Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18. Di Rumah Sakit
"Tidak usah memesan taksi, biar saya yang mengantar Nyonya," ucap pak Rahmat. "Sekarang Nyonya tenang dulu, kita berdoa semoga tuan Handoko baik-baik saja," timpal Pak Danang.
Setelah itu Pak Rahmat langsung menuju garasi, dia mengambil mobil. Ketika mobil sudah berada di depan gerbang. Pak Danang langsung membuka pintu dan menyuruh Mama Ratih naik ke dalam mobil.
Setelah Mama Ratih berada di dalam mobil, Pak Rahmat langsung menjalankan mobil menuju rumah sakit.
Arkan yang sudah sampai di rumah sakit, tempat mertuanya dirawat, dia berlari tergesa-gesa, dia mencari ruangan mertuanya dirawat, sesaat kemudian Arkan melihat istrinya yang penampilannya sedikit berantakan.
"Sayang," Arkan langsung menghentikan hampiri istrinya dan memeluk istrinya itu yang sedang panik dan menangis.
Senja juga mengeratkan pelukannya pada Arkan, dia saat ini sungguh sangat panik, Senja menangis terisak dalam pelukan Arkan.
"Mas, Papa...Papa kecelakaan." Ucap Senja terisak. Senja sangat takut kalau Papanya kenapa-kenapa.
Arkan mengusap pucuk kepala istrinya, Arkan berusaha menenangkan istrinya itu agar tidak semakin panik.
"Sayang, kamu tenang ya? mas yakin Papa tidak apa-apa, kamu tenang jangan menangis," ucap Arkan terus berusaha menenangkan istrinya.
Pintu ruang rawat Pak Handoko terbuka, seorang Dokter keluar di ikuti oleh seorang perawat, Arkan Dan Senja yang melihat dokter keluar, Keduanya langsung bertanya pada dokter tersebut.
"Bagaimana keadaan Papa mertua saya, dia baik-baik saja kan dok?" tanya Arkan. Dia ingin tau keadaan Papa mertuanya.
Sebelum menjawab, dokter menarik nafasnya dan kemudian menghembuskan nya lagi.
"Papa anda tidak apa-apa, tidak ada luka yang serius, tapi beliau harus dirawat di sini, untuk beberapa hari, kami ingin memastikan, kalau luka di kakinya tidak infeksi", ucapkan dokter menjelaskan keadaan Pak Handoko kepada Senja dan Arkan.
Senja dan Arkan menghela nafas, keduanya lega karena Papanya tidak apa-apa.
"Kalau tidak ada yang perlu ditanyakan lagi saya permisi tuan," ucap doktor itu lag pada Arkan dan Senja.
"Iya, terima kasih dok." Jawab Arkan dan Senja bersamaan. Setelah dokter itu pergi, Mama Ratih pun tiba di rumah sakit. Mama Ratih segera menghampiri, Anak dan menantunya.
"Gimana keadaan Papa kamu?" tanya Mama Ratih pada kedua suami istri itu.Mama Ratih masih belum tenang, dia sungguh sangat terguncang mendengar suaminya kecelakaan.
"Papa tidak apa-apa, hanya luka ringan saja," jawab Senja memberitahu Mamanya agar Mama Ratih tidak khawatir lagi.Mama Ratih bersyukur karena suaminya tidak apa-apa.
"Ma, ayo sekarang kita masuk." Ajak Arkan pada istri dan Mama mertuanya itu.
Di perusahaan Argantara Group
Arsen berjalan memasuki lif. Dia hendak menemui CEO, Arsen berniat ingin mengajukan cuti, dia ingin mencari kedua orang tuanya dan juga adik perempuannya yang bungsu.
Sesampainya di lantai lima belas. Arsen keluar dari lift. Dia berpapasan dengan Ferdy sang asisten kepercayaan Arkan.
"Pak Ferdy," panggil Arsen.
Ferdy mengangguk
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Ferdy pada Arsen. Ferdy bingung, karena Arsen tidak biasanya keruang CEO.
"Saya mau menemui CEO, saya ingin mengajukan cuti, Saya ingin mencari orang tua saya yang pergi beberapa hari ikut adik bungsu saya," ucap Arsen menjelaskan.
"Oh, Pak Arga sekarang tidak ada di ruangannya, dia tadi, buru-buru ke rumah sakit, katanya sih Papa mertuanya kecelakaan," jawab Ferdy benar adanya.
