Jatuh cinta pandangan pertama bisa saja terjadi.
Dan katanya pacaran setelah menikah sangat indah.
Benarkah?
Simak yuk dan temukan jawabannya disini.
Seperti biasa cerita ini hanya fiktif, jangan dikaitkan dengan dunia nyata, oke!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Sore harinya. Ibra sudah pulang dari perusahaan dan saat tiba di mansion ternyata Abi Abdullah dan umi Sa'diah sudah datang. Ibra masuk kedalam dan melihat Abi dan umi serta Bunda dan ayahnya ngobrol di ruang tamu. Juga ada Arumi yang ikut.
Arumi kini sudah terlihat lebih baik, mungkin karena sudah mengikhlaskan Ibra bersama gadis pilihannya.
"Abi, umi," sapa Ibra sambil menyalami dan mencium tangan kedua orang tua angkatnya itu.
Kemudian Ibra berpindah pada bunda dan ayahnya, sedangkan ke Arumi, Ibra hanya menangkup kan tangannya didada.
Sejak dulu Ibra memang tidak pernah bersentuhan dengan Arumi. Meskipun keduanya selalu bersama sejak Ibra berada di pesantren.
Ibra sangat menghormati Arumi sebagai gadis muslimah yang solehah. Tapi sayangnya, Ibra tidak punya perasaan lebih selain perasaan sayang sebagai kakak adik.
"Kamu baru pulang? Pasti capek?" tanya umi Sa'diah.
Umi Sa'diah memang menyayangi Ibra, sejak pertama kali Ibra masuk pesantren, umi Sa'diah sudah menyayanginya. Begitu juga dengan Abi Abdullah.
"Kamu sudah yakin nak ingin melamar gadis itu?" tanya Abi Abdullah. Abi Abdullah bertanya seperti itu, karena takut ada penyesalan dikemudian hari.
"InsyaAllah yakin Abi," jawab Ibra tanpa keraguan.
"Bagaimana dengan gadis itu? Apakah ia tau kalau kamu akan melamarnya?" tanya umi Sa'diah. Ibra menggeleng.
Mereka semua saling pandang, tapi sedetik kemudian mereka pun mengerti kalau Ibra tidak ingin berpacaran sebelum menikah.
"Baiklah, kalau begitu setelah waktu isya kita akan melamar gadis itu," ucap Abi Abdullah akhirnya.
Azizah dan umi Sa'diah mempersiapkan bingkisan yang ingin dibawa nantinya. Sementara Abi Abdullah dan Ghafur mempersiapkan yang lain.
Setelah selesai sholat isya, mereka semua berangkat. Dengan menggunakan dua mobil. Abi Abdullah mengikuti mobil Ibra hingga sampai kerumah Ren.
Bunyi bel terdengar, pelayan bergegas membukakan pintu. Pelayan heran melihat 6 orang membawa bingkisan seperti orang ingin melamar.
"Nyonya ada tamu bawa bingkisan," lapor pelayan.
Pelayan tidak berani menyuruhnya masuk sebelum mendapatkan izin dari tuan rumah. Ren dan Aisyah mengernyitkan dahinya mendengar laporan dari pelayan.
"Suruh masuk saja bik," titah Ren.
"Baik tuan," jawab pelayan.
Kemudian merekapun disuruh masuk. Ren dan Aisyah juga heran, karena mereka tidak mengenal orang yang ada didepannya ini.
"Maaf, ada perlu apa ya?" tanya Ren setelah mempersilahkan tamunya untuk duduk.
"Kedatangan kami kemari, untuk meminang putri tuan," ucap Ghafur.
"Ehh ini tuan Ghafur, kan? Pemilik perusahaan GY Corp?" tanya Ren.
"Benar tuan," jawab Ghafur.
"Jangan terlalu formal bang Ghafur," kata Ren akhirnya.
"Iya tuan Ren, eh Ren," ujar Ghafur.
"Mohon maaf sebelumnya, karena kedatangan ...."
"Panggil Abi, dan ini umi," jawab Abi Abdullah karena Ren tidak tau harus memanggilnya apa.
"Iya, mohon maaf sebelumnya, karena kami tidak ada persiapan apa-apa. Sungguh kami juga terkejut dengan kedatangan Abi dan umi serta bang Ghafur juga istri," ucap Ren sopan.
"Iya, kami juga minta maaf karena tidak mengabari sebelumnya. Ini karena permintaan putra saya yang ingin meminang putri nya Ren. Kami juga terkejut dengan niatnya," balas Ghafur.
"Karena acara lamaran tidak bisa dianggap main-main, aku tidak bisa membuat keputusan sendiri. Sebaiknya kita tunggu kedatangan kedua orang tuaku, dan juga persetujuan dari putriku tentunya," ucap Ren.
