Nana adalah kembang desa yang sangat cantik, Ada lima pemuda yang pernah melamar dia dan semua nya di tolak dengan berbagai alasan.
Hingga suatu hari Nana merasakan dada nya sangat sakit luar biasa, Berobat kedokter sudah dan di nyatakan tidak ada kanker payudara. Namun payudara nya sangat sakit, Seminggu kemudian sudah membusuk dan membuat Nana sangat menderita.
Banyak yang menduga bahwa Nana di santet.
Siapa kah yang sudah menyantet Nana?
Mampu kah Nana melawan santet ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Operasi
Kini Bu Asih menunggu dengan cemas putri nya yang akan segera melakukan operasi, Walau melakukan penolakan yang sangat keras, Nana akhir nya mau mengalah juga setelah mendapat ancaman sang Ibu akan bunuh diri bila dia tak mau melakukan operasi. Seburuk apa pun sifat Nana kepada sang adik atau kepada orang orang, Tapi dia tak pernah bisa menang melawan Ibu nya yang berjiwa lembut namun penuh penekanan juga. Nana bisa di bilang anak yang sayang dengan Ibu, Sehingga sangat takut bila Bu Asih menggunakan cara pamungkas yang sangat tepat agar dia segera menjalankan operasi, Walau hanya sebelah saja yang di angkat. Tak masalah walau hanya sebelah karena yang bolong memang sebelah kiri, Bila nanti memang ada perubahan setelah di angkat, Maka akan ada baik nya yang sebelah kanan juga di angkat. Dokter setuju untuk mengangkat payudar*milik Nana yang sudah bolong itu, Walau dia menekan kan ini bukan lah kanker payudar*.
Hal itu juga yang membuat pikiran Bu Asih kemana mana karena sudah ada lima dokter yang mengatakan ini bukan kanker payudar*, Namun kenapa milik putri nya bisa sampai membusuk begitu seolah ada kanker yang menggerogoti di dalam sana. Apa benar bahwa Nana memang sudah di santet oleh seseorang, Bu Asih mulai percaya bahwa Nana kena teluh, Walau dia tak menuduh Nani adalah pelaku nya. Namun hati wanita tua ini agak percaya bahwa ini memang lah santet yang sangat jahat, Dia malah memikirkan tentang bagai mana Nana yang banyak menolak lamaran dari para pria. Bisa saja salah satu nya punya dukun yang sangat pintar sehingga menyakiti Nana sekarang, Rasa nya itu lebih masuk akal di bandingkan bila Nani yang sudah menyakiti Kakak nya karena kerap di hina, Bu Asih mulai memikirkan setiap pria yang sudah melamar Nana dulu, Pikiran nya jatuh kepada Davin. Pria yang sudah kali melamar Nana, Bahkan pria itu juga punya Mbah yang terkenal bisa membuat teluh.
"Kalau menurut kamu, Di antara lima pemuda yang sudah melamar Nana. Siapa yang paling bisa di bilang akan sangat sakit hati saat di tolak?" Bu Asih bertanya pada keponakan nya.
"Kenapa memang nya, Bi?" Dani heran karena tiba tiba saja di tanya begitu.
"Lihat lah penyakit adik mu, Kata dokter dia tak ada sakit apa apa! Tapi kenapa bisa membusuk begitu?!" Bu Asih mengusap air mata nya.
Dani terdiam karena dia juga merasa penyakit Nana sangat aneh, Keadaan tubuh sudah busuk begitu namun dokter tetap mengatakan bahwa tak ada penyakit apa pun. Kalau hanya satu dokter memang bisa di ragukan, Namun ini sudah banyak dokter yang memeriksa Nana, Hasil nya tetap sama dan mereka mengatakan hal yang membuat mereka kaget, Tak ada satu pun penyakit di tubuh nya Nana. Namun kenapa kembang desa ini tubuh nya bisa membusuk di bagian payudar*, Tentu itu adalah hal yang sangat aneh.
"Nanti setelah operasi kita cari saja dukun yang bisa di percaya." Dani menenangkan Bibi nya.