"Kalau Pak Arsen meminta izin untuk mencari orang tua anda, aku bisa mengizinkan, pergilah, semoga anda menemukan orang tua anda." Kalau soal orang tua, Ferdy sangat mengerti, Ferdy tau kalau kehilangan orang tua bagai mana. Ferdy pernah merasakan kehilangan, namun yang Arsen alami sekarang berbeda dengan yang dia alami.
Kalau Arsen masih bisa mencari karena masih ada di dunia yang sama dengannya, kalau Ferdy sudah tidak bisa di cari lagi karena orang tua Ferdy sudah berbeda dunia dengannya.
"Terimakasih atas izinnya Pak Ferdy, kalau begitu saya permisi."
Ferdi hanya menganggukkan kepala.
Kemudian Arsen langsung pergi, dia mengemudi mobilnya keluar dari perusahaan itu.
"Papa," panggil Senja saat melihat Papa nya terbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit.
Senja mendekat keranjang pasien, dia memeluk Papanya dengan sangat hati-hati.
Sedangkan Mama Ratih dan Arkan hanya berdiri di samping ranjang Pak Handoko saja. "Apa yang Papa rasakan sekarang dimana yang sakit?" tanya Arkan pada Papa mertuanya.
Arkan hanya ingin memastikan kalau Pak Handoko hanya luka ringan seperti yang di bilang dokter tadi.
"Tidak ada, Papa hanya merasakan sakit di kaki sebelah kiri saja." Jawab pak Handoko.
Pak Handoko hanya mengalami luka lecet dan tulang di kaki kirinya saja, dan di kepala hanya luka ringan.
"Tadi dokter bilang Papa harus di rawat untuk beberapa hari di sini agar luka yang ada di kaki Papa tidak infeksi." Arkan menjelaskan apa yang dokter bilang tadi padanya dan Senja.
menjelaskan,apa yang doktor bilang tadi.nak awan apa kamu tidak ke kantor?,tanya pak Handoko.
"Apa kamu tidak ke kantor?" tanya Pak Handoko pada menantunya. Pak Handoko bertanya seperti itu karena melihat Arkan sudah ada disini.
"Aku dari kantor, tadi Senja nelpon dia kasih tau kalau Papa kecelakaan,terus aku langsung kesini menyusul Senja." Jawab Arkan.
Setelah berbicara panjang lebar, Arkan pamit pada istri dan mertuanya karena sudah siang dan sudah waktunya makan siang.
"Aku akan keluar mencari makan siang, kamu mau makan apa?" tanya Arkan pada istrinya. "Apa aja mas, tapi Papa gimana, apa tadi dokter ada bilang tentang pantangan makanan." tanya Senja pada Papanya, siapa tau doktor melarang Papanya memakan makanan yang akan memperlambat kesembuhannya.
"Dokter tidak kasih tau apa-apa tadi, kalau soal makan, Papa apa aja mau." Jawab pak handoko. Pak Handoko bukan orang yang sekarang melihat makanan, dia mkn apa saja yang menurutnya halal.
"Kalau Mama mau makan apa?" tanya Arkan pada Mama mertuanya.
"Aku samakan dengan kalian aja." Sahut Mama Ratih. Mama Ratih juga sama seperti suaminya dia juga tidak memilih-milih makanan.
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu," ucap Arkan, dia langsung keluar dari ruangan itu.
Setelah Arkan pergi tinggallah,Senja, Mama Ratih dan Pak Handoko. Ketiga orang itu selalu memuji kebaikan menantunya itu.
Mereka tidak salah memuji Karen benar Arkan orang yang sangat baik, walaupun dia di hina habi-habisan oleh Amira dan Firman, tapi dia tidak pernah marah atau dendam. Apalagi mau membalasnya.
"Kamu adalah wanita yang sangat beruntung menjadi istri Arkan, sudah kaya dan dia punya hati seluas samudra, kamu harus menjaganya baik-baik, jangan membantah nya dan jangan pernah membuatnya kecewa ataupun sakit hati, jika kamu melakukannya Papa dan Mama orang pertama yang akan memarahi mu." Mama Ratih menasehati dan mengingat kan Anak nya itu.
"Iya, Ma, selama aku kenal dia dan waktu kami pacaran dia tidak pernah bersikap kasar pada ku, malah dia selalu memanjakan ku. aku akan menjaganya dengan baik." Jawab Senja membenarkan apa yang di katakan oleh Mamanya itu.
Bersambung..