[𝐄𝐥𝐝𝐡𝐨𝐫𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬#𝟏]
ON GOING!!!
Percayakah kalian dengan sesuatu yang berbau sihir?. Di Eldhora itu sudah menjadi hal yang lumrah. Namun tak hanya karena penyihirnya, ada keluarga bangsawan, ksatria, dan roh yang diberi kesempatan kedua menjadi satu dalam tempat ini
Alarice Academy. Sebuah sekolah yang menjadi tempat impian semua warga Eldhora. Cerita ini tentang Esther, seorang bangsawan yang memiliki takdir luar biasa
Bersama dengan anak-anak dari asrama lain, mereka diberi tugas untuk menyelesaikan apa yang belum terselesaikan di masa lalu
Apakah mereka mampu mengalahkan kegelapan yang telah lama terkunci, ataukah nasib Eldhora akan terjebak dalam lingkaran tak berujung?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FILIA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 21
...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...
...•...
...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
"GRAHH!!"
"Yang Mulia apa yang harus kita lakukan?!"
"Lindungi bangsa Elvish!"
Alarion terbangun dengan keringat bercucuran, dia memegang kepalanya yang berdengung kuat. Mimpi itu benar-benar menghantuinya sejak tahun ketiganya di akademi dimulai
Mimpi tentang pasukan berkuda dan di sekelilingnya kacau dengan orang-orang yang mencoba menyelamatkan diri dari kobaran api
"Hahh, aku butuh menjernihkan pikiranku." Alarion melihat teman-temannya yang masih terlelap lalu keluar dari tenda secara perlahan
Angin-angin yang ada disana membuat Alarion tenang, tapi sedetik kemudian matanya terbelalak menyadari ada sepasang mata besar berwarna kuning yang menatapnya di dalam kegelapan
"Makhluk apa itu?" Entah dapat keberanian darimana, Alarion maju dengan perlahan tapi makhluk itu langsung terbang pergi meninggalkan angin besar
"Hutan ini memang punya hewan-hewan aneh kan?. Aku tak perlu terkejut begitu." Alarion berbalik hendak kembali ke tendanya
SRINGG
"Apa … yang terjadi?" Laki-laki itu menahan nafasnya ketika hutan itu bercahaya. Hal yang mungkin lumrah terjadi tapi pertama kali untuknya
"Haha ini mungkin terjadi setiap malam."
"Hey." Alarion menjerit tertahan dan mendapat tatapan dingin kedua masternya
"M-master."
"Apa yang kau lakukan malam-malam begini Alarion?" ucap Ronald
"A-aku hanya mencari angin. Apa kalian lihat tadi-." Alarion terdiam, hutan itu sudah kembali seperti semula. Valent dan Ronald saling tatap
"Apa kau tau jam tidur itu tidak bisa sembarangan dilanggar biar diluar akademi sekalipun?" Alarion menelan ludahnya saat terus-terusan mendapat tatapan dingin kedua masternya
"Kembali ke tendamu," kata Valent
Alarion mengangguk lesu tapi dari tadi pun dia mencoba untuk kembali ke tendanya namun seolah ada yang melarang, dan kali ini dia kembali mendengar suara siulan merdu itu
Fiuuu~ fii~ fiuuu~
"K-kalian dengar itu?"
"Kau mencoba mengalihkan perhatian kami ha?" ketus Ronald
"Bukan. Tunggu, aku benar-benar mendengarnya. Ke … utara."
Ronald berseru marah saat Alarion tiba-tiba saja berlari mengikuti suara siulan tersebut dan tak lama Valent pun menyusul
"Mereka berdua ini mau dapat hukuman ha?!" Ronald akhirnya ikut berlari ke hutan
Sementara itu disisi lain, Esther terperangah melihat cahaya yang ada di hutan itu berkumpul di satu tempat, yaitu tanah yang mereka pijak
"Lynette kau mau melakukan apa?"
"Dulunya ini adalah tempat dimana Eldhora dan bangsa lain berkumpul. Kami semua mengumpulkan sihir disini dan menganggap tempat ini keramat. Hewan-hewan ini bisa disini karena bantuan sihir leluhur yang masih tertinggal, apa kau percaya bahwa semuanya akan kembali seperti semula, Esther?"
"Tentu saj-."
"Esther!" Sang empunya nama terkejut dan menengok
"Alan?. Master?. Apa yang kalian lakukan disini?"
"Daripada itu di belakangmu!" seru Alarion melihat seekor burung raksasa dengan bulu seperti jarum kristal yang transparan
Alarion langsung merinding mengingat mata yang mengawasinya di kegelapan itu rupanya dari makhluk ini. Burung itu mengepakkan sayapnya menciptakan angin deras dan bulu-bulunya yang tajam melesat ke arah mereka
"Lynette!" Esther dengan cepat memeluk Lynette
"Aegis Vitalis!" Semuanya terkejut. Bulu tajam itu memantul dan hilang
"Teman-teman!" seru Esther girang
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanyanya. Freya dkk saling tatap
"Kami mendapat mimpi yang sama."
