NovelToon NovelToon
Dia Anakku, Bukan Adikku

Dia Anakku, Bukan Adikku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / patahhati
Popularitas:84.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: SHy

Menjadi bahan taruhan untuk dijadikan mainan oleh pria terpopuler di kampusnya membuat Naina terperangkap dalam cinta palsu yang ditawarkan oleh Daniel.

Rasa cinta yang semakin berkembang di hatinya setiap harinya membuat Naina semakin terbuai akan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan hingga Naina dengan suka rela memberikan kehormatannya pada pria itu.

Nasib buruk pun datang kepada Naina setelah ia mengetahui niat buruk pria itu menjadikannya kekasihnya hanya untuk barang taruhan semata. Karena setelah itu Naina pun dinyatakan hamil. Dan untuk menutupi aib anaknya, orang tua Naina pun beralih untuk megalihkan fakta jika anak Naina adalah anak mereka dan adik dari Naina.

Ikuti cerita lengkapnya di sini, yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Untuk tiga tahun kedepan

Hari berikutnya, dua buah koper dengan ukuran cukup besar ditarik oleh Ayah dan Amara menuju teras rumah mereka. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan ucapan Ibu dan ayah tadi malam pada Naina dan Naina pun akhirnya menyetujuinya. Akhirnya malam ini Ibu, Ayah, Amara dan Naina akan berangkat menuju kota kecil tempat tumbuh dan berkembangnya Ayah Naina.

Naina menatap nanar rumah yang menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya ia selama duapuluh satu tahun terakhir ini. Kedua bola matanya nampak mengembun saat membayangkan entah kapan lagi ia akan kembali ke rumahnya itu. Tiga tahun dari kesepakatan ia, ibu dan ayahnya putuskan untuk tinggal sementara di tanah kelahiran ayahnya bukanlah sebuah keputusan yang mudah untuk Naina ambil. Namun mengingat hanya itulah cara yang dapat menyembunyikan aib dari kesalahan besar yang ia perbuat membuat Naina mau tidak mau menerimanya.

Di dalam kesunyian malam, mobil yang dikendarai ayah terus melaju melewati jalan demi jalan yang akan menuntun mereka untuk sampai di kampung halaman ayah Naina. Selama dalam perjalanan, Naina hanya diam. Merenungi setiap perjalanan hidupnya sampai ia merasakan mengandung bayi dari pria yang menoreh luka di hatinya.

Dua belas jam berlalu, akhirnya mereka pun telah sampai di rumah sederhana yang dulunya menjadi tempat tinggal ayah dan ibu Naina sebelum memutuskan untuk pindah ke kota saat ibu sedang mengandung Naina.

"Rumahnya masih nampak terawat ya, Bu." Ucap Naina memperhatikan halaman rumah yang bersih dan keadaan dalam rumah yang masih tertata rapi dan tidak berdebu.

"Iya. Satu minggu sekali adik ayah kamu pasti datang ke rumah ini untuk sekedar membersihkan halaman dan dalam rumah." Terang Ibu.

"Oh... Bibi Ajeng ya, Bu?" Tanya Naina yang diangguki oleh Ibu.

"Ayo duduk dulu, Nai. Kau pasti sangat lelah selama dalam perjalanan tadi." Tutur Ibu.

Naina pun menurutinya.

"Apa Bibi Ajeng sudah tahu tentang keadaan Nai saat ini, Bu?" Tanya Naina dengan wajah sendu.

"Sudah... Ibu dan Ayah sudah mengabarinya tadi pagi. Namun tidak perlu dipikirkan. Bibi Ajeng orang baik. Dia justru menitip salam padamu dan juga memberi pesan agar Naina bisa sabar menghadapi ujian yang sedang Nai alami saat ini." Tutur Ibu.

"Maafkan Naina ya, Bu..." Naina menatap nanar Ibunya. "Ibu pasti sangat malu dengan keadaan Nai saat ini." Lirihnya kemudian

Ibu pun tersenyum sambil mengelus lembut rambut putrinya. "Jangan terus bersedih seperti itu. Nanti cucu ibu juga ikut bersedih di dalam sana." Ucap Ibu sambil mengelus perut putrinya.

Naina tersenyum. Lalu menimpali tangan ibunya dengan tangannya.

*

"Perut Ibu terlihat seperti orang yang sedang hamil beneran ya, Bu." Seru Amara saat melihat Ibunya keluar dari dalam kamar dengan menggunakan perut palsu hamilnya.

Ibu tertawa. "Ibu jadi ingat waktu mengandung kamu dulu kalau seperti ini." Timpal Ibu mengelus perut palsunya.

Ayah yang mendengarkannya ikut tertawa. "Apa sebaiknya ibu benar-benar dibuat hamil saja. Biar Naina dan Amara memiliki adik lagi." Seloroh Ayah yang dengan cepat mendapatkan timpukan di bahunya oleh Ibu.

"Jangan aneh-aneh deh, Yah. Udah mau punya cucu juga. Masa kita punya anak lagi." Balas Ibu sambil tertawa geli.

Naina yang baru keluar dari dalam kamarnya tersenyum haru melihat betapa kuatnya perjuangan Ibu dan Ayahnya untuk menutupi aibnya. Tanpa terasa satu tetes air mata pun jatuh di pipi mulusnya.

"Nai... Kenapa kau menangis, nak?" Ucap ayah merasa khawatir saat melihat air mata yang mulai membasahi pipi putrinya.

***

Nanti malam lanjut lagi, ya kalo komennya banyak hehe😊

Untuk mendukung karya author yang baru. Mohon berikan dukungan dengan cara...

Like

Komen

Votenya

Agar author semakin semangat melanjutkan ceritanya. Terimakasih😊😊

1
Eny Frihdihastuti
bodo amat ama realita.
tes DNA cepat tidaknya di tangan author 😂🤣
Resti Septria
Luar biasa
Resti Septria
aggaaaa aja
Ro sejahtera Jr
naina sama aga aj Thor,, kasihan aga nya uda menerima dengan sabar Tapi akhirnya tidak bersama
Ulfa Birrya
tenang masih ada.amara
Fhita Iftha
Aga mengalah demi kebahagiaan 😘Naina Danil dan Zeline
Fhita Iftha
zeline aku padamu
Fhita Iftha
kenpa naina tdak jujur sma Aga
Fhita Iftha
maunya Danil kasihan Danil semoga Zeline buat ppa dan mma balikan ya
Fhita Iftha
smeoga Nanina dan Danil kembali
Fhita Iftha
Aga ada urusan apa cemburu ya🤣🤣🤣
Fhita Iftha
Syukurlah harusnya Aga mengalah biar Danil dan Naina
Fhita Iftha
Zeline biar Mamamu tu sadar
Fhita Iftha
Aga Amara
Fhita Iftha
kalau aga mau Naina. berati aga egois aga tidak pikirkan kebahagiaan Danil dan Zeline
Fhita Iftha
Queen terlalu lebai terlalu obsesi
Fhita Iftha
Naina kembali pada Danil kamu juga masih cinta Danil
Fhita Iftha
itu obsesi bukan cinta Selama 4thn Danil tdk cinta dengan mu kamu tidak bhagia bersama Danil cari yg bisa membuat mu bahagia
Fhita Iftha
semoga Danil dan Nai bersatu
Arie
bagus....suka pokoknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!