Aluna dan Bara saling mencintai satu sama lain, namun mereka memiliki problema yang sangat pelik tapi mereka mampu untuk bertahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ervina Dwiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Peringatan
"Aluna boleh Ibu ngobrol kamu sebentar?"
Aluna pun seketika langsung berdiri dan mengikuti guru BK ke ruangannya.
Langkah kakinya masuk ke dalam ruangan BK. "Ada apa Bu kalau boleh tau?"
"Ibu sebenarnya kurang enak banget untuk menyampaikan sesuatu hal yang sangat penting ini sama kamu tapi Ibu harap kamu mengerti dan sangat paham, nggak ada apa-apa sih maksud mengatakan hal ini sama kamu biar kamu mengetahuinya aja!"
Aluna pun mengangguk dan mendengarkan apapun yang terjadi entah itu masalah positif dan negatif yang paling penting adalah ia mendengarkan terlebih dahulu.
"Kamu tahu di sini kan adalah tempat percontohan dari sekolah-sekolah lain Ibu cuma pengen kasih tahu sama kamu kalau misalkan sekolah di sini itu memiliki peraturan yang begitu sangat ketat banget bagi seorang siswa atau siswi yang berprestasi, jadi ada peraturan baru yang memberitahu kalau misalkan anak siswa yang berprestasi atau anak siswa yang berprestasi itu kalau membuat masalah pasti akan dicabut secara tepat waktu jadi Ibu harap Ibu pengen kamu bisa menjaga nama baik kamu ya di sini supaya semuanya itu berjalan dengan sangat baik."
"Jadi maksudnya beasiswa saya mau dicabut ya, saya bener-bener nggak ada sedikitpun melakukan kesalahan menurut saya dan saya itu memastikan kalau misalkan kemarin itu cuma sekedar fitnah doang saya nggak melakukan apa-apa Bu, saya juga nggak tahu kenapa tiba-tiba aja dia menuduh kayak begitu padahal saya nggak ngelakuin apa-apa! Tapi saya menekankan sekali lagi kalau misalkan saya itu nggak ada sedikitpun mengatakan sesuatu hal yang kayak begitu sama dia."
"Ibu sebenarnya nggak mau memihak kepada siapapun tapi yang jelas adalah kamu harus jaga sikap dengan sangat baik soalnya kamu itu dari kalangan beasiswa jadi ibaratnya jangan memberikan contoh hal yang nggak bagus sama anak beasiswa yang lain yang juga mendapatkannya, lagi pula Ibu di sini bersikap netral dan nggak memilih siapapun kok yang paling penting adalah jalan yang terbaik untuk kalian berdua intinya kayak gitu aja sih!"
"Kamu tahu sendiri kan keluarganya Reva itu berkuasa dan keluarganya Reva itu merupakan salah satu donatur untuk beasiswa yang ada di sekolah ini, jadi ibaratnya rasanya sayang banget kalau misalkan kamu bermasalah dengan dia."
Aluna baru aja teringat kalau misalkan keluarganya Reva itu berapa pengaruh banget atau berkuasa banget di sekolah ini jadi banyak banget orang-orang yang segan dan juga ngerasa gimana-gimana dengan Reva makanya mereka nggak berani.
"Ya udah kalau gitu kamu boleh kok keluar dari ruangan ini makasih banyak ya udah menjelaskan apa yang kamu rasakan, Ibu minta maaf kalau misalkan apa yang Ibu kasih tahu ini nggak enak untuk kamu dengar."
Aluna berharap semua ini tidak terulang kembali dan ia pun berharap mudah-mudahan semuanya baik-baik aja dan nggak kenapa-napa.
Nabila langsung menanyakan kepada Aluna apa yang tadi dibicarakan ketika berada di ruangan BK. "Em masalah beasiswa, ya seperti biasa lah itulah menjadi nasib anak beasiswa jadi harap-harap cemas dan harus berperilaku baik di sini."
"Ya kenapa tentang perihal beasiswa, emang ada yang salah sama beasiswa kamu? Perasaan kemarin itu biasa-biasa aja deh apa gara-gara masalah yang terjadi itu?"
