NovelToon NovelToon
The Master Of The System

The Master Of The System

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Kyra terlahir sempurna meski dia tidak memiliki kehidupan yang sempurna.

Tumbuh menjadi gadis biasa membuatnya jauh bertalenta dari saudari-saudari tirinya yang penuh prestasi.

Kyra tumbuh sebagai gadis pemalu, pendiam serta lugu, tidak modis bahkan tidak mempunyai prestasi apa-apa.

Namun suatu hari takdir berkata lain dan mengubahnya menjdi berbeda, Kyra yang polos dan lugu berubah tiba-tiba menjadi gadis dewasa yang sempurna berkat adanya sebuah sistem misterius yang diperolehnya secara tak terduga.

Mampukah Kyra mencapai tujuan hidupnya oleh bantuan sistem misterius yang dia dapatkan itu ?

Mari kita saksikan setiap episodenya ya 🤝

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Duri Tersembuyi

Kediaman keluarga Ikram...

Ayah Ikram menarik Eijaz agar dia beranjak bangun, dijauhkannya pelayan itu dari jangkauan istrinya.

Ibu tiri tidak terima karena suaminya lebih memilih membela Eijaz, pelayan di rumah ini, dia bergerak menyerang kembali, dan hendak menarik rambut Eijaz.

"Sialan kau ! Kurang ajar !!!" teriakan ibu tiri kembali terdengar kencang

"Hentikan kataku !!!" bentak ayah Ikram sembari mendorong keras tubuh ibu tiri hingga terjengkang jatuh ke meja di dekatnya.

Ibu tiri tersentak kaget, tak percaya akan mendapatkan perlakuan buruk dari suami tercintanya.

"Ka-kau ?!" kata ibu tiri marah.

"Apa !" sahut ayah Ikram dengan melotot marah.

"Kenapa kau justru membela dia ??? Hah ??? Dia hanya pelayan rendahan di rumah kita ini, kau malah membela sampah ini, suamiku !!!" teriak ibu tiri murka.

Ayah Ikram memandang ke arah ibu tiri dengan tatapan dingin.

"Kau sama sekali tidak berubah, bahkan kelakuanmu semakin menjadi-jadi tak karuan", kata ayah Ikram mengeluh dengan kelakuan istrinya itu.

"Apa ?!" sahut ibu tiri semakin kebingungan.

Ayah Ikram memandang ke arah ibu tiri sembari menaikkan ujung dagunya, sedangkan sorot matanya berubah dingin.

"Kau sadar telah membuat seisi rumah ini berubah menjadi panas dengan kelakuan burukmu itu, menjdi kacau balau hingga tiada ketenangan lagi disini ?! Cobalah bersikaplah sepantasnya sebagai seorang wanita terhormat", hardik ayah Ikram.

"Apa katamu ?!" kata ibu tiri terpana.

"Ya... !"

Ayah Ikram menyahut singkat seraya menghela nafas pelan.

"Perbaiki dirimu, sebelum menghujat orang lain, lihatlah penampilanmu dulu dan mengacalah di cermin !" bentak ayah Ikram.

Ibu tiri terheran-heran dengan ucapan dari ayah Ikram, bahkan sikap suaminya itu berubah aneh, diperhatikannya penampilan dirinya saat ini dan ibu tiri terlihat kebingungan.

"Jangan ganggu, Eijaz !" kata ayah Ikram meninggi.

"Apa ?!" sahut ibu tiri sembari menaikkan alisnya.

"Ya !"

Ayah Ikram menjawab kesal.

"Ta-tapi Tabana dan Ifaya sedang sakit sekarang ini, tidakkah kau ingin menjenguk mereka, aku tidak ingin terjadi hal buruk pada mereka", sahut ibu tiri.

"Bawa saja dua putrimu ke rumah sakit terdekat, dan segeralah obati mereka secepatnya, karena aku tidak ingin keadaan rumahku tak karuan dengan adanya orang sakit !" kata ayah Ikram.

"Tapi mereka juga putrimu, kau sangat membanggakan Tabana, bagaimana jika pihak televisi akan menendangnya dari sana kalau tahu kondisi Tabana saat ini", sahut ibu tiri.

"Bukan urusanku !" kata ayah Ikram.

"Bukan urusanmu ???" sahut ibu tiri tertegun.

Ibu tiri membuang muka lalu menggeleng pelan seraya tersenyum sinis.

"Kau seharusnya tahu bahwa kita telah terikat kontrak kerja dengan pihak stasiun televisi, jika mereka menuntut ganti rugi atas kondisi Tabana yang sakit parah, apa yang akan kau lakukan ???" sambung ibu tiri melotot marah.

