Kehidupan Zevanya hancur, semenjak dirinya bertemu dengan seorang pria yang bernama Reynald. Pria itu menyebabkan dirinya harus mendekam didalam penjara yang dingin. Bahkan Zevanya harus menerima hukuman mati, setelah dirinya tertangkap tangan oleh polisi Bandara membawa sejumlah heroin dan pil ekstasi di koper miliknya.
Apakah Reynald , kekasihnya itu dengan sengaja menjebaknya? Ataukah ada orang lain yang ingin memisahkan cinta mereka?
Apakah dendam dalam diri Zevanya terbalaskan, setelah dirinya selamat dari eksekusi mati yang dijatuhkan oleh pengadilan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Azalea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JANGAN GANGGU PUTRAKU
Reynald sudah selesai mengemasi beberapa barang yang dia butuhkan, dan memasukkannya kedalam sebuah koper besar. Keputusannya sudah bulat, untuk meninggalkan semua fasilitas mewah yang diberikan orangtuanya.
Zee duduk disamping pria itu, menyandarkan kepalanya di bahu kekar kekasihnya.
"Rey, maafkan aku, gara-gara aku, kau harus mengalami kesusahan seperti ini." ungkap Zee merasa bersalah.
"Bukan salahmu, Honey! ...hubungan ku dengan Daddy dan mommy, memang tidak pernah harmonis dari dulu, mereka hanya sibuk dengan urusan bisnis dan politik, sampai harus mengorbankan keluarganya." keluh Reynald.
"Tapi, kau tidak perlu menentang mereka, setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anak nya, Rey! Begitu juga dengan Daddy kamu."
"Apa kau pikir, Claire itu terbaik untukku?"
Tanya Rey .
"Entahlah, ...aku tidak mengenalnya dengan baik." Jawab Zee sambil menggeleng lemah
"Sudahlah, ...ayo kita pergi dari sini!" Ujar Reynald.
Rey berdiri dan berjalan keluar apartemennya sambil menyeret koper besar ditangannya. Zee mengikuti pria itu dari belakang.
Tak lupa, Rey menitipkan kunci pada penjaga keamanan untuk dikembalikan pada ayahnya.
Kemudian Rey mengantar Zee ke apartemennya. Hana menyambut keduanya dengan heboh.
"Ya ampun Zee, ...aku sampai tidak mengenalimu, kau cantik sekali !" puji Hana sambil memeluk sahabatnya dengan erat.
"Hana, jangan berlebihan!" Zevanya merasa malu.
"Terimakasih Mr.Wilson! kau sudah membuat sahabatku ini, menjadi wanita yang sempurna."
Rey hanya tersenyum manis.
"Aku tidak merubah apapun, Hana! sahabatmu ini cukup pintar menyembunyikan kecantikannya dan aku beruntung menemukannya," jawab Reynald sumringah.
"Ya, aku tahu, tuan Wilson! Bahkan kaca mata yang dipakai Zee, bahkan tidak ada minusnya." Kata Hana sambil tertawa renyah.
"Ayolah Hana, berhenti membicarakan ku!".
Kata Zee tersipu.
"Oke... Baiklah! Tapi ngomong-ngomong, kenapa kalian membawa koper besar...kalian mau pergi jalan-jalan?" Tanya Hana penasaran.
"Tidak Hana, ...Rey hanya menitipkan kopernya disini untuk sementara waktu."
Hana menatap kedua pasangan itu bergantian. Wajah keduanya tampak tak bergairah.
"Kalian ada masalah?" Tanya Hana lagi
"Ya... Begitulah." Jawab Zee singkat.
Hana duduk di sofa, menatap sepasang kekasih itu bergantian. Keduanya tampak saling diam.
Beberapa menit kemudian,
"Hana, aku titip Zee,ya!" Kata Rey setelah membantu Zee memasukkan koper besar kedalam kamar wanita itu.
"Mau kemana, Rey?" Tanya Zee lembut.
"Aku hanya mau menemui Axel,"jawab Rey, sambil memeluk Zee erat.
"Hati-hati Rey, jaga dirimu!" Zee meletakkan tangannya di dada Rey. Reynald mengangguk. Sambil memberikan kecupan mesra di kening wanita nya.
Rey keluar dari apartemen Zee dan Hana. Kedua sahabat itu saling pandang.
"Jelaskan padaku, Zee!" Hana menatap netra Zee, meminta penjelasan.
Zevanya menarik nafas perlahan.
