Menikah tanpa cinta, tidak pernah ada dalam agenda ku. Tapi aku kalah dengan kekuasaan Omah, sehingga terpaksa menikahi Aisyah, gadis bercadar pilihan nya.
Amira kekasih hati ku, tidak bisa terima itu. Ia melakukan percobaan Bu Nuh diri namun bisa diselamatkan.
Aku tidak ingin kehilangan Amira, sehingga ku putuskan untuk menikahi nya bersamaan dengan malam inai di rumah ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HARI YANG APES
Ketika aku tiba di rumah Amira, suasananya gelap gulita. Seperti tidak ada penghuninya.
Karena aku tidak memegang kunci rumah Amira, terpaksa aku telfon dia. Apa Amira ketiduran sampai lupa hidupin lampu ?
Dua kali, sampai tiga kali di telfon, Amira tidak angkat juga. Kemana dia? Jangan-jangan dia benar-benar lagi tidur. Nggak mungkin kan dia keluar sedangkan mobilnya aku yang bawa mobilnya.
Ting Nong Ting Nong
Ku tekan bel sambil memanggil Amira, tak ada sahutan. Justru suara ku sendiri yang menggema.
" Mir... Amira... "
" Mas... " Tiba-tiba suara lelaki menyapa, aku menoleh. Laki-laki itu berdiri di luar pagar rumah.
" Mas cari Mbak Amira?" Sambung laki-laki itu bertanya, ku iyakan saja.
" Mbak Amira tadi pergi keluar Mas, saya yang nganter. Kebetulan saya kerja Gojek "
Alisku bertaut sempurna.
" Keluar ? Keluar kemana ?"
" Nggak tahu Mas, tadi katanya mau ketemu teman nya"
Loh kok? Amira nggak pamit sama aku. Biasanya dia akan menyempatkan diri untuk SMS sekedar untuk memberi tahu dia mau kemana ? Tapi sekarang kok jadi gini ??
" Tapi kamu tahu nggak alamat tujuan Amira tadi?" Tanyaku lebih lanjut.
" Tahu Mas, tapi.. Kalau boleh tahu Mas ini siapa ya?" Sepertinya pria itu mencurigai ku.
" Aku suaminya " Jawab ku tegas.
Pria itu nampak terkejut, bola matanya melebar begitu mendengar pengakuan ku.
Bersamaan dengan itu, tiba-tiba sebuah mobil berhenti. Amira keluar dari dalam mobil sembari melambaikan tangan kepada si pengemudi. Ia nampak ramah sekali.
Tapi aku tidak bisa melihat dengan pasti wajah pengemudi tersebut.
" Mbak Amira nya sudah pulang Mas, saya permisi " Pria itu cepat-cepat pergi sebelum ku jawab.
Amira terpegun melihat pria itu, kemudian melemparkan pandangan ke arah ku.
" Dari mana saja kamu Mir?" Aku tidak menunggu Amira masuk, begitu ia mendorong pintu pagar langsung ku cerca dia dengan pertanyaan.
" Bukan urusanmu Mas"
Dia jutek sekali, lewat di depan ku seakan-akan aku tidak terlihat.
" Kamu kok jawabnya gitu Mir?"
Ku susul dia masuk dan tidak berniat untuk menyudahi masalah ini.
" Terus aku harus jawab apa? Aku capek Mas, dari tadi keliling mencari kerja. Seharusnya ini kewajiban kamu, tapi kamu kan sudah tidak punya apa-apa "
Aku tercengang, Amira sungguh merendahkan ku sebagai seorang laki-laki.
" Aku memang akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap mu Mir, tapi tunggu !! Aku juga lagi cari kerja "
" Kerja apa? Kita sudah diblacklist Mas sama keluarga mu, Kemana pun kita cari kerja, nggak bakalan diterima "
Aku terkejut mendengar apa yang dikatakan Amira, Apakah Oma, Papa dan Mama Setega itu padaku ?
" Sekarang terserah padamu Mas, kita mau cerai ?Ayo!! Aku siap!!"
Bagaikan disambar petir disiang bolong, aku tidak menyangka Amira akan semudah itu mematahkan perjuangan ku untuk nya.
" Semudah itu Mir?"
