Digo Melviano, seorang CEO tampan yang merasakan pertentangan dihidupnya.
Disatu sisi ia memiliki istri yang nyaris sempurna. Namun itu saja tidak cukup, orang tua Digo selalu mendesak mereka agar cepat memiliki momongan sebagai penerus tahta keluarga Melviano. Namun Kiara, istri Digo nampaknya acuh terhadap keinginan itu.
Hingga datanglah seorang wanita cantik dihidup Digo, yang membuat pria itu merasa tertarik padanya.
Digo meminta Renata Anastasya untuk menjadi istri keduanya, dan memiliki keturunan dari rahimnya.
Renata adalah artis sebuah majalah dewasa yang saat itu tengah menjalani kerja sama dengan perusahaan Melviano group.
Renata memiliki pemikiran yang cukup terbuka, hingga membuatnya berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua Digo.
.. Happy Reading ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Istri Kedua
Digo menatap intens pada wajah cantik yang ada didepannya kini.
"Renata, apa kamu sudah memiliki seorang kekasih?" tanya Digo.
"Belum Tuan, saya masih sendiri untuk saat ini." jawab Renata.
"Oh, kalau begitu, apa kamu tidak keberatan jika aku mengajakmu untuk pergi keluar malam ini?" tanya Digo lagi.
Renata mengangkat satu alisnya sambil tersenyum miring menatap wajah Digo. Gadis itu seolah tau maksud dari arah pembicaraan mereka kali ini.
"Sepertinya anda menginginkan pembicaraan yang lebih intens Tuan?" tanya Renata menggoda.
Digo tersenyum lebar. "Ya, kamu benar. Aku butuh tempat yang tepat untuk bicara lebih dalam denganmu. Apa kamu keberatan?" tanya Digo memastikan.
"Tentu tidak. Sauatu kehormatan untuk saya bisa menjadi teman ngobrol Tuan Digo." jawabnya.
"Kalau begitu, malam ini aku akan menjemputmu." ujar Digo.
"Tentu, akan aku kirimkan alamat apartemenku nanti." jawab Renata.
❣️❣️❣️
Malam harinya...
Pukul setengah tujuh kini Digo telah sampai didepan pintu apartemen Renata. Gadis itu nampak sangat cantik dengan balutan dress merah maroon ketat diatas lutut.
Rambut panjang bergelombang yang tergerai indah pun memberikan kesan manis dan seksi pada penampilannya kali ini.
Renata memang kerap memakai pakaian seksi kemanapun ia pergi. Wanita itu seolah ingin memamerkan bentuk tubuh indah dan padat yang ia miliki.
Namun meski demikian, Renata bukanlah gadis yang mau pergi bersama semua laki-laki yang mengajaknya berkencan. Renata tidak akan meladeni orang-orang yang tidak membuatnya tertarik.
Kini mobil mewah Digo melaju menuju ke sebuah tempat dengan Renata didalamnya.
"Kamu sangat cantik malam ini, Ren." puji Digo sambil memegang kemudi menatap wajah Renata sesekali.
"Tuan Digo terlalu memuji." jawab Renata sambil tersenyum.
"Apa kamu akan keberatan jika aku membawamu kesebuah bar malam ini?" tanya Digo.
"Kita sudah sama-sama dewasa Tuan Digo, sesekali pasti kita butuh waktu untuk bersenang-senang. Aku tidak masalah sama sekali." jawab Renata.
"Aku suka jawabanmu Renata." ucap Digo.
"Aku hanya berfikir realitas Tuan." jawab Renata.
Setelah sampai disebuah bar, Digo mengajak Renata memasuki ruangan bising dengan suara keras musik menggema yang tengah diputar.
"Kita duduk di sebelah sana." ajak Digo dengan suara agak tinggi sambil menunjukkan meja kosong diujung.
Mereka berjalan melewati banyak orang didalam yang keluar masuk dari bar itu. Digo merangkul lengan terbuka Renata, seolah tengah menjaganya dari sentuhan orang lain.
Kini mereka duduk dimeja dengan saling berhadapan dengan satu gelas berisi minuman beralkohol yang sudah mereka pesan.
"Kamu pernah ketempat seperti ini?" tanya Digo memulai obrolan mereka.
"Pernah beberapa kali. Tuan sendiri?" tanya Renata.
"Baru kali ini bersama seorang wanita. Selebihnya, hanya menemui rekan bisnis untuk masalah pekerjaan." jawab Digo jujur lalu meneguk minumannya.
"Kedengarannya hidup anda terlalu serius Tuan. Apa anda sedang memiliki masalah saat ini?" tanya Renata.
"Kamu benar.. Hidupku sangat serius, hingga aku dibuat bercanda oleh takdir." ujar Digo.
