NovelToon NovelToon
The Master Of The System

The Master Of The System

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:136.9k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Kyra terlahir sempurna meski dia tidak memiliki kehidupan yang sempurna.

Tumbuh menjadi gadis biasa membuatnya jauh bertalenta dari saudari-saudari tirinya yang penuh prestasi.

Kyra tumbuh sebagai gadis pemalu, pendiam serta lugu, tidak modis bahkan tidak mempunyai prestasi apa-apa.

Namun suatu hari takdir berkata lain dan mengubahnya menjdi berbeda, Kyra yang polos dan lugu berubah tiba-tiba menjadi gadis dewasa yang sempurna berkat adanya sebuah sistem misterius yang diperolehnya secara tak terduga.

Mampukah Kyra mencapai tujuan hidupnya oleh bantuan sistem misterius yang dia dapatkan itu ?

Mari kita saksikan setiap episodenya ya 🤝

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Genderang Perang Ditabuh

Ayah Ikram pulang ke rumahnya, tanpa kehadiran ibu tiri bersamanya.

Dengan langkah tergesa-gesa, dia berjalan masuk ke dalam rumahnya yang luas, tidak terlihat siapa-siapa yang menyambut kedatangannya.

Ayah Ikram menoleh ke arah ruangan tamunya, hanya ada kursi tamu serta meja yang kosong, tak seorangpun terlihat disana, dia memutuskan untuk menemui Eijaz di kamarnya, meski dia tahu tindakannya itu salah untuknya, tapi dia telah menjalin hubungan lama semenjak dia menikah dengan ibu tiri.

"Eijaz...", panggilnya dari arah luar pintu kamar tidur Eijaz.

Ayah Ikram mendorong pelan pintu di depannya yang tidak terkunci.

"Eijaz...", panggilnya sembari melangkah masuk.

Tidak terlihat keberadaan Eijaz di dalam kamar itu, hanya ada hidangan makanan yang tersaji di atas meja.

Ayah Ikram mengedarkan pandangannya ke arah sekitar ruangan kamar Eijaz, aroma wangi pengharum ruangan tercium semerbak di dalam ruangan kamar.

"Eijaz...", panggil ayah Ikram.

Terdengar suara erangan dari arah ranjang tidur milik Eijaz yang tertutup oleh selimut.

"Eijaz !" panggil ayah Ikram sembari terus mendekat ke sisi ranjang tidur milik Eijaz.

Suara desahan semakin terdengar keras dari arah ranjang tidur, ayah Ikram yang penasaran segera menyingkapkan selimut dari atas tempat tidur.

Namun tidak terlihat siapa-siapa disana, hanya ada bantal dan guling di atas tempat tidur Eijaz.

"Eijaz !!!" teriaknya sembari mencari asal suara erangan itu.

Ayah Ikram berjalan cepat ke arah balik penyekat ruangan, tapi dia tidak menemukan siapa-siapa disana.

"Eijaz ?!" panggilnya penasaran.

Ayah Ikram memandang ke arah ruangan kamar tidur Eijaz yang temaram.

Tiba-tiba Eijaz muncul dari balik tirai di ruangan itu, dia tersenyum manis seraya berjalan menghampiri ayah Ikram.

"Tuan Ikram, lama sekali datangnya, aku sudah sedari tadi menunggumu pulang ke rumah", kata Eijaz dengan suara merayu.

"Kau darimana saja, kenapa aku tidak melihatmu di kamar ini ?" tanya ayah Ikram.

"Saya dari tadi di kamar ini, mungkin tuan sedang berhalusinasi, sejak dari tadi saya disini", sahut Eijaz.

"Tapi aku tidak melihatmu diruangan ini, mana mungkin penglihatanku keliru, Eijaz", kata ayah Ikram.

Ayah Ikram semakin kebingungan dengan ucapan Eijaz yang mengatakan bahwa dirinya sedang berhalusinasi.

"Jangan dipikirkan lagi dengan ucapanku barusan, sebaiknya tuan segera menyantap hidangan di atas meja !" kata Eijaz merajuk manja.

Tampak tetesan keringat membasahi tubuh Eijaz padahal diaa tidak melakukan pekerjaan saat ini.

"Aku telah memasakkan tuan begitu banyak makanan lezat, dan aku yakin tuan akan menyukainya", kata Eijaz.

Eijaz menarik pelan tangan ayah Ikram lalu mengajaknya menghampiri meja yang penuh oleh hidangan makanan lezat.

"Kemarilah, tuanku ! Aku akan melayanimu dengan suapan makanan, pasti kau akan ketagihan saat menikmati hidangan itu !" sambung Eijaz.

"Bagaimana dengan luka yang ada di badanmu itu, luka akibat pukulan istriku ?" tanya ayah Ikram yang terlihat linglung.

