"Anda yakin Mrs. Aquielo?"
"Jangan asal mengubah nama ku seenakmu, aku masih seorang Rainer asal kau tahu saja."
"Ya untuk sekarang kau mang masih seorang Rainer, tapi sebentar lagi kau akan segera mengganti nama belakangmu itu dengan nama keluargaku."
"Seperti aku mau saja dengan dirimu."
"Oh apa kau lupa yang aku katakan dipesawat kemarin Ms. Rainer."
Viona hanya dapat terdiam tentu ia tidak lupa dengan ancaman pria gila ini kemarin. Dan sialnya kalau semua yang dikatakan nya benar adanya maka tidak ada jalan lain lagi bagi Viona untuk menolak semua keinginan pria itu.
Itu buruk....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panda Merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Andreas menepuk punggung tangan Ibunya sambil menatap wanita itu dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Baiklah aku mau menceritakan semuanya tapi Mommy harus berjanji tidak akan melawan lagi kalau para perawat mengajak Mommy untuk melakukan terapi."
Setelah melihat anggukan kepala dari Ibunya Andreas pun mulai menceritakan bagaimana kondisi diluar sana sekarang, terkecuali fakta kalau sekarang Daddynya yang sudah memiliki kekasih baru. Karena ia ragu Mommynya dapat menerima fakta tersebut.
"Sejak Mommy dirawat disini aku sudah tidak tinggal dimansion kita lagi."
"Kenapa apa sodara-sodaramu berbuat jahat padamu? Kau bisa mengadukan mereka berdua pada Daddy!"
"Tidak, aku hanya ingin hidup mandiri mulai sekarang. Lagi pula letak mansion kita jauh dari tempatku bekerja." Bohong Andreas yang nampaknya langsung dipercaya Ibunya.
"Ah begitu ya, baiklah Mommy bangga padamu. Mommy akan berdoa semoga kau bisa mengikuti jejak keberhasilan kakak mu Ares!" seru Ibunya penuh semangat.
Sementara Andreas hanya tersenyum kecut mendengar Ibunya kembali memuji pria sombong itu dihadapannya.
"Terima kasih, dan sekarang aku ingin memberi tahu Mommy satu hal yang tidak aku sukai sekarang."
"Apa itu?" tanya Ibunya tampak tidak sabar.
"Aku sudah bertunangan karena dijodohkan oleh Daddy dengan anak rekan bisnisnya." Ucap Andreas murung.
"Kenapa kau tidak menyukainya? bukannya kau tahu kalau Daddy mu itu orang yang sangat teliti dan pemilih dan Mommy yakin kalau pilihannya pasti yang terbaik untuk mu."
"Kenapa Mommy malah mendukung dia, aku mempunyai standar tersendiri dalam hal memilih pasangan dan wanita pilihan Daddy sama sekali tidak memenuhi kriteria ku." protes Andreas tampak tidak senang.
"Ada apa, apa dia tidak cukup cantik? Kalau soal wajah asal punya uang semua bisa diatur."
"Tidak,,, dia lumayan cantik tapi sikapnya sangat tidak kusukai dia berisik, pemaksa dan cengeng benar-benar akan sangat merepotkan kalau dia yang akan menjadi pasangan ku kelak."
"Bukankah itu bagus, gadis itu pasti bisa mewarnai hari-harimu, bisa kau kenalkan dia pada Mommy." Pinta Ibunya.
"Tidak,,, aku tidak mau dia berharap lebih dari hubungan ini." Tolak Andreas.
"Kenapa begitu? Kau jahat sekali Andreas. Dia pasti sangat terluka dengan sikapmu yang seperti ini." Ucap ibunya sedih.
"Sudahlah Mommy,,, berhenti memikirkan tentang wanita itu sekarang aku akan menceritakan hal lainnya." Ucap Andreas berusaha menganti topik pembicaraan.
"Apa lagi yang ingin kau ceritakan?"
"Sebenarnya sekarang aku sudah tidak bekerja diperusahaan Daddy lagi." Jelas Andreas pada akhirnya.
"Apa,,, apa kau seorang pengangguran sekarang? Oh ya ampun putraku sayang sekarang kau sudah bukan anak remaja lagi, kini sudah waktunya untuk dirimu mulai bekerja dan mendapatkan uang sendiri!"
"Mommy tenang saja aku bukanlah seorang pengangguran, sekarang aku sedang berusaha merintis jalanku sendiri aku ingin mendirikan perusahaan dengan nama keluarga kita Adams dan dengan bantuan Richardo dan yang lainnya kini perusahan kecil itu sudah mulai berkembang." Jelas Andreas antusias.
Sontak hal tersebut membuat Ibunya terkejut sampai ia tak bisa berkata-kata. Putra manjanya kini berani memulai bisnis sendiri itu benar-benar mengejutkan baginya.
