NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Agen Rahasia

Kembalinya Sang Agen Rahasia

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Identitas Tersembunyi
Popularitas:64.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Zyan, seorang agen yang sering mengemban misi rahasia negara. Namun misi terakhirnya gagal, dan menyebabkan kematian anggota timnya. Kegagalan misi membuat status dirinya dan sisa anggota timnya di non-aktifkan. Bukan hanya itu, mereka juga diburu dan dimusnahkan demi menutupi kebenaran.

Sebagai satu-satunya penyintas, Zyan diungsikan ke luar pulau, jauh dari Ibu Kota. Namun peristiwa naas kembali terjadi dan memaksa dirinya kembali terjun ke lapangan. Statusnya sebagai agen rahasia kembali diaktifkan. Bersama anggota baru, dia berusaha menguak misteri yang selama ini belum terpecahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maling Teriak Maling

Setelah mobil yang dikendarai Hambali berbelok mengambil jalan lain, kedua pengendara yang dibayar oleh Barly menghentikan perdebatan. Masing-masing segera menyingkirkan kendaraan dari tengah jalan dan jalanan kembali lancar. Beberapa saat kemudian, mobil yang dikendarai Zyan melintasi jalan tersebut. Pria itu menambah kecepatan mobilnya menuju bandara.

Di tempat lain, Husein dan Hambali yang bermaksud menolong orang yang terjatuh dari motor, justru terperangkap dalam jebakan yang dibuat oleh orang suruhan Barly. Kedua pria tersebut dikepung oleh lima orang pria. Husein baru sadar kalau dirinya dan Hambali sudah masuk ke dalam jebakan.

"Mau apa kalian?" tanya Hambali sambil berjalan mundur.

"Serahkan bukti yang kalian miliki!"

Sadar kalau ke tujuh pria itu mengincar bukti yang dimilikinya, Husein pun bermaksud pergi. Namun pria itu jatuh tersungkur ketika seseorang menendang punggungnya dari belakang. Belum sempat dia berdiri, mereka lansung menyerang Husein. Bukan hanya Husein, tapi Hambali juga tidak luput dari serangan mereka.

Sebisa mungkin Husein dan Hambali melakukan perlawanan. Keduanya memang menguasai sedikit ilmu beladiri. Namun lawan mereka lebih banyak dan membuat keduanya keteteran. Konsentrasi Husein terpecah ketika melihat Hambali terjatuh setelah terkena tendangan. Pria itu mencoba mendekati Hambali namun sebuah tendangan mengenai punggungnya lagi. Hal tersebut langsung dimanfaatkan kelima pria yang menyerangnya. Mereka terus menghajar Husein dan Hambali sampai tak berdaya.

Husein terkapar di jalan. Wajahnya sudah penuh dengan memar, sudut bibirnya juga mengeluarkan darah. Salah satu penyerangnya mendekat lalu menggeledah saku baju dan celana Husein. Dia akhirnya bisa mendapatkan USB yang dikantongi oleh Husein. Bukan itu saja, dia juga mengambil bukti lain yang ada di dalam mobil. Setelahnya kelima orang tersebut segera meninggalkan tempat itu. Dibiarkannya Husein dan Hambali yang terkapar di jalan.

Lima menit berselang, sebuah kendaraan bermotor melewati jalan tersebut. Sang pengemudi terkejut melihat dua orang pria terkapar di jalan dalam keadaan pingsan. Dia berusaha menolong, namun Husein dan Hambali bergeming. Salah seorang temannya diminta memanggil warga sekitar. Tak lama kemudian beberapa orang mulai datang. Salah seorangnya mengenali Husein.

"Ini Husein, anaknya Amma."

"Astaghfirullah, siapa yang melakukan ini? Ayo kita bawa saja ke klinik. Sepertinya lukanya cukup parah."

Semua menyetujui usulan pria tersebut. Husein dan Hambali dibawa masuk ke dalam mobil yang dibawa oleh Hambali. Salah seorang penolong naik ke atas mobil lalu mengemudikan kendaraan roda empat tersebut. Sementara yang lain mencoba menghubungi pondok untuk memberitahukan apa yang terjadi pada Husein.

***

Mobil yang dikendarai Zyan memasuki pelataran parkir Bandara Tanjung Harapan. Setelah memarkirkan mobilnya, Zyan segera memasuki bandara. Pria itu segera menuju pintu kedatangan domestik. Sambil berjalan dia melihat jam di pergelangan tangannya. Kalau tidak ada hambatan, pesawat yang ditumpangi Armin sudah mendarat.

Mata Zyan terus mengawasi orang-orang yang keluar dari pintu kedatangan domestik. Sepuluh menit berlalu, namun orang yang ditunggunya belum muncul juga. Kembali Zyan melihat jam di pergelangan tangannya, kemudian pria itu mendengar seseorang memanggil namanya.

"Bang Zyan!"

Tangan Armin melambai begitu Zyan melihat padanya. Pria itu berjalan mendekati Zyan dengan tas ransel di punggung seraya menggeret koper. Keduanya langsung berpelukan. Setelah dua tahun berpisah, baru sekarang mereka bertemu lagi. Selama ini mereka hanya berkomunikasi melalui sambungan telepon saja.

"Bagaimana keadaan Abang?"

"Alhamdulillah baik. Bagaimana denganmu?"

"Alhamdulillah baik juga."

"Ayo."

Zyan mengambil koper milik Armin lalu membawanya ke tempat parkir. Setelah memasukkan koper ke dalam bagasi, pria itu segera masuk ke dalam mobil. Perlahan roda kendaraan meluncur keluar dari parkiran bandara.

"Selama ini kamu tinggal di mana?"

" Di Pulau Seribu. Selama setahun aku terus diikuti. Setelah yakin kalau aku tidak melakukan kontak dengan Abang, barulah mereka melepasku."

"Apa yang kamu lakukan di Pulau Seribu?"

"Kadang aku menjadi pemandu wisata, kadang aku membantu menangkap ikan. Pokoknya aku melakukan pekerjaan yang tidak membuat mereka curiga. Lalu bagaimana dengan Abang? Sejak kapan Abang punya tompel di wajah, hahaha.."

"Ini salah satu bentuk penyamaranku saja. Kamu tahu sendiri selama di sini aku menyamar menjadi guru. Makanya aku sengaja memakai tompel."

"Bagus, Bang. Setidaknya dengan adanya tompel bisa sedikit mengurangi ketampananmu, dan tidak ada anak murid atau guru yang mengejar-ngejar mu, hahaha.."

Tak ayal Zyan ikut tertawa mendengar ucapan Armin. Pria itu segera mengarahkan kendaraannya menuju pondok. Di tengah perjalanan, ponselnya berdering. Lebih dulu Zyan memakai earphone nya baru kemudian menjawab panggilan dari Hafiz.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam. Bang Reza ada di mana?"

"Ada habis jemput teman di bandara. Ada apa?"

"Ada yang menyerang Ustadz Husein dan Ustadz Hambali."

"Bagaimana keadaan mereka?"

"Saat ini mereka ada di klinik Mitra Sehati."

"Aku ke sana sekarang."

Zyan menambah kecepatan mobilnya menuju Klinik Mitra Sehati. Dia yakin sekali kalau diserangnya Husein dan Hambali karena bukti yang dimiliki. Otak Zyan langsung bekerja, mengira-ngira siapa yang saja yang tahu soal barang bukti tersebut.

"Ada apa, Bang?"

"Bang Husein dan Hambali diserang orang di jalan. Kita ke klinik dulu."

"Oke Bang."

Tanpa banyak bertanya, Armin menyetujui saja apa yang dikatakan Zyan. Kaki Zyan menekan pedal gas lebih dalam lagi. Pria itu khawatir akan keadaan Husein dan Hambali. Jangan sampai ada korban lagi yang jatuh pasca kematian Amma.

Setengah jam kemudian Zyan tiba di Klinik Mitra Sehati. Bersama dengan Armin, pria itu segera memasuki ruang IGD klinik. Mata Zyan langsung mencari keberadaan Husein dan Hambali sampai seorang suster menghampirinya.

"Cari siapa, Pak?"

"Aku mencari dua orang pria yang jadi korban pemukulan. Katanya dibawa ke sini."

"Mari ikut saya."

