Putra Mahkota Arthur Orion de Havencourt telah kehilangan minatnya terhadap wanita setelah mantan tunangannya menikah dengan kerajaan lain. Ratu, yang melihat putranya seperti tidak berminat menikah, memiliki ide untuk menjodohkannya dengan putri seorang duke wilayah Nightshade. Namun, duke tersebut ternyata membenci kekaisaran karena kaisar sekarang mengambil tahta kakaknya melalui kudeta.
Arthur, yang tidak menyadari hal ini, tanpa sengaja bertemu dengan seorang gadis yang menarik hatinya. Seraphina Elara de Nightshade, putri dari duke Alexander Victor de Nightshade, merasa terkekang dari segala aturan dan peraturan sebagai seorang wanita. Ia berminat untuk pergi ke ibukota dan hidup bebas dari keluarganya.
Ketika Seraphina bertemu dengan Arthur, seorang pria yang aneh dan menarik, hidupnya mulai berubah. Apakah cinta mereka dapat mengatasi konflik antara keluarga mereka, atau apakah kebencian dan dendam akan menghancurkan kesempatan mereka untuk bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady_Xiyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran yang Tersembunyi
Ela memandang kepergian Rion dengan senyum di wajahnya. Dia merasa bahagia karena Rion ingin menghabiskan waktu dengannya, meskipun hanya sebentar.
Saat itu, Ana datang menghampiri Ela dan duduk di sebelahnya. "Ela, aku tahu kamu menyukai Rion. Aku tidak akan mengatakan apa-apa, tapi aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kalian," ujar Ana dengan suara yang lembut.
Ela terlihat sedikit malu dan berusaha untuk tidak menunjukkan perasaannya. "Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan, Ana," ujar Ela dengan suara yang santai.
Ana tersenyum dan memeluk Ela. "Aku hanya ingin membantu kamu, Ela. Jika kamu membutuhkan seseorang untuk berbicara, aku ada di sini," ujar Ana dengan suara yang lembut.
Ela merasa sedikit lega dan berterima kasih kepada Ana karena telah menjadi teman yang baik. Dia berharap bahwa dia bisa terus menjaga rahasia perasaannya tentang Rion dan tidak membuat Ana khawatir.
Saat itu, Ela dan Ana melanjutkan pekerjaan mereka di kedai Dreamweaver's Den, sambil berbicara dan tertawa bersama. Mereka berdua memiliki hubungan yang sangat dekat dan Ela merasa beruntung memiliki teman seperti Ana.
"Hei apa yang kalian lakukan di sana." ujar Robi mengejutkan Ela dan Ana.
"Astaga Robi kamu membuat kami kaget."
"Hehehe habisnya kalian aneh sih."
"Sudahlah kenapa kamu ada di sini seharusnya berada di dapur."
"Pekerjaanku sudah selesai jadi aku bisa bersantai kawan."
"Kalian berdua aku mau keluar dulu ya mau cari udara segar nih."
"Mau kemana Ela."
"Katanya ada festival rakyat di pasar, sudah dulu ya."
Ela keluar dari kedai Dreamweaver's Den dan berjalan menuju pasar. Dia merasa senang karena bisa menghabiskan waktu di luar dan menikmati festival rakyat.
Saat dia berjalan, Ela melihat banyak orang yang sedang menikmati festival. Dia melihat penjual makanan, pedagang barang-barang unik, dan bahkan ada pertunjukan musik dan tarian.
Ela merasa sangat senang dan bersemangat untuk menikmati festival. Dia berjalan lebih cepat dan mencari tempat yang menarik untuk dikunjungi.
Tiba-tiba, Ela mendengar suara yang familiar. Dia berpaling dan melihat Dion berdiri di sebelahnya dengan senyum di wajahnya.
"Apa kabar, nona Seraphina?" tanya Dion dengan suara yang lembut.
Ela merasa terkejut dan senang melihat Dion. "Apa kabar, Dion? Aku tidak menyangka kamu ada di sini," ujar Ela dengan suara yang terkejut.
"Saya tidak menyangka baru bisa menemukan anda selama sebulan di ibukota."
"Apakah kamu sudah memberitahu ayah dan ibuku tentang keberadaanku?" tanya Ela.
"Habis ini saya akan mengirim surat bahwa saya sudah menemukan anda, nona Seraphina."
"Tolong jangan beritahu mereka." mohon Ela.
Dion terlihat sedikit terkejut dengan permintaan Ela. "Mengapa tidak, nona Seraphina? Ayah dan ibu Anda pasti sangat khawatir tentang Anda," tanya Dion dengan suara yang lembut.
Ela menghela napas dan berusaha untuk menjelaskan. "Aku tidak ingin mereka khawatir, Dion. Aku ingin hidupku sendiri dan tidak ingin mereka mengaturku," ujar Ela dengan suara yang sedih.
Dion memandang Ela dengan mata yang penuh empati. "Baiklah, nona Seraphina. Aku tidak akan memberitahu mereka tentang keberadaan Anda. Tapi aku harus tahu, apa yang membuat Anda ingin meninggalkan rumah dan hidup sendiri?" tanya Dion dengan suara yang lembut.
Ela terlihat sedikit ragu-ragu, tapi akhirnya dia memutuskan untuk berbicara. "Aku ingin hidupku sendiri, Dion. Aku ingin bisa memilih jalan hidupku sendiri dan tidak ingin diatur oleh orang lain," ujar Ela dengan suara yang tegas.
Dion mengangguk dan memandang Ela dengan mata yang penuh pengertian. "Aku mengerti, nona Seraphina. Aku akan menjaga rahasia Anda dan tidak akan memberitahu ayah dan ibu Anda tentang keberadaan Anda."
