggu orang yang kucintai melamarku,’’ jawab Alena. “Apa papa mau setiap hari aku bawakan bekal?” tanya Alena.
“Ide bagus, papa akan memakan makanan buatanmu,’’ jawab Darius.
Keesokan harinya.
Alena tersenyum Ketika melihat makanan yang sudah dia buat tersusun rapih di kotak makan, Wanita itu bangun pagi sekali karena dia memasak untuk bekal Darius dan juga untuk sarapan, Alena begitu semangat Ketika menyiapkan bekal untuk ayahnya, rasanya menyenangkan jika nanti Darius akan memuji masakan buatannya.
“Kau sudah bangun?” tanya Darius Ketika keluar dari kamar, dia terkejut karena Alena bangun sepagi ini.
‘’Wah, ternyata kau sudah menyiapkan bekal dan sarapan untuk kita,’’ jawab Darius membuat Alena tersenyum bangga.
‘’Aku, kan sudah bilang urusan makanan serahkan saja padaku. Aku akan mandi dulu, nanti kita sarapan Bersama,’’ ucap Alena, hingga Darius mengangguk, Alena pun langsung pergi ke kamar untuk mandi sedangkan Darius langsung membawa makanan yang sudah siap ke meja makan.
***
“Bagaimana papa, apa enak?’" tanya Alena Ketika Darius mencicipi makanannya.
‘’Ini enak Alena, papa bangga padamu, karena kau bisa membuat makanan seenak ini,’’ jawab Darius, dia sendiri tidak menyangka bahwa Alena akan membuat makanan seenak ini.
‘Dan aku akan pastikan kau dan anak kita nanti hanya akan memakan masakan buatanku.’’ Alena membatin, tentu saja dia selalu berandai andai bahwa dia akan mempunyai keluarga yang utuh dan harmonis dengan Darius.
‘’Papa, awas saja jika bekal ini tidak di makan, aku sudah memasak ini dengan susah payah,’’ ucap Alena Ketika mereka sudah selesai sarapan.
“Mana mungkin papa tidak memakan masakan anak papa,’’ jawab Darius. Lelaki itu pun bangkit dari duduknya kemudian dia langsung mengambil tas bekal dari tangan putrinya.
“Ya sudah papa akan berangkat,’’ jawab Darius, dia mengecup kening putrinya dan setelah itu keluar dari apartemen.
Ketika Alena akan pergi ke kamar, tiba-tiba Alena menghentikan langkahnya Ketika mendengar suara ponsel yang berdering hingga Alena mencari sumber suara ponsel itu, dan ternyata suara ponsel itu berada di ruang tamu.
“Sepertinya papa melupakan ponselnya,’’ lirih Alena, gadis remaja itu langsung mengambil ponsel ayahnya, kemudian dia melihat siapa yang menelpon ayahnya
“Arleta.’’ Lirih Alena yang menyebutkan nama pemanggil yang menghubungi ponsel ayahnya.
Rasa sesak langsung menghantam Alena Ketika melihat foto yang memanggil ayahnya. Tentu saja Wanita itu merasa cemburu. Rasa sesak Alena semakin menjadi-jadi Ketika membayangkan bahwa Wanita yang menelpon Darius sekarang adalah kekasih ayah angkatnya.
“Alena itu ponsel papa,’’ ucap Darius, rupanya dia menyadari bahwa ponselnya tertinggal. Hingga Alena tersadar Ketika mendengar suara ayahnya, sebelum berbalik Alena langsung menormalkan ekpresinya.
‘’Papa, ada Wanita yang menelpon papa, apa itu kekasih papa.’’ Tenggorokan Alena terasa tercekat Ketika menanyakan itu, bahkan dia langsung menyesal karena sudah bertanya, tentu saja dia takut mendengar jawaban Darius.
Tinggalin komen ga sih
aku syedihh author blm up lagi/Scowl/