Benih Curian

Riuh terdengar dari tamu membicarakan sang pemilik pesta. Handoko yang terkejut hanya bisa terdiam dengan kebenaran atas kecurangan yang ia dan putrinya lakukan. Acara perusahaanya sudah berakhir berantakan.

Sela masih terus mencerca varro. Beberapa polisi masuk menghampiri mereka. Sela yang terkejut segera berlari hendak melarikan diri, namun tangannya di cekal oleh alvin yang kebetulan menyadari tindakannya.

"LEPAS" sela memberontak namun cekalan tangan alvin sangat kencang. Salah satu polisi wanita disana segera menangkap sela. Sela mengalihkan pandangannya, dia melihat papanya pun sudah ditahan polisi.

"Varro lepasin aku, aku istri kamu varro" Sela memelas ke arah varro, varro langsung memalingkan wajahnya. Varro sungguh tidak peduli pada mereka.

Handoko yang sedari awal sudah menyadari kesalahannya, hanya pasrah saat dibawa oleh polisi. Dia sudah menduga akan berakhir seperti ini.

Setelah polisi pergi membawa dua orang tersebut. Varro meminta jimmy untuk membubarkan semua tamu. Kemudian dia menghampiri Tama dan Lisa.

Seluruh tamu satu persatu mulai meninggalkan tempat tersebut.

"Om, tante" Panggil Varro saat keduanya hendak keluar dari sana. Mereka menghentikan langkahnya lalu berbalik.

Varro melangkah lebih dekat dengan mereka bersamaan dengan alvin menghampiri.

"Ada apa, Varro?" Mereka bertiga menatap Varro, menunggu apa yang ingin dikatakan Varro pada mereka.

"Sebelumnya saya mau minta maaf om. Mungkin dulu om dan tante berpikir saya meninggalkan Zea demi perempuan lain. Dulu saya belum bisa apa-apa saat papa saya di tuduh menggelapkan uang, dan saya dijebak." Varro menjeda ucapannya, menghela nafas panjang. Mereka masih terdiam dengan sabar mendengarkan ucapan varro.

"Saya menyesal. Saya pengecut, saat itu saya sangat takut mereka melaporkan papa saya ke kantor polisi. Saat itu tabungan kami pun tidak cukup untuk mengganti rugi." lanjutnya.

"Varro." Tama menyela ucapan Varro.

"Seandainya saja dulu kamu menceritakan semua masalah kamu pada Zea, sudah pasti saya akan membantu kamu menyelidiki semuanya." ucapnya menatap lekat Varro yang menunduk tidak berani menatapnya.

"Saya terlalu malu om. Selain itu, saya juga tidak mau membebani Zea dengan masalah-masalah saya dan keluarga saya.

"Sekarang semuanya sudah berakhir. Tatalah kembali hidup kamu, perbaiki apa yang perlu di perbaiki." Mendengar itu, Varro mengangkat kepalanya menatap pada lawan bicaranya.

"Om... om dan tante sangat tau dari dulu saya mencintai Zea, bahkan sampai sekarang." Varro menghela nafas pelan berusaha mengusir rasa gugupnya.

"Izinkan saya kembali mengejar Zea." Pintanya

Mendengar ucapan Varro, lisa merasa kekesalannya pada Varro kembali muncul. Tama mencekal pergelangan tangannya saat lisa akan menentang ucapan Varro. Lisa melirik tajam pada suaminya.

"Maksud kamu bagaimana?" Tanya tama

"Saya sangat mencintai Zea om, tante. Saya ingin kembali pada Zea."

"Enak sekali kamu" Lisa berkata sinis menatap Varro sengit.

"Saya mohon izinkan saya, saya akan bertanggung jawab. Saya tidak akan menyakiti Zea lagi om, tante."

Tama menatap Varro lekat, mencari kebohongan disana. Dia tidak mau sampai putrinya tersakiti lagi.

"Saya tidak bisa memberikan jawaban apapun pada kamu. Saya tidak ingin terlalu mencampuri masalah percintaan putri saya, saya hanya akan memastikan kebahagiaan untuk putri saya. Semuanya tergantung Zea." jawabnya

"Jujur, sebagai orang tua Zea kami sangat kecewa sama kamu. Kalau saya bisa egois, saya tidak ingin Zea kembali pada lelaki yang sudah menyakitinya seperti kamu. Namun kembali lagi, saya tidak ingin banyak ikut campur. Silahkan saja, kalau Zea ingin kembali. Namun ingat pesan saya, jika Zea tidak mau kembali, stop jangan mengganggu putri saya lagi "

Varro memahami maksud dari perkataan Tama. Seolah mendapat lampu hijau, dadanya terasa lebih ringan. Dia sangat yakin Zea juga masih memiliki perasaan yang sama seperti dirinya.