Ela merasa lega dan berterima kasih kepada Dion. "Terima kasih, Dion. Aku sangat berterima kasih kepada Anda."
Dion tersenyum dan memeluk Ela. "Aku hanya ingin membantu Anda, nona Seraphina. Aku akan selalu ada di sini untuk Anda."
Saat itu, Ela dan Dion melanjutkan berjalan-jalan di pasar, menikmati festival rakyat dan berbicara tentang hal-hal yang mereka sukai. Ela merasa sangat bahagia karena memiliki teman seperti Dion yang bisa memahami dan mendukungnya.
Tiba-tiba, Ela mendengar suara yang familiar lagi. Dia berpaling dan melihat Ana berdiri di sebelahnya dengan senyum di wajahnya.
"Kita bertemu disini ternyata, Ela?" tanya Ana.
Ela merasa terkejut dan senang melihat Rion lagi. "Bukannya tadi kamu masih di kedai, Ana," ujar Ela dengan suara yang gembira.
Ana tersenyum dan memandang Ela dengan mata yang penuh kasih sayang. "Aku membiarkan Robi yang menjaga kedai, Ela," ujar Ana dengan suara yang jahil.
"Nanti Robi kesal sama kamu, Ana."
"Biarkan aku juga ingin bersenang - senang juga oh ya apakah dia teman baru, Ela." ucap Ana penasaran.
"Oh ya dia temanku Dion kenalkan ini Ana dan Ana ini Dion." ujar Ela memperkenalkan mereka.
Dion tersenyum dan memandang Ana dengan mata yang ramah. "Senang bertemu dengan Anda, Ana. Aku Dion, teman Ela," ujar Dion dengan suara yang lembut.
Ana tersenyum dan membalas senyum Dion. "Senang bertemu dengan Anda juga, Dion. Aku Ana, teman Ela," ujar Ana dengan suara yang ramah.
Ela merasa senang karena Ana dan Dion bisa berkenalan dan bersahabat. Dia berharap bahwa mereka bisa menjadi teman yang baik dan saling mendukung.
Saat itu, Ela, Ana, dan Dion melanjutkan berjalan-jalan di pasar, menikmati festival rakyat dan berbicara tentang hal-hal yang mereka sukai. Mereka bertiga memiliki waktu yang sangat menyenangkan dan Ela merasa sangat bahagia karena memiliki teman-teman seperti Ana dan Dion.
Saat mereka berjalan-jalan, Ela melihat sebuah stan yang menjual barang-barang unik. Dia terlihat sangat tertarik dan berlari menuju stan tersebut.
"Wow, ini sangat unik!" ujar Ela dengan suara yang gembira.
Ana dan Dion mengikuti Ela dan melihat apa yang membuatnya tertarik. Mereka melihat sebuah kalung yang terbuat dari bahan-bahan alami dan memiliki desain yang sangat indah.
"Wow, ini memang sangat unik," ujar Ana dengan suara yang kagum.
Dion juga terlihat sangat tertarik dan meminta penjual untuk memberitahu lebih lanjut tentang kalung tersebut.
Penjual menjelaskan bahwa kalung tersebut terbuat dari bahan-bahan alami yang langka dan memiliki makna yang sangat dalam. Ela terlihat sangat tertarik dan memutuskan untuk membeli kalung tersebut.
Saat Ela membayar kalung, Ana dan Dion melihat seorang pria yang terlihat sangat familiar. Mereka berdua terlihat sangat terkejut dan berbisik satu sama lain.
"Apakah itu...?" ujar Ana dengan suara yang pelan.
Dion mengangguk dan memandang pria tersebut dengan mata yang tajam.
"Ya, itu dia," ujar Dion dengan suara yang pelan.
Ela tidak menyadari apa yang terjadi dan terus berbicara dengan penjual. Ana dan Dion berusaha untuk tidak menarik perhatian pria tersebut dan berharap bahwa Ela tidak akan menyadari kehadirannya.
Pria tersebut terlihat sangat mencolok dan memiliki aura yang sangat kuat. Ana dan Dion berusaha untuk tidak menarik perhatian pria tersebut dan berharap bahwa Ela tidak akan menyadari kehadirannya.
Tapi, Ela secara tidak sengaja melihat pria tersebut dan terlihat sangat terkejut. Dia berhenti berbicara dengan penjual dan memandang pria tersebut dengan mata yang lebar.
"Apa yang terjadi?" tanya Ana dengan suara yang pelan.
Ela tidak menjawab dan terus memandang pria tersebut. Ana dan Dion berusaha untuk memahami apa yang terjadi dan memutuskan untuk mengikuti Ela.
Mereka berempat berjalan menuju sebuah tempat yang lebih sepi. Pria tersebut terlihat sangat serius dan memandang Ela dengan mata yang tajam.
"Ela, aku tidak menyangka kamu ada di sini," ujar pria tersebut dengan suara yang serius.
Ela terlihat sangat terkejut dan tidak menjawab. Ana dan Dion berusaha untuk memahami apa yang terjadi dan memutuskan untuk melindungi Ela.
"Siapa kamu?" tanya Ana dengan suara yang tegas.
Pria tersebut memandang Ana dan Dion dengan mata yang tajam. "Aku adalah seseorang yang sangat penting bagi Ela," ujar pria tersebut dengan suara yang serius.
Ela terlihat sangat terkejut dan tidak menjawab. Ana dan Dion berusaha untuk memahami apa yang terjadi dan memutuskan untuk melindungi Ela.
...To Be Continued...
Note:
Terimakasih telah membaca cerita jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian semua semoga kalian suka🥰🥰Biar saya tambah semangat membuat kelanjutan ceritanya Terimakasih love you all