" Terus?? Apa kita akan bertahan ?? Kita akan hancur Mas, dan itu yang diinginkan keluarga mu"
" Aku ingin kita sama-sama berjuang Mir" Ucapku dengan rasa sesak di dada.
Amira menggeleng pelan.
" Tidak Mas!!! Aku tidak bisa !! Kalau kita berjuang dari Nol, kita akan menderita Mas. Dan aku tidak tahu sampai kapan kita akan menderita, setahun? Dua tahun ? Atau sampai sepuluh tahun ? Oh No!!! Aku tidak mau Mas.. "
Tubuh mendadak kaku, lidahku pun kelu. Bukan hanya Keluarga ku yang membuang ku, tapi orang yang ku perjuangkan dan menjadi alasan ku berani berada di situasi seperti, juga menyingkirkan ku
Aku tidak pernah mengira jika cinta Amira sedangkal itu. Aku terlalu naif, ku pikir dia tulus ternyata semua hanya karena hartaku.
Aku melangkah masuk ke dalam kamar Amira. Perempuan laknat itu mengikuti.
" Kau mau kemana Mas?"
Tidak ku jawab, aku mengambil koper ku yang belum sempat ku keluarkan isinya. Lalu ku tarik keluar.
" Oh, bagus lah... Tapi sebelum pergi ? Ceraikan aku Mas!"
Langkah kaki ini terhenti, hidup ku hancur hanya dalam satu hari saja.
Perlahan aku berbalik, menatap gadis yang begitu cantik dan memikat hati ini.
" Amira Citra Lestari, ku talak kau dengan talak satu" Bergetar bibir ku mengucapkan kalimat yang sangat menyakitkan ini.
Namun Amira justru tersenyum tipis, ia sungguh bahagia bisa lepas dari ku.
Aku langsung pergi malam itu juga, menyeret koper ku meninggalkan perumahan kalangan menengah kebawah.
Ku ayunkan kaki tanpa tujuan, ingin ku kembali dan meminta maaf kepada Oma. Namun itu terlalu munafik bagiku, Aku tidak ingin mereka justru semakin merendahkan ku.
Aku harus bisa keluar dari masalah ini tanpa mengandalkan keluarga ku lagi.
Aisyah ??? Apa aku harus menghubungi nya?? Ah tidak... Aku malu padanya.
Aku sudah menyakiti nya hanya demi wanita yang sebenarnya tidak berharga sama sekali.
Terus ?? Aku harus kemana ? Suasana di sekitar ku sudah gelap sekali. Sepi dan tidak ada orang lalu lalang.
Ku coba mencari penginapan di sekitar sini dengan menggunakan aplikasi di ponsel ku. Tapi sayang, sebelum ku dapatkan alamat nya. Baterai ku lowbat.
" Astaghfirullah... Kenapa aku apes banget ??"
Aku bingung harus kemana ? Masa aku harus tidur di jalanan ini?
Kalau ada rampok gimana ? Terus aku dibu-nuh ?? Ihhh ngeri kali..
Tiba-tiba sebuah mobil lewat di depan ku, dan berhenti . Aku diam, hatiku sudah dag Dig dug seeerrrr. Takut penculik dan berniat untuk menculik ku lalu menjual organ tubuh ku.
Perlahan mobil itu mundur kemudian berhenti tepat di hadapan ku. Kaca mobil nya turun, lalu si pengemudi menengok ku.
" Wahyu ???"
Mataku berbinar bahagia karena ternyata itu adalah Mahfud, sahabat ku.
" Mahfud ??"
" Ngapain kamu disini ? Bawa koper lagi??"
Aku tidak bisa menjelaskan disini, segera ku buka pintu mobil dan masuk ke dalam.
" Akan ku jelaskan nanti di rumah mu" Ucap ku kemudian.
Mahfud mengangguk setuju, ia pun membawa ku pulang ke rumah nya.
Alhamdulillah... Ternyata Allah masih sayang padaku, sehingga ia mengirimkan sahabat ku datang menjadi penolong.
aisyah msih hidup lh kk author...
dy pasti gk jd ke yaman. soalnya pas di bandara ktmu sm amira. dy gk mau wahyu tau kmna dy pergi. jd ngerubah tmpt tujuan dy. pasti bgitu...🥺🥺🥺
masih penasaran author 😊😊
kapan kamu balik