Ini kisah tentang Lydia Maura , seorang janda yang memiliki satu anak, yang harus terpaksa menerima pinangan dari seorang pria yang sudah beristri ... Lydia menolak kerasa , sebab , diri nya tau bagaimana sakit nya di duakan .. walaupun kenyataannya masa lalu nya tidak lah seperti itu , tapi Lydia tetap tidak mau . Lydia tidak akan sanggup harus berbagi .. Namun kedua orang tua nya sudah menerima pinangan dari pria itu , mau tidak mau Lydia menerima pernikahan nya ... Pria yang bernama Muhammad Arsyad Zayn , pria tampan dengan segala kesempurnaan nya . Entah mengapa malah menikahi Lydia , padahal yang Lydia tau istri nya jauh lebih baik dari Lydia ... Yuk ikuti kisah nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 35
"Ning Dila mau kemana ?" Salah satu satpam di pondok pasantren itu langsung menghentikan langkah kaki Dila .
Dila menoleh ke belakang , memastikan sesuatu , ternyata Farel tidak mengejar nya lagi, membuat Dila menghembuskan nafas nya lega . Akhirnya Farel menyerah juga . Dila yakin jika pria yang berstatus ayah dari Rayyan itu akan iba kepada nya . Tidak mungkin bukan jika Farel dengan tega nya menangkap diri nya . Sedangkan diri nya adalah wanita yang di cintai oleh nya .. dari dulu hingga sekarang ...
Dila lalu beralih menatap ke arah pak satpam . "Pak , bapak tau dimana rumah sakit tempat Zahra di rawat, sa-- emm sa--saya di suruh umi Aisyah ke sana . " Ucap Dila berbohong .
Pak satpam tampak berpikir , tanpa menaruh curiga sedikitpun kepada Dila , pak satpam akhirnya memberi tahu dimana rumah sakit tempat Zahra di rawat . Kebetulan diri nya tadi juga ikut mengantar kan umi Aisyah dan Abi Husein menuju rumah sakit , jadi pak satpam tau ...
Dila tersenyum miring , diri nya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini . Jika Farel akan melaporkan diri nya ke kantor polisi , maka sekalian saja . Dila mendatangi Lydia dan membunuh wanita itu . Jika diri nya tidak bisa mendapatkan Arsyad . Maka Lydia juga tidak akan pernah mendapatkan Arsyad .
____
____
Tidak membutuhkan waktu lama , Dila sudah sampai di rumah sakit yang di ucapkan oleh bapak satpam tadi . Dengan bekal sebilah pisau yang diri nya ambil di post satpam tadi , ya pisau untuk mengupas buah oleh si satpam , tanpa sepengetahuan sang satpam Dila mengambil nya .
Dila bertanya kepada suster , dan suster memberitahu nya . Sedari tadi Dila memantau dari kejauhan , diri nya juga melihat Arsyad masuk ke sebuah ruangan. Dan Dila mencoba mendekat , melirik di kaca transparan yang menghubungkan nya dengan ruangan tersebut .
Di sana Dila melihat Lydia . Senyuman miring mengembang di kedua sudut bibir nya . Apa lagi ketika melihat Lidya akan keluar dari ruangan tersebut , Dila langsung mengangkat pisau yang di bawa nya .
Dila berjalan dan semakin mendekat .
Dan sampai pintu terbuka ,
Dila menatap nyalang ke arah Lydia . "Aku akan membunuh mu Lydia . Aku akan membuat mu mati !" Pekik Dila dan langsung mengarahkan pisau tersebut ke arah Lydia ...
Dengan gerakan refleks , Arsyad langsung membalikkan tubuh nya , dan menjadikan tubuh nya perisai .
Srreeeet
"Aaaaaaa" teriak Lydia .
Arsyad bingung ketika diri nya tidak merasakan apa pun .
Arsyad membalikkan tubuh nya . Dan betapa terkejutnya diri nya ketika mendapati seseorang yang menghalangi pisau tersebut .
Lydia juga tidak kalah terkejut nya , dan langsung menatap darah yang mengalir deras di perut seseorang itu .
"Pak Fatih ?"
___
___
Sudah menjalani perawatan intensif dari dokter , Fatih kini tengah terbaring di brangkar rumah sakit ..
Untung luka yang di terima nya tidak lah serius dan tidak mengenai sesuatu apa pun yang berakibat fatal . Jadi perut Fatih hanya di jahit untuk menghentikan pendarahan nya .