"Apa ?!" kata ayah Ikram ganti terkejut.

"Yah, bukankah kau juga telah menikmati hasil uang dari siaran televisi milik Tabana, jika mereka mengerti kondisi Tabana maka mereka tidak akan segan-segan menuntutmu juga", sahut ibu tiri kesal.

Ibu tiri tersenyum sinis seraya menatap dingin ke arah ayah Ikram.

"Dan tuntutan mereka tidak akan main-main, dengan sejumlah uang ganti rugi yang tidak sedikit jumlahnya", kata ibu tiri.

"A-apa ?!" sahut ayah Ikram tersentak kaget.

Terus terang ayah Ikram juga menikmati hasil tayangan televisi yang dilakukan oleh Tabana sebagai pengisi acara dalam program siaran tayangan televisi, bertema mengundang tamu-tamu spesial, yang diberi judul siarannya dengan nama acara program SKETSA.

Ayah Ikram lalu berpikir serius dengan ucapan ibu tiri seraya bergumam di dalam hatinya.

"Payah ! Ini benar-benar gawat ! Jika pihak televisi menuntut ganti rugi atas masalah yang dialami oleh Tabana maka aku akan dituntut membayar sejumlah uang kepada pihak televisi, sedangkan uang dari mereka sebagian besarnya telah habis aku pakai ?!"

Ayah Ikram melirik diam-diam ke arah ibu tiri yang berdiri menatapnya marah sambil berkacak pinggang.

"Jika aku membayar uang ganti rugi dari uang pemberian Kyra maka aku akan kehabisan uang, hanya untuk membayar hal yang bukan menjadi tanggunganku, sebaiknya aku mengalah saja"

Ayah Ikram menarik nafas dalam-dalam lalu menghela pelan.

"Ba-baiklah..., kita bawa Tabana dan Ifaya ke dokter untuk diperiksa sekarang, kau suruh orang bersiap-siap, mengantarkan kita pergi", kata ayah Ikram.

"Kau akan mengantar mereka dan ikut bersama kami ?" tanya ibu tiri tertegun.

"Yah, aku akan ikut dengan kalian ke dokter", sahut ayah Ikram sambil mengangguk cepat.

Seulas senyuman menghiasi sudut bibir ibu tiri, dia segera berjalan keluar dari kamarnya, dan diikuti oleh dua pelayan lainnya.

Ayah Ikram segera menghampiri Eijaz yang berdiri di sudut ruangan dengan tubuh gemetaran.

"Eijaz, pergilah ke kamarmu dulu, nanti aku akan menjengukmu kesana setelah aku usai mengantarkan mereka bertiga ke dokter", kata ayah Ikram.

Eijaz yang tampak murung hanya bisa menganggukkan kepalanya lemah.

"Ini ada uang untukmu, pergunakan buat membeli obat serta beberapa gaun baru lalu berhiaslah secantik mungkin karena malam ini aku akan berkunjung ke kamarmu", kata ayah Ikram.

Ayah Ikram mencolek mesra pipi Eijaz yang merona merah seraya tersenyum simpul, sedangkan Eijaz tersipu malu-malu ketika majikannya menggoda dirinya.

"Apa tuan akan bermalam di kamarku ?" tanya Eijaz merajuk manja.

"Tentu saja, mana mungkin aku melewatkan kesempatan menyenangkan ini darimu, bukankah kau selalu menghiburku selama ini, Eijaz", sahut ayah Ikram.

"Ah, tuan, bisa saja merayu saya, baiklah, aku akan merias diriku secantik mungkin agar kau senang melihatku, tuan Ikram", kata Eijaz.

"Itu baru Eijaz kesayanganku !" bisik ayah Ikram sembari mengedipkan salah satu matanya kepada Eijaz.

"Jangan lama-lama perginya, karena Eijaz ini sudah lama merindukan kehadiran tuan", rayu Eijaz.

"Ya, ya, ya, aku akan datang nanti malam setelah pulang dari dokter, tunggulah di kamarmu dan siapkan juga camilan ringan untukku", sahut ayah Ikram.

Ayah Ikram membelai-belai lengan Eijaz yang terbuka tak sengaja lalu mendekatkan wajahnya ke wajah pelayan manis itu kemudian tertawa ceria.

"Baiklah, baiklah, tuanku ! Aku akan mematuhi semua perintahmu dan menuruti permintaanmu, tuanku !" kata Eijaz.

Eijaz merebahkan kepalanya ke bahu ayah Ikram sembari tertawa manja.

"Baru itu wanitaku yang pintar", sahut ayah Ikram.

Ayah Ikram mendekap erat tubuh Eijaz sembari tertawa senang.

