Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
supermarket
"Daf bahan makanan habis, aku mau ke supermarket dulu ya , kamu mau titip sesuatu nggak"
Daffa yang baru saja selesai mandi , mendekati zila yang sedang memilihkan nya baju santai, zila sedikit kesusahan untuk meraih celana training Daffa di susunan lemari paling bawah, dengan berpegangan di gagang lemari zila sedikit menunduk meraih celana Daffa, , Daffa membantu zila berdiri dan meraih celana yang di pegang zila,
"Biar mas aja yang ambil, perut kamu semakin membesar jangan di paksa" Ucap Daffa setelah memakai celana nya, zila memberikan baju kaos oblong berwarna putih untuk Daffa.
"duduklah" Zila meminta Daffa duduk di pinggiran kasur, Daffa menurut , zila merangkak naik ke atas kasur dengan pengering rambut di tangan nya
Dengan telaten zila mengeringkan rambut Daffa, Daffa tersenyum bahagia melihat Zila dari pantulan cermin di hadapannya.
"mas aja yang antar ke supermarket"
"emang ga sibuk"
"enggak"
" kita sarapan dulu aku sudah buatkan sandwich"
Daffa menggenggam jemari tangan zila, menuntun nya untuk turun ke bawah.
"ayo"
.....
"Mau beli apa nanti" Daffa mendekati zila Berniat memasangkan sabuk pengaman untuk zila, tapi perbuatan nya itu sungguh tidak aman untuk jantung zila, zila harus menahan nafas menetralkan ritme jantung nya, zila bisa menciumi jelas wangi rambut Daffa
"sa__sasaya bisa lakukan sendiri" zila kesusahan mengucapkan kalimat nya , hal itu membuat Daffa tersenyum geli.
"mas hanya ingin memastikan kamu sama bayi kita aman" Daffa meletakkan jemari nya di perut zila
Zila semakin gugup di buat nya , Daffa bukan nya menjauh malah semakin mendekat , wajahnya dan wajah Daffa hanya berjarak beberapa centi, zila Bahkan bisa merasakan hembusan nafas Daffa menerpa wajahnya jelas
Zila terpaksa mendorong bahu Daffa, karena pria itu tidak juga kembali ke posisinya.
"Ki_ _kita bisa kesiangan ayo"
Daffa mengangguk.
.....
"Mau beli apa dulu" Daffa mendorong stroller di belakang zila
"emm cari ayam dulu"
zila memasukkan 2 wadah ayam ke stroller miliknya,
"ga mau beli ikan"
"kamu mau ikan?"
"emm, mas ikut kamu aja,"
"ya udah ga usah berarti"
keduanya kembali mendorong stroller menuju rak bumbu dapur, zila mengambil berbagai macam jenis bumbu dapur, Daffa juga membantu zila mengambil beberapa bumbu secara acak ,tanpa tau menahu gunanya bumbu itu
"kamu yang masukin" zila mengambil bumbu nasi goreng yang entah sejak kapan ada di dalam keranjang nya , setau zila dia tidak pernah membeli bumbu nasi goreng.
"Iya" Jawab Daffa polos
zila meletakkan kembali bumbunya di rak
"loh ko di balikin"
"aku ga pernah pake bumbu cepat saji kalo bikin nasi goreng"
"jadi kamu bikin pake bumbu buatan kamu sendiri"
zila mengangguk, Daffa masih tidak percaya , karena nasi goreng buatan zila tidak di ragukan lagi rasanya
"Daffa"
Daffa yang di panggil, zila ikut memutar kepalanya, siyapa yang memanggil suaminya dengan begitu semangat seperti itu, suaranya terdengar jelas kegirangan di tambah itu suara perempuan
"Clara" monolog Daffa
wanita yang bernama Clara itu berjalan mendekati mereka, Clara terlihat begitu senang , terlihat jelas dari raut wajahnya, Clara tidak pernah memalingkan pandangan nya dari Daffa, bahkan Clara tidak mempedulikan wanita hamil di sebelah Daffa,
zila memasang wajah datar pada Clara , bukan tanpa alasan, jika di ingat itu Kating zila yang membuat nya malu dulu , karena lupa membawa pulpen, nah betul ini orangnya __si Clara.
ngomong ngomong Clara juga menaruh hati pada Daffa, sejak mereka masuk kuliah__ Clara sudah terpikat oleh karisma seorang Daffa, Clara bahkan tidak segan segan mencari perhatian Daffa , melekat kemana saja Daffa pergi.
"Apa kabar" Clara mengulurkan tangan nya, tapi Daffa membalasnya dengan mengatupkan kedua tangan , Clara jadi malu sendiri di buatnya
"Alhamdulillah, baik Lo gimana"
"em baik, ngapain lo di sini, setau gw seorang Daffa mana mau belanja kaya gini" Clara sedikit tertawa, heran dengan sosok Daffa di hadapannya
"lagi temenin istri gw belanja, ah__iya, ini kenalkan Khaira fazila, istri gw" Daffa merangkul bahu zila
Clara membolakan matanya terkejut, tidak menyangka Daffa sudah menikah di tambah Daffa menikah dengan adik tingkat yang pernah berseteru dengan nya hanya gara gara pulpen
"Khaira, jadi Lo nikah sama dia"
"iya" Jawab Daffa di iringi senyuman di wajahnya
tangan zila yang sejak tadi terulur di turunkan Daffa, karena Clara sama sekali tidak menyambut uluran tangan zila.