"Mommy benar-benar terharu,,, kau benar-benar hebat Andreas!" Seru Ibunya sambil meneteskan air mata.
"Dan satu lagi sekarang nama belakangku sudah kuganti dengan Adams bukan Smith lagi."
Lagi-lagi apa yang dikatakan oleh Andreas berhasil membuat Ibunya terkejut bukan main.
"Oh astaga bagaiman dengan reaksi Daddymu apa kalian bertengkar? dia pasti sangat marah!"
Andreas terkekeh mengingat bagaimana kepalanya hampir bocor karena dilempar dengan bola biliar oleh Daddynya saat tahu ia mengubah nama belakangnya menjadi nama keluarga Ibunya.
Tapi bukannya meredakan kemarahan pria tua itu Andreas malah semakin membuat Daddynya naik pitam setelah ia mengatakan akan keluar dari perusahaan dan ingin memulai bisnis sendiri.
Dan sejak saat itulah Ayah dan anak itu jadi sering berselisih dan saling senggol dalam dunia bisnis yang tentunya membuat Andreas keteteran karena harus menghadapi perusahaan besar milik Daddynya.
Beruntungnya dia punya banyak teman yang mau membantunya seperti Richardo dari keluarga Thomson misalnya, pengusaha minyak dunia itu selalu mengulurkan bantuannya saat diminta oleh Andreas.
"Daddy benar-benar murka, tapi aku tidak peduli sudah cukup dua puluh lima tahun ini aku menyandang marga mereka sekarang aku ingin memakai nama Adams dan menjadi besar dengan nama itu meskipun aku tahu butuh waktu sepuluh tahun lagi agar aku bisa menyamai Daddy."
"Kalau memang itu yang kau inginkan Mommy mendukung apapun keputusan mu dan akan selalu mendoakan yang terbaik untuk dirimu."
"Terima kasih Mom, aku berjanji akan membuat Mommy bangga."
***
Hari sudah sangat gelap saat mobil yang dikendarai Andreas mulai meninggalkan parkiran rumah sakit itu.
Ya,,, yang awalnya Andreas hanya berniat untuk singgah sebentar untuk menjenguk Ibunya malah berakhir menemani wanita paruh baya itu sampai ia tertidur.
Andreas menginjak pedal gas mobilnya dengan kuat, mengendarai super car itu dengan sangat kencang menyalip beberapa pengendara lainnya yang berada didepan jalannya.
Pria itu terus menambah kecepatan mobilnya tanpa memperdulikan resiko kecelakaan yang mungkin saja akan ia alami.
Karena hanya dengan cara mengebut dijalanan agar Andreas dapat menenangkan dirinya.
Sungguh beberapa hari ini dia tidak dapat tidur dengan tenang karena berbagai masalah yang menghampirinya.
Memang sejak Ibunya didiagnosis mengidap penyakit leukemia stadium empat dan harus dirawat dirumah sakit selama berbulan-bulan, selama itu juga masalah terus menimpa Andreas silih berganti.
Dari sikap tidak baik sodara-sodara tirinya dan juga dan banyak hal lain lagi maka karena itulah Andreas memutuskan untuk keluar dari lingkungan keluarga itu lalu mulai membangun bisnisnya sendiri.
Awalnya semuanya begitu berat bagi Andreas yang sudah terbiasa dimanjakan sedari kecil namun ia tetap berusaha keras agar tidak disebut pecundang tidak tahu diri karena berani membuang nama Smith dibelakang namanya.
Dirinya mungkin tidak sehebat Ares yang bisa membangun bisnisnya sendiri diusia dua puluhan tahun tapi setidaknya kini Andreas tidak perlu meminta uang untung dirinya bahkan biaya perawatan Mommynya dari pria tua yang dia panggil Daddy itu.
Tentunya selama ini Ibunya mengira kalau suami nya lah yang membiayai semua pengobatan yang ia jalani sekarang, dan dia tidak akan menduga kalau ternyata putra manjanya lah yang menanggung itu semua.
Andreas juga tidak mau menceritakan tentang hal itu karena hanya akan membuat kondisi Ibunya semakin memburuk dan Andreas tidak mau hal itu terjadi.
Selama ini ia sudah berusaha semaksimal mungkin memblokir berita-berita yang tidak baik dari keluarga mereka agar tidak sampai ketelinga Ibunya, karena takut hal itu akan mengganggunya.
Dan sialnya berita Ares yang akan melangsungkan pertunangan malah sampai keIbunya sehingga wanita itu meminta Andreas untuk berbicara dengan Ares agar mengizinkan mereka turut hadir diacara tersebut.
Namun malah mendapat penolakan keras dari Ares, ya meski sedari awal Andreas sudah tahu Ares akan bersikap begitu tapi karena permintaan Ibunya terpaksa dengan berat hati dia menghubungi pria sombong itu.
Ya semuanya hanya semata karena Mommy nya.