Alarion tersentak, apa itu mimpi yang sama dengannya?
"Mimpi apa?"
Mereka berempat sama-sama menunjuk burung besar itu. Karena mimpi yang sangat aneh mereka terbangun dan mengikuti kemana angin pergi
Alarion diam, rupanya yang yang bermimpi perang itu hanya dirinya
"Makhluk apa sebenarnya itu?" ucap Renji
"Aeroquill. Hewan berelemen angin yang tak suka pada manusia. Kurasa baru kali ini dia menampakkan dirinya, apa yang harus kita lakukan master?" kata Atlas. Kedua master itu diam
Bertahun-tahun sejak adanya Mythic Trails baru kali ini muncul makhluk yang bisa menyerang mereka. Memang kehadiran mereka berlima bisa menarik kekuatan yang tersembunyi sekalipun
"Lynette jangan gegabah!" seru Freya melihat gadis albino itu berjalan mendekati Aeroquill dengan perlahan
SRAKK
Semuanya terkejut saat bulu-bulu tajam itu lagi-lagi dilesatkan ke arah Lynette. Dan tiba-tiba saja muncul sebuah cahaya besar yang bahkan membuat makhluk itu menjerit kesakitan hingga hilang kendali dan jatuh
"E-Esther?"
"Wahh bilang dong kalau kau bisa keluarin cahaya begitu, pakai lentera membuat mataku sakit." Semuanya menatap datar
Tapi kemudian perhatian mereka teralihkan pada suara senandung yang Lynette nyanyikan sambil berjalan mendekati Aeroquill. Mereka semua sempat terpana sesaat dan langsung bersiaga saat Aeroquill dapat bangkit kembali
"Hush hush, kau tak perlu takut. Sekarang banyak manusia yang punya hati baik. Mereka yang kau lihat saat ini memiliki takdir luar biasa yang diberikan oleh para leluhur Eldhora, kau juga harus menghormati itu dan berhenti melebarkan sayapmu." Seolah terhipnotis, Aeroquill mengurungkan niatnya untuk menyerang dan akhirnya berjalan mendekati mereka
"Aeroquill, tak ku sangka masih ada yang hidup sejak seabad yang lalu." Mereka semua menatap Ronald
"Selain Obsidian, sang naga cahaya. Ada keempat makhluk yang membantu para pahlawan melawan Morrathiel seabad lalu. Elemen api, Salamander, walaupun sekarang masih ada tapi tubuh mereka seolah mengecil. Elemen air, Nymphera, kuda yang membantu para pahlawan menyeberangi laut gelap. Elemen tanah, Gravel, yang berhasil memulihkan negri ini setelah perang. Dan elemen angin yang menyerang lewat udara bersama Obsidian, Aeroquill."
Semuanya terdiam. Materi itu sama sekali tak ada dalam pelajaran mereka, karena Antonious takut semakin jauh muridnya mengetahui tentang perang seabad lalu maka semakin terancam hidup mereka
"Dan dia adalah simbol untuk bangsa Elvish," tutur Lynette
Tiba-tiba saja Aeroquill beranjak dan langkah kakinya membuat suara keras ke seisi hutan, Alarion terdiam ketika makhluk itu berhenti di depannya dan tiba-tiba membungkukkan kepalanya
Para master dan Lynette terkejut bukan main
"K-kenapa?. Itu hal yang buruk?" kata Alarion takut
"Keempat hewan elemen langka hanya akan menundukkan kepala mereka pada sang kaisar. Artinya kau-." Valent berhenti bicara
"A-apa maksudnya?. Bukannya Esther yang memiliki Empyreal Circlet?" sentak Alarion
"Mereka berlima adalah Pahlawan Terpilih yang harus melanjutkan perjalanan para pahlawan terdahulu. Tapi kau lupa kalau di dalam darahmu itu terdapat darah murni dari kaisar pertama?" Alarion tertegun
"Ah aku paham!" Semuanya menengok pada Atlas yang berwajah serius
"Kalau tidak salah waktu awal-awal masuk akademi ada pelajaran yang menjelaskan kalau kematian kelima pahlawan sebenarnya tidak diceritakan dengan jelas. Karena yang pasti mereka berhasil mengurung Morrathiel dan ceritanya berakhir disana."
"Lalu apa yang terjadi pada para pahlawan?" kata Freya. Mereka semua menatap sang master dengan tatapan penasaran
Ronald berseru tak terima saat Valent tak peduli dan menyender di pohon sehingga dirinya yang harus menjelaskan
"Apa yang terjadi pada para pahlawan?. Mereka … memutuskan untuk terus hidup hingga jaman ini, bisa dibilang … mereka bereinkarnasi."
...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...