" Lo jangan Bercanda daf, Lo nikah sama ni cewe"
"Iya Khaira istri gw"
Clara melongo tidak percaya, setau dia Daffa sukanya sama Zahra kenapa malah Khaira yang menjadi istrinya. Clara yang mati Matian ngejar Daffa malah zila yang dapat.. semakin benci lah Clara di buatnya
Clara menatap sinis zila,
tentang Clara yang mengejar ngejar Daffa bukan rahasia lagi, seluruh mahasiswa mungkin tau seberapa terobsesinya Clara dengan Daffa , Klara terang terangan mengejar Daffa , beda dengan zila__ di sekolah maupun di kampus tidak ada yang tau kecuali Hana Sahabat nya kalo ia menaruh hati pada Daffa , Adam dan Erik pun hanya menebak nebak tentang perasaan zila ke Daffa, mereka tidak tau pasti, zila bukan wanita agresif zila bisa menyembunyikan perasaannya.
"Sekarang Lo udah jadi dokter dong"
"Alhamdulillah , Lo Sendiri gimana"
"gw juga sudah kerja di salah satu perusahan di Jakarta"
Daffa hanya mengangguk merespon jawaban Clara
"Daf rumah Lo di mana gw mau main ke sana"
zila kaget bukan main mendengarnya, main ke rumah, yang benar aja, ternyata Clara masih sangat agresif, sudah tau Daffa sudah menikah masih aja ke gatelan, mau main ke rumah, jangan harap
sebelum Daffa menjawab__ zila lebih dulu membuka suaranya.
"daf, ayo kaki ku pegal"
"ah iya , Clara kami duluan ya , kesian Khaira lagi hamil kalo kelamaan berdiri kakinya bisa pegal"
Clara hanya diam menatap perut zila , wajahnya memerah menahan amarah , tau Daffa menikah saja membuat nya naik pitam di tambah tau kalo perempuan yang di nikahi Daffa wanita yang paling ia benci semakin bertambah lah rasa bencinya pada zila,
Zila menggandeng lengan Daffa , dan berlalu meninggalkan Clara , Clara menatap punggung mereka dengan tangan terkepal erat, bahkan urat urat tangan nya sampai menonjol di buatnya
"kurang ajar, bisa bisanya tu cewe yang dapetin Daffa"
"agggrhh"
.....
"Dia sukai kan sama kamu"
"dia siapa"
"cewe yang tadi" Ucap zila , matanya masih fokus memilih sayuran segar di depan mata
"Clara"
"emm"
"kenapa __kamu cemburu ya" dengan nada meledek
"jujur nih yah, bukan cemburu tapi ga suka, cara di mandangin kamu ,cara di nyapa kamu , aku ga suka"
"itu namanya cemburu" Daffa masih saja menggoda zila
"terserah" zila yang kesal melempar tomat yang ia pilih ke dalam keranjang , daffa sampai melongo di buatnya.
" Hey, ga boleh gitu, masa makanan di lempar , di luar sana masih banyak yang ga bisa beli tomat Loh, kita harus bersyukur masih bisa beli"
zila menunduk merasa bersalah apa yang Daffa katakan benar, kesal boleh tapi melempar makanan seperti tadi tidak pantas di lakukan.
"maaf" lirih zila
"ga papa , ga usah cemburu lagi yah, Clara emang Suka sama mas, satu kampus juga tau , tapi kan sekarang mas punya nya kamu , ga akan ada yang bisa gantiin tempat kamu di hati mas"
Zila memberanikan diri menatap wajah daffa, tidak ada raut kemarahan di sana, Daffa yang tersenyum membuat hati zila menghangat, Daffa mengusap lembut rambut zila yang tertutup hijab.
"Jangan marah lagi ya"
"iya" jawab zila singkat
"ada lagi yang mau di beli"
"mau beli bahan buat kue nanti malam"
"yaudah ayo" Daffa menautkan jemarinya dengan jemari zila, keduanya berjalan Beriringan sambil mendorong kereta belanjaan.
"Kakinya masih sakit"
"sudah mendingan"
"kita pindah ke kamar tamu aja yah untuk sementara, kandungan kamu makin besar pasti susah kan naik turun tangga"
benar kata Daffa kandungan zila hampir memasuki usia 7 bulan, setiap hari naik turun tangga di rumah membuat kakinya Mudah sakit, ia juga semakin was was takut kejadian lampau terulang lagi
"iya" zila menjawab singkat.
......maaf ya kalo banyak typo nya ......
......salam manis dari aku hehe ......
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa