Kisah seorang gadis bernama Selina yang terpaksa harus menikah dengan seorang pria tampan nan kaya yang bernama Lazuardi, menikah bukan karena cinta melainkan karena terjadinya sebuah accident yang tak terduga menimpa keduanya.
Akankah mereka bahagia...akankah mereka dapat membina rumah tangga seperti yang di harapkan setiap orang...????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 13
❤️ Happy Reading ❤️
''Hai bestie...'' sapa Nanda saat melihat sang sahabat sudah memasuki kubikel kerja miliknya.
''Hai...'' balas Selin seadanya.
''Lemes amat.'' kata Nanda. ''Kenapa?'' tanyanya lagi.
''Eh gak ada apa-apa kok, cuma sedikit lelah aja.'' sahut Selin.
''Ngomong-ngomong bagaimana acara keluarganya kemarin?'' tanya Nanda yang sedikit kepo dengan urusan sahabatnya itu, sangking keponya tu anak sampai sudah berdiri sambil menopangkan dagunya di atas pembatas kubikel antara miliknya dan Selin.
''Semuanya lancar dan berjalan sangat baik.'' jawab Selin dengan sambil membuka laptop yang ada di meja kerjanya.
''Eh tunggu-tunggu katanya ada yang beda deh.'' kata Nanda dengan nada yang sedikit dibuat serius.
''Apa?'' tanya Selin.
''Coba angkat tangan kamu yang sebelah kiri.'' pinta Nanda.
''Apaan sih...'' kata Selin namun tetap juga menuruti apa mau sahabatnya itu.
''Nah itu...itu yang beda.'' seru Nanda sambil menunjuk ke arah jari Selin.
Untung saja para karyawan yang lain belum pada masuk karena memang belum masuk jam kantor, kalau enggak sudah dipastikan mereka akan mendapatkan tatapan tajam serta omelan dari karyawan lainnya.
''Jangan bilang kalau kamu gak masuk kemarin itu karena kamu tunangan ya...iya...'' cecarnya. ''Jahat banget deh gak kasih tau aku.'' keluhnya.
''Tunangan apa...'' kata Selin yang sebenarnya sudah sedikit ketar ketir kalau sahabatnya itu bertambah curiga.
''Itu kamu sekarang pakai cincin di jari manis.'' kata Nanda lagi untuk memperkuat argumennya. ''Dan kelihatannya itu cincin mahal...berlian.'' sambungnya lagi.
''Berlian apa?'' sanggah Selin. ''Ini cuma cincin emas biasa yang aku beli kemarin sama kak Dela.'' katanya lagi. ''Sudah ah aku mau kerja.'' kata Selin yang tak ingin anda lebih jauh lagi bertanya ini dan itu.
Nanda tak mau menyerah dengan asumsinya, dia pun berselancar di dunia maya untuk mencari tau tentang cincin milik Selin, karena dia masih yakin kalau cincin itu bukan cincin yang di jual sembarangan.
''Nah kan bener...'' gumam Nanda. ''Tunggu tapi ini sepasang...dan wow harganya seharga mobil.'' imbuhnya lagi yang merasa sedikit tercengang dengan nominal yang di lihatnya.
''Sel...Sel...Selin...'' panggil Nanda lagi.
''Apa sih Nan?'' kata Selin.
''Lihat...kamu masih mau mengelak apa lagi coba.'' katanya sambil menunjukan layar ponselnya yang masih terpampang gambar seperti cincin yang dia kenakan di sana.
''Ya itukan yang asli Nan, ini cuma tiruan dan emas biasa.'' kata Selin yang tetap menyanggah. ''Ya sudah kalau kamu gak percaya aku telponin kak Dela ya dan kamu gila tanya langsung ke dia.'' kata Selin yang berusaha untuk meyakinkan.
''Eh eh gak usah aku percaya kok.'' jawab Nanda yang malu juga kalau sampai di telponin. ''Aku kerja dulu...'' lanjutnya.
❤️❤️❤️❤️❤️
''Di, boleh gak nanti mama ajak Selin ketemu buat ngomongin pernikahan kalian?'' tanya mama Mega saat Ardi ingin beranjak dari duduknya untuk berangkat bekerja.
''Jangan hari ini ma, nunggu akhir pekan saja.'' jawab Lazuardi. ''Kasihan dia kan kerja.'' imbuhnya lagi.
''Tapi kan pernikahan kalian tinggal dua minggu lagi Di.'' bantah mama Mega.
''Pernikahannyakan cuma di hadiri keluarga aja ma.'' sahut Lazuardi. ''Aku berangkat dulu ma...takut kena macet.'' pamitnya yang langsung pergi dari sana.