Suster tersebut segera membimbing Zyan dan Armin menuju bed yang ditempati Husein dan Hambali. Kedua pria itu sudah sadar dari pingsannya dan luka-luka yang dialami juga sudah diobati. Zyan dapat bernafas dengan lega melihat keadaan Husein dan Hambali yang tidak mengalami cedera serius.

"Apa yang terjadi, Bang?"

Husein pun menceritakan apa yang mereka alami tadi. Dimulai dari jalan yang tiba-tiba macet dan membuat mereka mengambil jalan lain, sampai akhirnya mereka diserang di tengah jalan. Bukan itu saja, barang bukti yang dibawa Husein juga sudah diambil oleh orang-orang yang menyerangnya.

"Maafkan aku, Zyan. Karena aku, bukti yang kita miliki hilang."

"Abang tenang saja. Bukti yang ada di Abang hanyalah salinannya saja. Bukti aslinya masih ada padaku."

"Benarkah? Syukurlah. Lalu apa langkah kita selanjutnya? Bagaimana kalau kamu yang bertemu dengan Hana?"

"Lebih baik saat ini kita diam dulu saja. Musuh akan bersikap waspada kalau kita terus bergerak. Kita diamkan keadaan sampai tenang. Kalau waktunya sudah tepat, kita akan balas menyerang."

"Baiklah, aku mengikuti saja arahanmu."

"Luka Abang dan Hambali tidak terlalu parah, lebih baik Abang dan Hambali pulang saja. Lebih baik dirawat di rumah. Siapa yang tahu kalau mereka menyerang Abang lagi."

"Baiklah."

Zyan segera mengurus kepulangan Husein dan Hambali. Zyan membayar semua biaya perawatan dua pria tersebut. Armin menyetir kendaraan milik Husein, sementara pria itu dan Hambali naik ke mobil Zyan. Dua kendaraan tersebut segera meluncur kembali ke pondok.

***

Sementara itu, di pengadilan agama, Nisa dan Barly tengah melakukan sidang mediasi. Barly didampingi Anaya sebagai pengacaranya, sementara Nisa didampingi Farida. Barly tetap tidak mau menceraikan Nisa. Pria itu ingin memperbaiki hubungannya dengan Nisa. Tapi tidak dengan Nisa, wanita itu tetap bersikeras untuk bercerai dari Barly.

"Pak Hakim yang mulia, alasan klien saya mengajukan cerai karena tergugat sudah berselingkuh. Dia sudah berzina dengan perempuan lain," ujar Farida.

"Tuduhan berzina adalah tuduhan yang berat. Apa anda punya buktinya?" tanya Anaya yang mewakili Barly.

Farida memberikan tab-nya yang berisikan video rekaman cctv saat Barly memasuki kamar yang dimasuki Revina. Sang Hakim pun memperhatikan video yang diberikan oleh Farida. Barly masih terlihat santai. Dia yakin kalau Anaya bisa mematahkan video tersebut.

"Video itu tidak membuktikan apapun," seru Anaya.

"Anda bisa lihat waktunya. Malam-malam, seorang pria beristri masuk ke ruangan lain di mana ada wanita di dalamnya. Apakah itu perbuatan pantas?"

"Aku dan Vina hanya berbincang saja, tidak lebih."

"Aku tidak percaya kalian hanya berbincang. Pasti kalian melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar berbincang!" sambar Nisa.

"Apa anda melihatnya sendiri kalau suami anda berzina dengan Vina? Membuktikan orang berzina tidak bisa sembarangan. Harus ada empat orang saksi untuk mendukung tuduhan tersebut. Dua di antaranya harus melihat secara langsung perbuatan zina tersebut. Kalau tidak bisa menghadirkan saksi secara langsung, maka bisa saja kalau itu hanyalah fitnah belaka."

Nisa hanya tersenyum getir. Di saat Amma dituduh melakukan perzinahan, tidak ada yang membelanya seperti itu. Tetapi ketika pelaku perzinahan yang sebenarnya melakukan itu, Anaya menggunakan dalil Al-Qur' an dan hukum positif untuk menyangkalnya.