"Terima kasih om. Om bisa pegang ucapan saya, saya janji tidak akan menyakiti Zea. Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini" ucapnya tersenyum lebar, Varro sungguh sangat bahagia.

Tama hanya mengangguk menanggapi ucapan varro. "Kalau begitu, saya pergi." ucapnya kemudian mengajak istri dan anaknya pulang.

Varro menghela nafas panjangnya, dia merasa lega masalahnya satu persatu mulai beres. Besok tinggal menyelesaikan sisanya, setelah itu dia akan menyusul Zea. Jimmy menepuk pundak Varro dari arah belakang.

Jimmy juga merasakan kelegaan yang sama. "Ayo pulang!" Ajaknya

Mereka membawa mobil masing-masing. Varro akan pulang ke apartemen miliknya, namun sebelum itu Varro melajukan mobilnya menuju rumah handoko. Varro akan mengambil barang-barangnya yang belum dia pindahkan semua, dia tidak mau sampai ada satu pun barang tertinggal di rumah itu.

.

.

.

Pagi ini, waktu masih pukul 9 pagi, Varro sudah berada di kantor polisi untuk menemui sela. Menyadari kedatangan sela bersama seorang polisi, Varro menatap sela yang sudah duduk dihadapannya.

Tak ingin terlalu banyak basa basi, Varro langsung menyodorkan map ke hadapan sela. Sela mengernyit heran menatap varro.

"Buka dan cepat tanda tangan!" Ucapan Varro terdengar begitu dingin. Mendengar itu Sela segera membuka map tersebut.

"Gugatan perceraian?" gumam sela menatap Varro tajam.

"Apa maksudnya Varro? Kamu mau menceraikan aku?" Sentak sela.

"Saya, Kenzo Alvarro menceraikan Sela Anatasya, mulai saat ini kamu bukan lagi istri saya." Varro mengikrarkan talaknya di hadapan sela.

Varro tersenyum sinis "Jangan semakin mempersulit posisimu sela. Jika tidak ingin semakin lama mendekam di penjara, cepat tanda tangani surat itu!"

"Brengsek kamu Varro" menatap bengis, sela mengepalkan tangannya dengan emosi yang membuncah. Dengan sangat terpaksa sela menandatangani surat gugatan perceraian tersebut.

Varro segera mengambil map tersebut dari hadapan sela, tanpa berkata apapun lagi Varro pergi dari sana.

Di luar, jimmy dengan setia menunggu sahabatnya keluar dari dalam sana. "Gimana?" tanya jimmy saat Varro sudah ada di hadapannya.

Varro memberikan map yang dia pegang pada Jimmy "Urus kelanjutannya. Besok aku akan menyusul Zea." Ucapnya. Varro sudah mempercayakan urusan perceraiannya pada jimmy dan pengacaranya.

Hari ini Varro datang ke perusahaannya sendiri. Kali ini dia tidak menutup identitas dirinya, tidak menggunakan masker serta kacamata seperti biasanya. Varro mulai menunjukan siapa dia sebenarnya.

Bisik-bisik mulai terdengar dari karyawannya saat Varro memasuki lobi perusahaan.

"Bukankah itu tuan Alvarro?"

"Lihatlah, itu dony sekertaris tuan kenzo. kenapa dia bersama tuan alvarro?"

Mereka menuju ruang rapat, hari ini Varro mengumpulkan seluruh kepala divisi. Dia hanya ingin mengumumkan bahwa dia adalah pemilik KA Group.

Semua orang di dalam sana terlihat bingung saat melihat kedatangan Varro bersama Jimmy dan Dony sekretaris CEO perusaan itu.

"Selamat siang" Dony memulai pembicaraan.

"Siang ini saya mengumpulkan kalian semua disini untuk mengumumkan kepada semuanya bahwa, beliau adalah CEO di perusahaan ini."

"Saya Kenzo Alvarro, saya tidak akan menjelaskan apapun disini, saya hanya ingin memberitahukan itu saja." Ucapnya singkat.

"Silahkan kalian bisa kembali bekerja." Ucap dony, kemudian mereka meninggalkan ruangan tersebut.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...