"Aku sudah membeli obat untuk kesembuhan luka-lukaku ini, tapi ada obat salep yang harus dioleskan pada luka di tubuhku ini, tuan", sahut Eijaz seraya mempersilahkan pada ayah Ikram, untuk duduk.

"Kau tadi bilang bahwa kau ingin aku merawat luka-lukamu itu, biarkan aku mengolesi salep obat itu", kata ayah Ikram.

Eijaz tersenyum tipis sembari menyerahkan salep obat kepada ayah Ikram.

"Tolong kau oleskan salep itu, tuanku !" pinta Eijaz seraya memperlihatkan bagian tubuhnya yang terluka.

Tanpa basa-basi lama, ayah Ikram segera mengoleskan obat salep itu pada luka ditubuh Eijaz.

"Terimakasih", ucap Eijaz lalu duduk di samping ayah Ikram.

Eijaz segera menyuguhkan hidangan makanan lezat untuk ayah Ikram dan pria itu tanpa ragu-ragu langsung melahap hidangan itu.

Sedetik kemudian, ayah Ikram jatuh pingsan di atas meja.

Eijaz tersenyum tipis lalu menarik tangannya dari ayah Ikram.

"Apa dia sudah tak sadarkan diri ?" terdengar suara laki-laki keluar dari balik tirai.

Eijaz memalingkan muka ke arah suara itu lalu tersenyum senang.

"Sudah, dia bahkan tidak sadarkan diri setelah memakan obat tidur yang ada di dalam makanannya", kata Eijaz.

"Dasar pria tua brengsek !" maki laki-laki itu sembari menatap marah kepada ayah Ikram yang jatuh pingsan.

"Sudahlah, sayangku ! Biarkan saja dia, yang terpenting sebentar lagi aku akan menguasai kekayaannya !" sahut Eijaz.

"Sampai kapan ?" tanya laki-laki asing itu.

"Bersabarlah, sayangku..., kita hanya menunggu waktu saja, untuk mendapatkan seluruh kekayaan Ikram, kita masih harus menyingkirkan nyonya besar beserta ketiga putrinya dari rumah ini", sahut Eijaz.

"Aku sudah bosan terlalu lama menunggu dia mengusir mereka bahkan aku muak padanya, kenapa dia tidak cepat mati saja" kata laki-laki gondrong itu.

Eijaz menghampiri laki-laki itu seraya memeluknya mesra.

"Jangan mudah terbawa emosi sesaat, akan membuatmu tidak sehat, kita tinggal menunggu saja sampai semua orang disini pergi", kata Eijaz merayu.

"Tapi sampai kapan kita harus menunggu itu semua terjadi, Eijaz ??? Dan aku sangat bosan kalau harus menunggu lama semua itu !" sahut laki-laki asing terlihat kesal.

Eijaz yang berada dipelukan laki-laki asing itu hanya tertawa renyah sembari mendongakkan kepalanya ke arah kekasihnya itu.

"Sabarlah, sayangku !" kata Eijaz.

"Entahlah, Eijaz, aku sendiri tidak tahu, apakah aku sanggup bersabar untuk itu'', sahut laki-laki asing itu.

"Tidak lama lagi, pria tua bodoh ini akan segera mati karena dia sakit-sakitan", kata Eijaz.

"Tapi dia terus mengonsumsi obat agar tubuhnya terjaga kesehatannya, Eijaz", sahut laki-laki asing itu.

"Percayalah padaku, sayangku !" kata Eijaz. "Aku telah membubuhkan racun ke dalam makanannya tiap pria brengsek ini makan, dan perlahan-lahan dia pasti tidak akan bertahan lama", sambungnya.

"Racun ?!" tanya laki-laki itu terperangah kaget.

Eijaz mengangguk cepat seraya menjawab.

"Ya, benar, racun !" sahutnya.

"Oh, iya ?!" kata laki-laki itu hampir tak percaya dengan apa yang dia dengar dari Eijaz.

Laki-laki itu menatap lama ke arah Eijaz lalu tertawa senang.

"Kau sungguh kekasihku yang pintar, Eijaz ! Dan kau layak mendapatkan cintaku malam ini !" ucapnya seraya membelai mesra wajah Eijaz.

"Bukankah tadi sudah, aku sudah mendapatkan cinta darimu, sayangku", kata Eijaz manja.

"Tapi jatah malam hari masih belum, dan aku akan bersenang hati, jika bisa melayanimu, Eijaz sayang", sahut laki-laki asing itu seraya terus tertawa.

"Ahk, kau bisa saja, sayangku !" sahut Eijaz sembari memukul pelan dada kekasihnya itu dengan teramat manjanya.