"Sebenarnya aku tidak mau melakukan ini, Nisa. Tapi kamu memaksaku. Aku tahu alasanmu ingin bercerai dariku. Semua karena Zyan kan? Kamu yang sebenarnya sudah berselingkuh," ujar Barly dengan wajah sendu.

"Maling teriak maling, mungkin itu julukan yang cocok untukmu," cibir Nisa.

"Klien saya berbicara berdasarkan bukti."

Anaya memperlihatkan sejumlah foto kebersamaan Nisa dan Zyan. Tidak hanya itu, ada pula video saat Nisa dan Zyan jalan bersama sambil bergandengan tangan. Keduanya berjalan memasuki sebuah hotel. Bahkan ada adegan di mana Zyan dan Nisa berpelukan. Farida sontak melihat pada Nisa. Wanita itu terlihat marah, demi bisa mempertahankan pernikahan, Barly bahkan membuat bukti palsu untuk memojokkannya.

"Aku memaafkanmu, Nisa. Aku tahu kamu hanya khilaf. Zyan yang selalu menggodamu. Dia itu seorang guru tapi perbuatannnya tidak mencerminkan kalau dia seorang guru. Pak Hakim yang mulia, saya tidak ingin bercerai dari istri saya. Dia menuduh saya berselingkuh, padahal dia sendiri yang berselingkuh. Apa bisa anda membatalkan gugatan cerainya? Tolong selamatkan pernikahan kami. Saya akan mendidik istri saya lebih baik lagi."

"Itu semua bukti palsu!"

"Baiklah, saya akan memberi waktu satu Minggu untuk penggugat membuktikan gugatannya."

Sang Hakim segera mengakhiri sidang mediasi pasangan suami istri tersebut lalu keluar dari ruangan. Nisa dan Barly masih bertahan di dalam ruangan didampingi pengacara masing-masing. Mata Nisa menatap tajam pada suaminya.

"Sudah kubilang, kamu tidak akan bisa menang melawanku. Sampai kapan pun kamu tetap istriku," ujar Barly seraya menyunggingkan senyuman.

***

Enaknya diapain si Barly ya?

1
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐
biar saja Barly senang dan tertawa dengan caranya menipu.nanti juga dia bakal kena getahnya sendiri.tidak ada kejahatan yang kekal.
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐
keren Armin,bisa jadi haacker yang meretas sistem
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐
pak Menteri mudah sekali tergiur dengan iming² .
meski butuh waktu lama,kebenaran pasti akan menemukan jalannya.
Safitri Agus
sama-sama Thor 😍🙏
Safitri Agus
sangat mengecewakan sekali sia sia hasil kerja keras dan penyelidikan selama ini,jadi sedih🥹
Safitri Agus
SAFE sentinel ya 🤭
Adi Andong
bagus banget Armin, jangan kasih kendor si tukang fitnah 💪💪💪
Raffasya@aimaria1203
Smga secepat’y slse ya nisa hama2 sprti itu hrus sgra di tuntaskn
Minal aidin walfaidzin jg mak mohon maaf lahir dan batin 🙏🥰
Nabila hasir
jadi gemes ma orang yg fitnah amma.
keburu lebaran ketupat belum di tangkap. hehehe
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Sama" ka 🙏🏻
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Aamiin 🤲
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ
Astaghfirullah bener2 licik ya si Barly, berbahagialah kamu sekarang kelak boom waktu akan menghancurkanmu.
Goodlah Zyan dan Armin, setelah ini tinggal pantau aja kegiatan Marwan melalui cctv dan penyadapan.
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
orang itu pasti suruhan barly, benerkan
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
semoga persidangan kali ini berjalan lancar ... wlpun agak ragu sama buktinya barly pasti bisa ngeles lagi
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
wlpun tau zyan sudah ahli dlm pengintaian tetep aja waswas takut ketauan
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
dan yang jadi petugas pasti zyan kan..
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
iya bener si barly itu super duper licik
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
lambat laut juga nisa pasti tau yg sebenarnya jadi katakan aja langsung kebenarannya seperti apa
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
armin perhatian bgt sampe paham zyan melihat nisa seperti apa🤭
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟🍜⃝🦁
urusan ini seperti nya udah hal biasa buat zyan makanya dia mau melakukan nya sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!