"Sekarang pergilah ke kamarmu kembali ! Dan rawatlah luka-lukamu itu !" perintah ayah Ikram.

"Tapi, tuanku..., aku ingin tuan yang menaruh obat pada lukaku ini, mana mungkin aku bisa melakukannya tanpa bantuan tuan", kata Eijaz genit.

"Kau ingin aku merawat lukamu, baiklah, aku akan menaruh obat luka itu di luka-lukamu, tapi belilah dulu obatnya agar aku bisa mengobati lukamu", sahut ayah Ikram.

"Benarkah itu ?" tanya Eijaz merajuk.

"Ya, untuk apa aku membohongimu, lakukan dulu permintaanku dan belilah obatnya, setelah aku pulang dari dokter, aku akan segera ke kamarmu nanti malam", sahut ayah Ikram.

"Baiklah...", kata Eijaz dengan suara manjanya.

Ayah Ikram berpamitan pergi kepada Eijaz, dia menyusul ibu tiri, untuk mengantarkan Tabana dan Ifaya ke dokter hari ini.

Terlihat Eijaz tersenyum simpul dengan tatapan puas.

"Rasakan kau nyonya besar, suamimu menjadi milikku sepenuhnya malam ini, siapa suruh kau berani berbuat jahat padaku", kata Eijaz.

Eijaz menarik asal ujung kepang rambutnya ke arah depan, rambutnya yang kusut masai akibat serangan dari ibu tiri membuat pelayan berwajah manis itu kesal setengah mati.

"Dasar wanita tua tidak tahu diuntung !" kata Eijaz sembari menyisir rambutnya dengan sisir emas milik ibu tiri.

Eijaz duduk di atas kursi milik majikannya, terlihat santai dengan kejadian yang baru saja dihadapinya.

"Sebentar lagi rumah ini akan menjadi milikku dan aku akan berkuasa sepenuhnya disini, aku pastikan kau akan segera ditendang dari rumah ini, nyonya besar", kata Eijaz dengan mimik wajah dingin.

Eijaz meraih buah anggur dari atas nampan kaca di atas meja saat dia duduk.

"Aku pastikan kau tidak akan bertahan lama dirumah ini, nyonya besar yang sombong", lanjut Eijaz lalu memakan buah anggur yang ada ditangannya.

Eijaz tertawa senang kemudian dia berlalu pergi dari ruangan kamar tidur milik ibu tiri, dan kembali ke kamarnya dengan langkah riang.

Tampak ibu tiri membawa Tabana dan Ifaya pergi dari rumah dengan mengendarai mobil, sedangkan ayah Ikram menaiki mobil lainnya karena agak menyulitkan bagi mereka jika satu mobil bersama-sama, dengan kondisi Tabana yang harus dibaringkan itu, maka akan tidak mudah bagi ibu tiri maupun ayah Ikram memakai satu mobil saja.

Mobil bergerak pergi dari area rumah keluarga Ikram.

Dua mobil melaju beriringan ketika menuju ke arah jalan utama yang ada di depan sana, suasana berubah genting tanpa tahu akan nasib dari Tabana nantinya, apakah dia dapat disembuhkan ataukah tetap dalam kondisi terbujur kaku, tak berdaya seperti itu, layaknya hidup tak segan, matipun tak segan.

1
Shuhairi Nafsir
Tahniah Thor. cerita genre seperti ini yang Saya minati.
Reny Rizky Aryati, SE.: terimaksih telah membaca karya saya, pak Shuhairi, semoga senang mengikuti setiap bab cerita di novel ini, pak Shuhairi 🙏
total 1 replies
LoL öz
gak nyangka bab novelnya udah sepanjang ini, gua baru datang nih, thor
selamat akhirnya bisa juga, nih thor...
semangat ya... 👍💪
Reny Rizky Aryati, SE.: okey ,,,, 👍👍👍
total 1 replies
Reny Rizky Aryati, SE.
terimakasih telah mampir kemari
Reny Rizky Aryati, SE.: 🍩🍩🍩🍩🍩
total 1 replies
Lippe
Kyra terlalu naif
Reny Rizky Aryati, SE.: terimakasih telah mampir kemari
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂
total 2 replies
kura kura ninja
karya baru nih thor 🐯
Reny Rizky Aryati, SE.: yup, buat lomba 🤭
total 1 replies
LoL öz
kalau ada permainan ular tangga kayak gini seru juga kali yak 🐛
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂🎂
Reny Rizky Aryati, SE.: serem...
total 2 replies
LoL öz
cool Thor 👍 the best /Ok/
Reny Rizky Aryati, SE.: thanks you 🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!