"Pasti Davin ya, Dan?" Bu Asih malah langsung menuduh.
"Tidak baik langsung menuduh, Bi!" Sergah Dani yang takut Bibi nya asal tuduh saja.
"Cuma dia yang melamar sampai dua kali, Dan dia juga punya Mbah seorang dukun." Bu Asih memberikan alasan.
"Ya kan itu belum tentu juga, Davin itu orang nya rajin ibadah! Aku tahu karena aku ini teman dia, Bahkan sama sekali Davin tak pernah meninggalkan sholat." Jelas Dani.
Bu Asih menelan ludah dengan susah payah dan langsung istigfar, Dia sudah lancang menuduh orang sembarangan. Padahal belum tentu Davin yang sudah menyantet Nana, Bisa jadi orang lain karena Nana juga bukan kategori orang baik.
"Bisa jadi bukan hanya dari pelamar saja, Bi! Kan banyak gadis yang sudah Nana hina, Dia kurang bisa menjaga mulut nya." Jelas Dani.
"Sudah Bibi nasehati agar tak terlalu menghina orang, Namun Nana memang sangat kurang ajar sekali." Keluh Bu Asih.
"Berdoa saja semoga allah mengampuni dosa dia, Dan penyakit Nana akan segera di angkat." Dani memeluk Bibi nya.
Bisa jadi memang bukan dari pelamar saja yang membalas perbuatan Nana, Karena banyak gadis yang pasti sakit hati mendengarkan hinaan Nana. Bahkan Nani saja sampai pindah karena tak kuat setiap hari mendengar ejekan nya sang Kakak, Karena mereka juga bukan meminta untuk di lahirkan jelek dengan kulit hitam begini. Memang sudah begini allah ciptakan, Bahkan kerap Nana bilang kalau Nani hanya buang uang saja saat pergi kesalon untuk mempercantik diri.
Nana memang tak segan untuk menghina siapa pun, Anak nya kepala desa saja ia hina karena gadis itu gigi nya agak boneng, Nana tak segan memanggil nya memanggil dengan sebutan boneng, Pasti nya gadis itu kan meras sakit hati juga akibat Nana memanggil nya dengan nama kekurangan, Sejak mereka sama sama sekolah Nana sudah begitu.
"Semoga setelah ini Nana bisa berubah menjadi orang yang lebih baik dalam bertutur kata." Harap Bu Asih.
"Aku juga sudah menegur dia bila bertemu orang jangan suka menghina, Tapi Nana sangat keras kepala." Ujar Dani.
"Menjadi kembang desa bukan hal yang enak bila menurut ku, Banyak kembang desa yang mengalami nasib tragis." Sahut Pak Irwin.
"Entah siapa yang pertama kali menyebut Nana kembang desa, Sehingga malah membuat dia besar kepala." Cetus Dani.
Pak Irwin mengambil nafas panjang karena dia sudah kehilangan sawit nya tiga hektar, Selama ini mereka makan ya dari sawit itu. Sadang pangan yang mereka kenakakan adalah penghasilan sawit, Dia tadi juga sudah memberhentikan para pekerja yang sering mengurus sawit. Untung nya Zidan mau menerima mereka sebagai pekerja yang mengurus sawit, Karena pria itu juga tak bisa bila mau mengurus nya sendirian, Tiga hektar bukan lah lahan yang sedikit.
"Kedepan nya kita hidup berhemat, Dan kamu juga tak usah bekerja sama Paman lagi ya." Pak Irwin menepuk pundak Dani.
"Insya allah aku akan cari kerja lain, Tapi sementara aku akan membantu kalian mengurus Nana." Jawab Dani.
"Masya allah, Terima kasih." Pak Irwin memeluk Dani.
Hubungan mereka memang dekat bagai kan anak dan Ayah, Apa lagi Pak Irwin tak punya anak laki laki, Maka dia begitu menyayangi Dani seperti putra nya sendiri. Lagi pula sejak kecil sudah bersama dengan mereka bila Bude Las bekerja, Sebab Dani sudah tak punya Ayah yang memberi nya nafkah, Sehingga Bude Las mencari nafkah sendiri.