''Bener kata Ardi ma...nanti Selin malah kecapekan dan jadinya sakit.'' kata papa Awan ikut buka suara. ''Memangnya mama mau itu terjadi?'' tanyanya.
''Ya enggaklah pa.'' sahut mama Mega dengan cepat. ''Ya sudah deh mama ikut kata kalian aja.'' sambungnya dengan pasrah.
❤️❤️❤️❤️❤️
Dan benar saja begitu akhir pekan mama Mega sudah meminta Selin untuk datang ke kediamannya.
''Kamu jadi pergi Sel?'' tanya Dela yang melihat Selin sudah siap dengan penampilannya.
''Iya jadi kak, katanya bentar lagi supir mereka sampai.'' jawab Selin. ''Tuh kayaknya.'' ujar Selin ketika mendengar suara mobil berhenti. ''Aky pergi dulu ya kak...'' pamitnya pada Dela karena memang Satria pergi ke toko.
''Tunggu Sel...'' cegah Dela. ''Tunggu sebentar ya...'' katanya lagi lalu ngacir pergi ke dapur.
''Nih...'' kata Dela yang sudah kembali dengan menenteng sebuah paper bag di tangannya.
''Apa ini kak?'' tanya Selin.
''Kue.'' jawab Dela. ''Buat buah tangan ke mertua kamu.'' sambungnya.
''Ini...'' kata Selin.
''Tadi malam pas pergi sama kakak kamu, kakak sengaja beli...soalnya kakak inget kalau kamu mau ke sana.'' potongnya.
''Terimakasih ya kak...kakak memang yang terbaik.'' ucap Selin sambil memeluk kakak iparnya itu.
''Onty...Sena gak di peluk...'' kata Sena yang juga ada di sana.
''Ouh sayangnya onty...tentu saja, sini sayang...kita pelukan bertiga.'' ujar Selin.
Jadilah saat ini mereka pekikan bertiga ...
''Sudah sana buruan berangkat.'' kata Dela. ''Kasihan pak supirnya.'' imbuhnya lagi.
''Aku pergi dulu ya kak...'' pamit Selin. ''Dada kesayangan onty.'' ucapnya pada Sena sambil melambaikan tangannya.
❤️❤️❤️❤️❤️
Setalah setengah jam menempuh perjalanan akhirnya Selin sampai juga di kediaman utama Cakrabuana.
''Gila rumahnya...'' gumam Selin. ''Fix bener-bener sultan ini mah.'' gumamnya lagi.
Selin mulai melangkahkan kakinya, setelah menghembuskan nafas beberapa kali...tangannya mulai di gerakkan untuk menekan bel yang terpasang di samping kanan pintu.
Ting Tong
Cklek
''Permisi...maaf tante Meganya ada?'' tanya Selin dengan sopan pada wanita paruh baya yang membukakan pintu untuknya.
''Selin...'' seru mama Mega sebelum sang art menjawab pertanyaan Selin.
''Tante.'' sapa Selin.
''Kok masih tante sih...mama dong.'' protesnya. ''O iya bik...ini non Selin...calon istri dari Ardi.'' kata mama Mega memperkenalkan. ''Dab Selin...ini bik Minah...kepala art di sini.'' sambungnya lagi.
Selin pun berusaha ramah dan tersenyum dengan wanita yang baru di perkenalkan oleh calon mama mertuanya itu.
''Oh iya ini ada sedikit kue buat tante.''kata Selin dengan tangan yang menyerahkan bawaannya tadi.
''Kok pakek repot-repot segala...tapi terimakasih ya.'' ucap mama Mega. ''Ayo masuk...'' ajaknya.
''Ardi sama Langit mana bik?'' tanya mama Mega.
''Sepertinya masih di kamar tuan kecil nyonya.'' jawab bik Minah. ''Kata pengasuh...tuan kecil gak mau mandi, jadi sedang di bujuk oleh tuan muda.'' sambungnya lagi memberi tahu.
''Anak itu kok tumben-tumbenan.'' gumam mama Mega. ''Kalau kamu yang bujuk gimana Sel?'' tanya mama Mega. ''Siapa tau langsung mau.'' imbuhnya lagi.
''I...iya boleh tante.'' jawab Selin...mau menolak pun rasanya tak enak.
''Bik, tolong anterin non Selin ke kamar tuan kecil ya...'' pinta mama Mega.
''Baik nyonya...mari non.'' kata bik Minah.
Sedangkan di kamar, Ardi sedang membujuk putranya itu saat ini.
''Ayolah boy...ini sudah siang.'' kata Lazuardi yang sudah hampir menyerah.
Cklek