"Reynald dijodohkan orang tuanya dengan anak teman bisnis mereka, tapi Rey menolaknya."
"Reynald diusir? Tanya Hana tak percaya.
"Lebih dari itu, Han...! Daddy nya Rey membekukan kartu kreditnya. Dan menarik semua fasilitas yang telah mereka berikan."
Mata Zee tampak berkaca-kaca.
"Zee... Kau takut Rey akan jatuh miskin, ya"
"Aku tidak mengkhawatirkan itu, Hana! Aku hanya merasa bersalah. Rey harus mengalami kesusahan ini dan menentang Daddy-nya demi aku."
"Itu bukan salahmu, Zee! Dasar orangtuanya saja yang keterlaluan." Sahut Hana geram.
"Mereka akan mengembalikan semua milik Rey, hanya jika Rey menerima perjodohan itu."
"Kau beruntung Zee, Rey lebih memilihmu dari pada menuruti kemauan orangtuanya."
"Aku hanya takut, orangtuanya tidak terima penolakan Reynald dan menjadikanku sasaran kemarahan mereka." Zee menangis terisak.
Hana memeluk sahabatnya dengan erat.
"Aku tidak menyangka, hubungan kalian jadi rumit begini," kata Hana geleng-geleng kepala.
"Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang?"
"Entahlah, dari awal aku sadar, aku tidak pantas untuknya. Reynald terlalu tinggi untuk kugapai. Mungkin, aku harus kembali ke Australia secepat nya.
"Kamu akan menyerah begitu saja, Zee? Jangan! Bertahanlah! Perjuangkan dia! Reynald adalah laki-laki luar biasa. Kau pasti akan bahagia bersamanya."
"Aku tidak yakin, Hana. Reynald sudah terbiasa hidup bergelimangan harta, dia memiliki segalanya. Sekarang dia akan kehilangan segalanya hanya karena aku yang bukan siapa-siapa," ungkap Zevanya bimbang.
"Dia sangat mencintaimu, dia rela meninggalkan semua kemewahan demi memperjuangkan cintamu." Hana mencoba meyakinkan Zevanya.
Zevanya hanya diam, firasatnya mengatakan, bahwa hubungan mereka tidak akan berjalan lancar. Karena Zee bukanlah perempuan yang kuat dan tegar. Dalam hal percintaan pun Zee sangat rapuh. Apalagi nantinya dia akan menghadapi orang-orang kaya dan berkuasa.
*
*
Rey duduk disalah satu sudut sebuah restoran cepat saji, sambil meminum segelas wine. Dia menunggu kedatangan sahabatnya, Daniel.
"Maaf, aku terlambat Rey...!" Daniel datang dan langsung duduk dihadapan Reynald.
"Aku juga belum lama sampai, santai saja " kata Rey.
"Ada apa Rey, kamu ada masalah " tanya Daniel.
"Daddy menarik semua fasilitas yang dia berikan." Jawab Rey datar.
"Kok bisa ?" Daniel mengernyitkan dahinya, tak percaya.
"Pria tua itu ingin menjodohkan ku dengan Claire, tentu saja aku menolak nya, kau juga tau, kan? Kalau Claire itu bukan wanita baik-baik, dia sudah menjajakan tubuhnya pada banyak pria., Menjijikan," ujar Rey kesal.
Daniel mengangguk, mengiyakan ucapan Rey.
"Bagaimana dengan Zee?"
"Zee ingin aku mengikuti kemauan orang tuaku, tapi aku tidak mau meninggalkannya, aku sangat mencintainya, Daniel!"
"Kau melakukan semua ini demi Zee, bukan?
"Apa kau yakin, Zee akan tetap bersamamu? jika kau sudah tidak punya apa-apa, seperti sekarang,"
Rey terdiam beberapa saat, kemudian menyesap minumannya sedikit.
"Entahlah, ...aku tidak tahu, tapi aku bisa merasakan dia mencintai ku dengan tulus, seperti aku mencintainya. Tapi, yang pasti, Zee akan pergi kembali ke Australia, setelah wisudanya nanti."
"Kalian akan berjauhan? _sayang sekali."
Lalu apa rencanamu sekarang?" Tanya Daniel.
"Setelah acara wisuda, Aku akan bekerja, kemudian membangun usahaku sendiri. Aku akan buktikan, kalau aku bisa sukses tanpa bantuan mereka." Ucap Rey optimis.
"Aku yakin, kau pasti bisa, Rey! aku akan mendukungmu," kata Daniel.