Ternyata Aisyah diam-diam sudah mengirim pesan kepada Mommy dan Daddy-nya juga pada kedua orang tuanya. Hanya menunggu mereka datang saja.
Sementara Diva yang menerima pesan dari Aisyah, bergegas mengajak suaminya untuk pergi kerumah Ren. begitu juga dengan Fatimah dan Sofian.
"Bik, panggil Viora kemari, dan Abqari juga," titah Ren.
"Baik tuan," jawab pelayan.
Sedangkan pelayan yang lain menyiapkan minuman dan cemilan untuk tamu. Tidak berapa lama Abqari pun berjalan menuruni anak tangga.
Deg ... Jantung Arumi berdetak saat melihat Abqari, "dia," gumam Arumi.
Sementara Abqari belum menyadari kalau gadis didepannya adalah orang yang ditolong nya beberapa tahun lalu. Saat itu Arumi masih kuliah, dan ingin pulang ke pesantren. Saat diperjalanan tiba-tiba mobil Arumi kempes.
Beruntung ada Abqari lewat dan menolongnya. Setelah itu mereka tidak pernah bertemu lagi, tapi mereka sempat berkenalan.
Abqari yang cuek dengan perempuan pun mengabaikannya. Sementara Arumi yang dihatinya hanya ada Ibra pun tidak memikirkan masalah pertemuan itu.
"Gadis itu," batin Abqari. Kali ini entah kenapa jantung Abqari juga berdetak tidak normal.
Viora turun bersama Kayvira dan Rayna serta Nayara. Arumi langsung insecure melihat 4 gadis cantik didepannya. Arumi juga cantik, tapi saat melihat 4 gadis itu ia merasa rendah diri.
Azizah tanpa bicara apapun langsung bangkit saat melihat Viora. Azizah melupakan sopan santunnya saat bertamu.
"Akhirnya aku bertemu kamu lagi, sayang," ucap Azizah lalu memeluk Viora.
Azizah tidak bisa menahan air matanya, saking bahagianya melihat gadis yang ia tunggu di mall hampir setiap hari, ternyata ada disini.
Ghafur dan Ibra saling pandang, kemudian mereka mengerti setelah Azizah menceritakan kalau gadis inilah yang ia cari. Ibra tersenyum bahagia, karena pilihan bundanya juga orang yang sama dengan pilihannya.
"Dialah gadis yang aku cintai Bun," bisik Ibra pada sang bunda.
"Benarkah??" tanpa sadar Azizah meninggikan suaranya.
"Maaf, aku terlalu bahagia," ucapnya.
Aisyah dan Ren semakin heran. mengapa putrinya tidak pernah cerita kalau dia mau dilamar? Berbagai pertanyaan dalam benak Aisyah dan Ren.
"Ini sebenarnya ada apa ya? Kok kami tidak tau?" tanya Aisyah karena penasaran.
Lalu Azizah menceritakan tujuannya. kali ini Azizah yang paling antusias untuk melamar gadis itu.
"Oh begitu ya," jawab Aisyah.
Tidak berapa lama, Diva datang bersama Darmendra. Kemudian disusul dengan Fatimah dan Sofian. Mereka belum tau tujuan apa anaknya menyuruhnya datang malam-malam begini.
Rayna, Kayvira dan Nayara hanya menjadi pendengar setia saja. Mereka tidak mau ikut campur, tapi juga ikut berkumpul di sini.
Karena sudah ramai, mereka pun berpindah keruang keluarga yang lebih luas.
"Sebenarnya ini ada apa?" tanya Diva.
Ghafur pun kembali menyampaikan niatnya melamar Viora untuk putranya. Dan diyakini lagi oleh Abi Abdullah.
"Masalah ini bukan masalah main-main, kami sebagai orang tua tidak bisa membuat keputusan sendiri. Kita tanya pada orangnya langsung. Karena mereka yang akan menjalaninya nanti. Aku sebagai orang yang lebih tua di keluarga ini, tidak pernah memaksa kehendak cucuku. Kami membebaskan mereka untuk memilih siapa saja yang akan menjadi pendamping hidupnya kelak," ucap Darmendra panjang lebar.
"Iya, yang penting ia baik dan bertanggung jawab," Diva menimpali.
"Bagaimana sayang? Kamu selalu bilang kalau ada yang datang melamar, kamu akan terima," ucap Aisyah mengulang kata-kata Viora.
Viora terdiam, sedangkan Ibra sudah dag dig dug ser, tapi yang lebih lagi adalah Azizah. Karena ia sudah berharap untuk gadis itu menjadi menantunya.