NovelToon NovelToon
Mengajak Gus Ilham Menikah

Mengajak Gus Ilham Menikah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:137k
Nilai: 4.8
Nama Author: Cici Wulandari

Memperhatikan cerita kehidupan seseorang yang sedikit berbeda, membuat wanita cantik bernama Nining tertarik akan sebuah masalah kehidupan Ustadznya.

Nining berniat mengajak Ustadznya menikah hanya sebuah gosipan.

Berhasil dan si lelaki menyetujui, apa yang akan di lakukan Nining selanjutnya saat setelah menikah dengan Ustadznya yang bernama Ilham?

Akankah nantinya Nining menyesal telah mengajak menikah Ilham?

Mari kita saksikan kisahnya hanya di aplikasi noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cici Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab - 10

Kedua pasutri yang baru menikah itu berjalan ke parkiran dengan Ilham langsung meletakkan tas Nining di bagian depan motor. Ia langsung menaiki motor scoopy.

"Ayo naiklah Ning." perintah Ilham.

Nining memperhatikan Ilham yang santai tidak menggunakan helm. "Tapi kok anda enggak menggunakan helm Gus?"

"Rumah kita enggak jauh Ning. Hanya beberapa meter aja. Nanti kamu juga akan tau. Ayo sekarang naik nanti pagar keburu di tutup lagi."

"I-iya Gus." Nining mengikuti.

"Pegangan Ning."

"Pegangan kemana Gus?"

"Mana tangan mu?"

Nining memperlihatkan kedua tangannya dengan Ilham langsung memegang dan menarik Nining untuk memeluknya. Nining begitu terkejut dan langsung saja melepaskannya. "Gus... Anda sendiri yang bilang. Jangan pegang-pegangan sama yang bukan mahram. Terus kalau memang sudah mahram jangan pamer-pamer kemesraan di depan publik." Nining mengingatkan pada ajaran yang Ilham berikan.

"Ning... Kita ini sudah sah menjadi suami dan istri. Jadi hal yang kayak begini bukan mau pamer tapi keselamatan Ning. Lebih baik kamu pegang pinggang aku aja. Entar jatuh lagi. Kamu itu sering banget ketiduran Ning."

Nining membenarkan apa yang di ucapkan Ilham dengan ia memeluk Ilham dari belakang. Ilham terdiam sebentar dengan pelukan yang Nining berikan.

"Ayo Gus... Jangan lama-lama." Nining menggoyangkan tangannya untuk menyadarkan Ilham yang terlihat sedang melamun.

Ilham tersadar dengan menghidupkan mesin motor dan membawa motor ke luar.

Tin...

"Pak... Kayaknya sudah pada keluar semua. Tutuplah pagarnya." perintah Ilham pada security yang berjaga.

"Baik Gus." balas Paijo.

"Assalamualaikum." ucap Ilham.

"Waalaikumsalam." balas Paijo.

Nining hanya tersenyum aja dengan Ilham membawa motor keluar lingkungan. Selama di kurung di pesantren Nining baru pertama kali keluar malam. Ternyata suasana sangat dingin dan jalanan sudah sepi.

"Gus..." panggil Nining.

"Iya Ning, kenapa?"

"Gus tau enggak kalau kita itu sama?"

"Sama apanya Ning?" tanya balik Ilham penasaran.

"Itu Gus, sama-sama sehidup semati."

Ilham tidak mengeluarkan suara lagi.

'Apa aku salah ya?' Nining merasa Ilham akan marah mendengar perkataannya.

"Maksud ku, Gus. Aku pasrah aja gitu di bonceng sama anda. Berarti kita itu sama-sama yakin bakalan sehidup semati membawa kendaraan ini."

Ilham masih saja terdiam dengan fokus membawa kendaraannya.

'Ah sudahlah mungkin dia enggak ngerti maksud ku.'' Nining tidak ingin mengambil pusing atas perilaku Ilham yang sering diam saja kalau berbicara padanya.

Motor secepat itu berhenti di depan pagar minimalis. Terlihat rumah bercat putih di campur kehitaman berdiri di hadapan mereka berdua. Rumah yang rapi dengan mereka berdua langsung turun dan Ilham membukakan pintu pagar. "Masuklah Ning." Ilham baru bersuara.

Nining mengikuti untuk masuk dengan Ilham membawa motor masuk ke dalam pagar. Ia juga mengunci pagar kembali.

"Cepat banget anda mendapatkan rumah ini Gus?" Nining terpaku akan rumah di hadapannya itu.

Ilham membuka pintu rumah. "Yang penting kita sudah memiliki rumah sendiri Ning. Semoga kamu suka. Ayo masuk." ajak Ilham dengan mengucapkan doa dan melangkahkan kaki kanannya untuk masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum." ucap Nining yang sambil melihat dalam rumah.

"Waalaikumsalam." jawab Ilham.

"Rumahnya bagus mana rapi juga di sini. Gus... Kira-kira berapa ya harga rumah ini?"