"Iya kenapa tentang masalah beasiswa padahal kamu nggak ngapa-ngapain kan dan kamu tidak melanggar apapun kan di sekolah ini, aku nggak enak banget deh ngedengernya kayak begitu sebagai orang yang deket banget sama kamu."
"Aku cuma dikasih tahu kok kalau misalkan aku berbuat sesuatu hal yang gak baik aku bakal dicabut dari beasiswa yang aku dapatkan selama ini, padahal aku selama ini nggak ngelakuin apa-apa Kenapa sih hidup susah sekarang?"
Nabila meyakinkan kalau misalkan dicabut dia bakalan siap sedia membentengi diri untuk membayar uang bulanan dari Aluna jadi nggak usah berhenti atau putus sekolah yang paling penting adalah bagaimana caranya untuk belajar dengan nilai yang terbaik aja.
"Makasih banyak kamu udah berlapang dada untuk melakukan hal itu buat aku, tapi aku juga nggak bisa terus-terusan bergantung sama kamu kan kamu itu masih punya keluarga yang ibaratnya masih peduli sama kamu sedangkan kamu ke aku itu kan cuma sebatas teman aku nggak mau terlalu ngerepotin kalau emang bener-bener terjadi!"
Bara pun langsung mendekat kepada Aluna mengatakan kalau misalkan apapun yang terjadi Bara bakalan memasang badan dan melakukan yang terbaik untuk kelulusan Yang sebentar lagi bakalan digelar, jadi nggak usah ngerasain gimana-gimana banget.
"Makasih banyak kalian udah peduli makasih banyak kalian udah melakukan yang terbaik buat aku, aku terima kasih sebenar-benarnya kepada kalian aku benar-benar ngerasa bingung membalas kebaikan kalian itu seperti apa."
Dari kejauhan Reva pun merasa kesal banget bukannya malah dikeluarkan malah disanjung-sanjung kayak begini, Siska pun mengatakan kepada Reva tenang aja nggak usah terlalu gimana-gimana ini bukan awal dari kehancuran tapi ini melainkan sesuatu yang sangat baik untuk Reva.
"Ah tahu dari dulu emang suka ngomong kayak begitu sama gue nggak mungkin banget kalau misalkan gue ngerasa sedih kalau lo nggak memberikan kepastian,"
"Udah, tenang aja nggak usah berpikirnya negatif yang paling penting adalah gue bakalan melakukan sesuatu yang terbaik untuk hidup lo dan Bara jadi lo nggak usah berpikiran yang aneh-aneh ya. Oke gue sebagai sahabat yang baik!"
"Makanya lo itu bantuin gue jangan malah meyakinkan gue tapi nggak ada hasil apa-apa, gue itu pengen ada hasilnya nggak cuma sekedar ngomong doang."
"Lo kenapa malah tiba-tiba menyalahkan gue ke rumah gue udah berusaha semaksimal mungkin yang untuk lo bisa bareng sama dia tapi kenapa lo malah nggak mengucapkan terima kasih gini? Gue nggak suka ya kalau misalkan sikap lo kayak begini egois banget cenderungnya tahu nggak sih!"
"Udah deh nggak usah kebanyakan drama yang paling penting adalah lo bantuin gue supaya mereka berpisah, orang tuanya Bara itu udah setuju banget sama gue lagi pula gue udah kenal juga lumayan sama orang tuanya jadi gue bisa lah mempengaruhi pikiran mereka supaya mereka itu terus mendesak bara sekolah S1 di luar kota bareng sama gue."
"Ya si Aluna gimana merekam pacaran nggak mungkin banget kan?"
"Lah dia tuh nggak bakalan mampu buat S1 gue yakin dia nggak bakalan ngelanjutin sekolah kok setelah sudah lulus SMA ini, ya udahlah biarin aja ngapain sih lo ikut-ikutan mengikuti kehidupan mereka berdua yang paling penting itu adalah sahabat lo ini bahagia udah itu aja!"
"Iya gue bakalan bantuin lo tapi lo jangan egois juga kali lo harus traktir gue makan gue tiba-tiba aja laper nih."
"Ya udah gue bakalan ngikutin apa yang lo mau dasar dari dulu ya lo emang kayak begitu banget ya orangnya!"
Dan Siska pun tertawa karena ya emang tabiatnya dari dulu kayak begini.
"Iya deh iya." Wajahnya langsung kusam.