Eijaz tertawa pelan dengan sikap centilnya yang manja sedangkan laki-laki asing yang tidak diketahui asal-usulnya itu hanya tersenyum sembari mengeratkan dekapannya.

Ruangan kamar yang hanya diterangi oleh cahaya lampu temaram semakin membuat suasana di kamar itu terasa panas bahkan sangat suram.

Malam semakin larut, sedangkan Eijaz sangat menikmati kebersamaannya dengan kekasih gelapnya itu, tanpa memperdulikan kehadiran ayah Ikram yang jatuh pingsan di dalam ruangan kamar itu.

Dua hari telah berlalu cepat.

Ibu tiri sudah membawa pulang Tabana dan Ifaya dari klinik.

Keadaan Ifaya sudah membaik dan sembuh, tapi tidak dengan kondisi Tabana yang masih terbaring membujur kaku di atas ranjang tidurnya.

Ibu tiri sengaja membawa pulang Tabana setelah dua hari dirawat di klinik sesuai anjuran dokter.

Namun ibu tiri memutuskan membawa dua putrinya pulang dan dia berinisiatif memanggil seorang tenaga alternatif semacam tabib, untuk datang ke rumah.

"Bagaimana kondisi Tabana ?" tanya ibu tiri berharap-harap cemas.

"Dia agak baikan meski penyakitnya itu masih sulit disembuhkan total, tapi kita telah mencobanya supaya Tabana segera pulih sediakala, nyonya besar", sahut tabib.

"Bukankah kau telah mengupayakan kesembuhan bagi Tabana dengan memberinya berbagai macam obat mujarab", kata ibu tiri.

"Masalahnya putri anda terkena penyakit dari karma yang pernah dia lakukan sebelum Tabana memperoleh penyakit langka ini", sahut tabib.

Pandangan tabib terlihat sangat serius ketika dia menatap kepada ibu tiri.

"Penyakit karma ?!" tanya ibu tiri tersentak kaget lalu memandang dingin ke arah tabib.

"Benar sekali, Tabana mendapatkan penyakit langka akibat perbuatannya yang salah pada seseorang sehingga dia seperti ini", sahut tabib.

"Lantas apa solusinya agar Tabana sembuh ?" tanya ibu tiri.

"Tabana harus meminta maaf kepada orang tersebut, dengan begitu maka penyakit karma ini dapat dihilangkan, nyonya'', sahut tabib.

"Kau serius mengatakannya ? Tidakkah ada cara lainnya yang bisa Tabana lakukan selain meminta maaf ?" tanya ibu tiri.

Tabib menggeleng pelan, pandangannya agak sedih.

"Tidak ada cara lainnya, sepertinya hanya itulah satu-satunya cara terbaik agar Tabana dapat disembuhkan cepat, nyonya", sahut tabib.

Ibu tiri terdiam sesaat lalu berkata dalam hatinya.

"Mana mungkin aku membiarkan putri kesayanganku tunduk pada Kyra, apalagi menyuruh Tabana meminta maaf pada gadis tidak tahu malu itu, kurasa itu tidaklah mungkin dan tidak akan pernah terjadi bagi Tabana..."

Ibu tiri menarik nafas dalam-dalam lalu berkata lagi di dalam hatinya.

"Aku tidaka akan mungkin menyuruh Tabana meminta maaf ataupun bersujud kepada Kyra, gadis sialan yang tak tahu membalas budi itu !"

1
Shuhairi Nafsir
Tahniah Thor. cerita genre seperti ini yang Saya minati.
Reny Rizky Aryati, SE.: terimaksih telah membaca karya saya, pak Shuhairi, semoga senang mengikuti setiap bab cerita di novel ini, pak Shuhairi 🙏
total 1 replies
LoL öz
gak nyangka bab novelnya udah sepanjang ini, gua baru datang nih, thor
selamat akhirnya bisa juga, nih thor...
semangat ya... 👍💪
Reny Rizky Aryati, SE.: okey ,,,, 👍👍👍
total 1 replies
Reny Rizky Aryati, SE.
terimakasih telah mampir kemari
Reny Rizky Aryati, SE.: 🍩🍩🍩🍩🍩
total 1 replies
Lippe
Kyra terlalu naif
Reny Rizky Aryati, SE.: terimakasih telah mampir kemari
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂
total 2 replies
kura kura ninja
karya baru nih thor 🐯
Reny Rizky Aryati, SE.: yup, buat lomba 🤭
total 1 replies
LoL öz
kalau ada permainan ular tangga kayak gini seru juga kali yak 🐛
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂
Reny Rizky Aryati, SE.: serem...
total 2 replies
LoL öz
cool Thor 👍 the best /Ok/
Reny Rizky Aryati, SE.: thanks you 🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!