"Benarkah? Aku pikir anda memiliki hidup yang sempurna Tuan Digo. Anda memiliki segalanya.. karir, uang, istri dan aku rasa itu sudah cukup membuat hidup seseorang bahagia." ujar Renata.
"Tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna Renata. Kamu benar, aku memang memiliki semua itu. Tapi satu hal yang belum aku miliki, yaitu anak." jelas Digo.
"Renata kau tau.. Aku memiliki seorang istri yang sangat sempurna, dia baik, cantik, pintar dan juga mandiri. Tapi aku benci! Aku benci kesempurnaannya.. Karena itu seolah membuatnya tidak lagi membutuhkanku." lanjutnya.
Renata menatap iba pada pria tampan itu sebentar lalu tersenyum. "Tuan benar, tidak ada yang benar-benar sempurna. Tapi aku rasa anda hanya perlu berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkannya bukan?" tanyanya.
"Tidak semudah itu Ren, aku juga sudah berusaha. Tapi istriku, Kinara tampaknya sudah tidak perduli lagi. Sedangkan orang tuaku selalu mendesak kami agar cepat memiliki momongan." ujar Digo.
"Miris sekali." lirih Renata sambil tersenyum miring lalu meneguk minumannya.
Digo tertawa kecil. "Memang miris, untuk itu aku mengajakmu keluar untuk bicara malam ini." ujar Digo.
"Lalu, apa hubungannya denganku?" tanya Renata.
Digo meraih tangan Renata yang ada diatas meja dan menggenggamnya.
"Ren, aku mau kamu menikah denganku. Jadi istri keduaku, puaskan aku, berikan keturunan untukku, maka akan aku penuhi semua kebutuhanmu." ucap Digo dengan tatapan serius.
Renata terlihat diam sejenak. "Tuan Digo, aku harap anda sedang tidak bermain-main dengan ucapan anda kali ini." ucapannya.
"Tidak Ren, aku serius. Aku lelah dengan sikap Kinara, tapi aku tidak bisa melepaskannya begitu saja. Orang tuaku sangat menyukainya." ujar Digo.
"Lalu, apa jaminannya untukku?" tanya Renata.
"Apapun, apapun yang kamu mau aku akan memberikannya untukmu. Aku mencintaimu Ren, dan aku tau kamu juga memiliki perasaan yang sama terhadapku." ujar Digo merayu.
"Aku memang tertarik padamu Tuan, tapi.." Renata menggantungkan ucapannya.
"Akan aku berikan cinta dan waktu lebih dari yang aku berikan pada Kinara, aku janji!" ucap manis Digo.
"Baiklah, aku mau. Tapi aku ingin memiliki surat perjanjian, jika kamu mengingkari janjimu dan mencampakkan ku maka setengah aset di perusahaan mu harus menjadi milikku." ucap Renata dengan pintar.
"Cerdas! Aku suka." jawab Digo senang. "Asal kamu bisa memuaskan ku dan memberikan keturunan untuk keluarga ku, aku tidak akan pernah berpaling darimu." ujar Digo.
"Aku akan berusaha." jawab Renata dengan senyum diwajahnya.
"Boleh aku mencium tanganmu?" tanya Digo.
"Tentu." jawab Renata.
Digo tentu memiliki alasan lain untuk menginginkan Renata menjadi istri keduanya. Selain Digo memang mencintai wanita itu, Digo juga ingin membuktikan ucapan Kinara apakah dia benar-benar mandul atau tidak.
✨✨
Satu minggu berlalu..
Kini Digo dan Renata kini baru saja meresmikan hubungan mereka dengan menikah secara diam-diam.
Digo membelikan sebuah apartemen mewah untuk Renata, agar istri keduanya tidak lagi harus membayar sewa apartemen.
Digo juga membelikan sebuah pulau kecil untuk Renata sebagai hadiah pernikahan mereka tanpa sepengetahuan istri barunya itu.
"Siap?" kini mereka sedang berada di dalam jet pribadi milik keluarga Melviano.
"Kita mau kemana sih mas? kenapa harus naik pesawat segala." protes Renata namun juga penasaran.
"Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu." jawab Digo.
"Oh ya? Apa mas?" tanya Renata yang kini berubah menjadi antusias.
"Kamu lihat saja sendiri nanti." ujar Digo.
Renata tersenyum tidak sabar melihat apa yang akan Digo tunjukkan untuknya. Pesawat itu kini perlahan melaju dan terbang ke atas dengan dikemudian oleh supir pribadi keluarga Melviano yang sudah berpengalaman.
Renata memeluk erat tubuh suaminya dan membenamkan wajahnya diatas dada bidang pria yang kini sudah menjadi suaminya itu sambil tersenyum. Renata menghirup aroma maskulin yang menenangkan dari tubuh Digo suaminya.
Digo pun tidak mau kalah dengan membalas pelukan hangat sang istri. Jari-jarinya menyisir lembut rambut panjang Renata sambil menatap kearah luar jendela.