"Memangnya kenapa Ning?" tanya Ilham sembari menghidupkan semua lampu ruangan.

"Iya aku harus taulah Gus berapa nominal uang yang harus aku kembalikan. Oh iya, kira-kira totalnya berapa ya Gus?"

Ilham terdiam sembari menggerakkan jari-jarinya.

'Kayaknya dia lagi menghitung deh.' Nining memperhatikan gerakkan tangan Ilham yang terlihat menghitung.

"Rumah aja total keseluruhan kurang lebih 500 juta. Lalu uang mahar 10 juta. Seperangkat alat sholat habislah 1 juta. Jadi totalnya 511 juta rupiah." ucap Ilham kembali melihat ke arah Nining.

Nining terkejut dengan nominal yang cukup fantastis. Akan tetapi ia sangat percaya diri bisa membayar hutang-hutangnya itu. "Nanti setelah perpisahan aku kuliah dan kerja ya Gus. Aku cicil setiap bulannya."

Ilham hanya mengangguk sambil membuka pintu kamar. "Masuklah Ning di sini kamar kita." ajak Ilham masuk ke dalam kamar.

'Emang boleh ya aku tidur satu ruangan dengan Gus Ilham. Ah... Entar aku di hukum lagi.' Nining ragu-ragu dalam tindakannya yang takut Ilham akan menghukumnya lagi.

"Ning..." panggil Ilham dari dalam kamar.

"Iya Gus."

"Masuklah Ning. Ngapain kamu di situ?"

"Iya aku lagi berpikir toh Gus."

Ilham keluar dari dalam kamar sembari berdiri di depan pintu. "Berpikir apa sih Ning?"

"Memangnya enggak ada kamar buat aku ya Gus? Perasaan di sini ada 2 kamar lagi. Gus sendiri loh yang bilang laki-laki dan wanita itu enggak boleh satu ruangan."

Ilham membuang nafas panjang. "Iya enggak boleh kalau enggak ada ikatan Ning. Kita ini sudah menikah jadi kita sah-sah aja satu ruangan. Sekarang ini apa yang telah menjadi milik ku menjadi milik mu juga Ning. Kamu itu ibaratnya bebas kalau bersama dengan ku. Enggak ada larangan. Bahkan kamu boleh membuka baju mu di hadapan ku dan sebaliknya aku juga begitu. Kamu dengar sendiri Papa tadi bilang apa, tanggung jawabnya sudah pindah ke aku Ning. Jadi kamu itu apa-apa hanya sama aku aja. Kamu pahamkan Ning?"

'Gus Ilham kalau ceramah memang enggak memandang tempat. Iya sudah deh kalau memang begitu.' Nining dengan santainya melangkahkan kaki untuk mengikuti Ilham masuk ke dalam kamar. 'Di sini ternyata enggak kalah rapinya. Eh... Ada bunga juga di atas ranjang. Kayak film-film hollywood aja tidur pakek acara ada kembangnya.' Nining baru sadar ia menahan untuk membuang air kecil sedari tadi. 'Duh... Aku pengen pipis enggak tahan lagi.' "Gus... Di mana ya kamar mandi?"

Ilham langsung menujuk sudut ruangan. "Tuh di sana Ning."

Nining langsung berjalan ke kamar mandi dengan perasaan bahagia. Ternyata tempat yang ia tinggali memiliki kamar dengan kamar mandi yang berada di dalamnya. 'Enak banget di sini ada kamar mandinya. Entah mengapa rasanya ini rumah benar-benar rapi dan nyaman banget. Mana harum lagi. Enak banget tinggal di sini. Mana bebas lagi. Semoga aja aku di jauhkan dari hukuman Gus Ilham.'

1
Nurlaila Kurniawan
Lumayan
Nova Nurdin
oooo begotih cwritanyahhhhh
Nobita Nobi
terlalu cepat manggil Abi Umi nya... kata aku sih mending panggil mas Gus sm adek ajah..lebih gemoy
Sri Hayuni
Lumayan
Widi Widurai
lagian jd manusia ini bukan polos tp bgo.
Nana Niez
nining nining smp akhir ttp gokil🤣🤣🤣🤣
Nana Niez
astaghfirullah niniiiiing 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nana Niez
🤣🤣🤣🤣nining bikin sakit perut
Tri Retno
👍
Sarah Yuniani
O M G !!!
Sarah Yuniani
Nining Nining ....
Sarah Yuniani
ummi genit ya sama Abi 😂
Sarah Yuniani
ehh si Ilham curi curi yaa 😂
Sarah Yuniani
wah udah Abi umi aja nihh
Sarah Yuniani
duh perkara cium tangan sampe berapa bab ini 😂😂
Sarah Yuniani
sat set banget Gus ❤️
Meysha Talitha Putri
Luar biasa
Anonymous
.
Ekha, S
otw kak Cici🏃🏃
Eva Karmita
ini kisah manto yang dandan kayak cewek kan yg tobat pengen jadi cowok maco ??
Cici Wulandari: betul Kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!