"Jika kamu butuh sesuatu, jangan sungkan untuk menghubungiku," tambah Daniel.
*
*
Zee baru saja selesai menata pakaiannya kedalam lemari dikamar yang sudah dia tinggal kan beberapa hari yang lalu.
Sementara Hana, baru saja selesai mandi dan berpakaian rapi, sepertinya dia hendak keluar.
Hana mendengar suara seseorang berteriak diluar, agar dibukakan pintu .
Hana segera berlari kearah pintu dan membukakan pintu dengan cepat. Seorang wanita baya mendorong pintu dengan kasar, kemudian masuk dengan gayanya yang angkuh. Pakaian mahal yang melekat ditubuhnya dan tas yang mewah yang bergantung ditangannya, menandakan bahwa wanita itu adalah orang kaya.
"Maaf, anda mau mencari siapa, nyonya?" tanya Hana ramah.
"Siapa diantara kalian yang bernama Zevanya?" tanya wanita itu angkuh.
Hana diam sejenak, "Apakah wanita ini mommy-nya Reynald?"
"Sebentar saya panggilkan, Nyonya!" Hana melangkah ke kamar Zee, dan menyuruhnya untuk keluar dari dalam kamar.
"Ada apa Hana?" Tanya Zee berdiri dari tempat duduknya.
"Ada wanita kaya yang mencari mu, aku tidak mengenalnya." Hana mengangkat kedua bahunya.
Zee keluar dari kamar dan berjalan keruang tengah apartemen, seorang wanita cantik dan berpakaian rapi berdiri dengan posisi membelakanginya, rambutnya yang sebahu dibiarkan tergerai. Menambah segar penampilannya.
"Selamat siang, Nyonya!....maaf, Ada apa anda mencari saya?" Tanya Zee sopan
Wanita itu berbalik, ketika mendengar suara lembut yang keluar dari mulut Zee.
"Oh...ternyata kau orangnya, yang telah membuat putraku berani menentang ayahnya!" Ujar wanita itu marah.
"A-a -aku..." Zee memandangi wanita itu dengan gugup. Ternyata wanita itu adalah mommynya Rey, bernama Jenny.
"Berapa uang yang kau inginkan, agar kau mau menjauhi putraku?" tanyanya dengan nada angkuh.
"Saya tidak menginginkan uang anda nyonya, maaf... !" Zee masih berdiri mematung ditempatnya semula.
"Tidak perlu munafik, aku banyak mengenal orang-orang seperti mu, yang hanya menginginkan harta, untuk menaikkan status sosialmu. Kamu ingin uang, bukan?" tudingnya.
"Maaf, nyonya...aku tidak pernah mengejar putra anda, justru putra andalah yang datang sendiri padaku, walau aku sudah menolaknya berkali-kali." Ucap Zee tak terima penghinaan mommynya Rey.
"Oh ya? ku akui kau memang cantik, tapi jangan pernah bermimpi, untuk masuk kedalam kehidupan putraku, kau akan menyesal nantinya." Ancam wanita itu.
"Terimakasih peringatan anda, Nyonya! Tapi satu hal, jangan salahkan aku, jika nantinya putramu yang akan menderita dan merusak hidupnya karena kehilanganku, dan semua itu adalah kesalahan anda," jawab Zee lantang.
"Plak..!"
Sebuah tamparan keras mengenai wajah cantik milik Zevanya, Zee memegang pipinya yang terasa panas dan sakit. Zee tersenyum getir. Dia berusaha menahan agar air matanya agar tak jatuh. Dia tidak ingin terlihat lemah didepan wanita arogan itu.
"Wanita sombong, berani sekali kau menantang ku. Kau pikir, kau itu siapa bicara seperti itu padaku." teriaknya marah.
"JAUHI PUTRAKU, INGAT ITU! JIKA KAU TIDAK INGIN MELIHATNYA MENDERITA,"
Hana, tampak cemas melihat keadaan Zee yang tidak baik-baik saja.
Hana menghubungi Reynald melalui pesan singkat di Aplikasi WhatsApp dan mengirimkan video pertengkaran Zee dan mommynya Rey yang dia rekam diam-diam.
Di saat bersamaan, Rey sudah berada diparkiran apartemen Zee, buru- buru pria itu mempercepat langkahnya agar segera tiba di apartemen Hana. Rey mendorong pintu dengan kasar.
BERSAMBUNG
Pingin nangis/Sob//Sob/