Cklek
Pintu ruangan tersebut terbuka , dan menampilkan Lydia dengan mata nya yang sembab . Fatih langsung mengalihkan pandangan nya ke samping , tidak mau melihat Lydia . Bukan nya Fatih membenci wanita itu , tapi Fatih takut usaha move on nya tidak membuah kan hasil .
Terlebih tadi ... Ya Fatih sudah tau Zahra masuk ke rumah sakit . Tadi Fatih berniat ingin menjenguk Romi yang sakit kena typus . Fatih tidak sengaja melihat Lydia dan suami baru nya . Fatih yang penasaran langsung bertanya kepada dokter yang baru saja keluar dari ruangan yang Fatih yakini adalah ruangan dimana Zahra melakukan perawatan . Karena melihat Lydia beserta suami dan keluarga nya tepat berada di depan ruangan tersebut .
Fatih memantau dari kejauhan . Niat nya tidak ingin perduli lagi . Namun sial nya , hati Fatih berkata lain . Fatih tidak mampu tidak perduli dengan Lydia . Walaupun hati nya sakit . Apa lagi ketika Fatih melihat Lydia jatuh pingsan di pelukan suami nya . Membuat hati Fatih semakin teriris . Mesti nya diri nya yang berada di sana , bukan pria itu .
Fatih tidak pergi , diri nya tetap memantau Lydia .
Dan sampai Fatih melihat seorang wanita bercadar datang dan memantau ruangan tempat Lydia di rawat , Fatih tidak mengalihkan sedikit pun pandangan nya . Mengawasi setiap gerak-gerik mencurigakan wanita itu .
Dan sampai dimana pintu terbuka , wanita itu mengarahkan pisau yang di bawa nya kepada Lydia . Fatih dengan sigap menjadi tameng untuk Lydia .
Entah lah , rasa cinta Fatih begitu besar , hingga rela melakukan apa pun untuk Lydia . Bahkan Fatih merelakan nyawa nya untuk Lydia .
"Pak , Fatih " panggil Lydia .
Fatih menoleh sekilas lalu mengalihkan pandangan nya lagi ke samping . Fatih tersenyum tipis . "Saya baik-baik saja Lydia " ucap Fati yang tau apa maksud dari Lydia .
Lydia menghembuskan nafas nya kasar . "Terimakasih pak . Saya --"
"Tidak perlu berterima kasih kepada saya . Berterimakasih lah kepada Allah . Karena saya hanya perantara nya saja " sahut Fatih datar .
Lydia menundukkan kepala nya . Sungguh pria yang ada di depan nya ini berhati mulia . Entah mengapa Lydia merasa sangat bersalah , dulu diri nya sudah membuat Fatih sakit hati . Dan kini Fatih menolong nya , bahkan mengorbankan nyawa nya demi Lydia .
"Pak , saya minta maaf atas kesalahan --"
"Lydia , saya tidak tau jika itu kamu . Walaupun itu orang lain saya akan tetap membantu nya ... Itu bentuk kemanusiaan bukan ?" Ucap Fatih yang tau jika Lydia beranggapan lain . Fatih tidak mau Lydia berpikir seperti itu .
Hati Lydia merasa perih mendengar Fatih berbicara seperti itu . Entahlah tapi Lydia beranggapan jika Fatih masih peduli dengan diri nya . Walaupun kenyataannya yang di bilang Fatih tadi .
Lydia meremas hijab yang di pakai oleh nya .
Cklek
Pintu di buka , dan kedua nya langsung menatap seseorang yang berdiri di depan pintu .
Arsyad !!
Iya Arsyad yang datang dengan ekspresi yang sangat sulit di artikan .
____
____
"Lepas ! Aku enggak mau di penjara " teriak Dila mencoba memberontak saat kedua lengan nya di pegang erat oleh kedua polisi yang berada di samping kanan dan kiri nya .
"Lepas pak , saya tidak bersalah "
"Diam ! Masih saja mengelak , sudah jelas semua bukti nya ada . Kamu masih mau mengelak ?" Sinis bapak polisi .
" Aku tidak melakukan nya ." Teriak Dila histeris .
Bapak polisi tersebut menggeleng-gelengkan kepala nya .
"Ternyata bercadar tidak menjamin kelakuan baik " tutur yang di sebelah kanan nya .
"Iya , aku niat nya mau mencari wanita yang bercadar untuk menjadi istri ku . Tapi ckckck "
"Hati-hati bro , kalau mau cari bini , lihat dulu . Jangan ngasal aja "
Sang teman mengangguk kan kepala nya .
Sedangkan Dila masih saja berteriak-teriak histeris dan meronta-ronta minta di lepaskan .
bonchap donk