NovelToon NovelToon
Terjebak Di Dunia Siluman Burung Garuda Emas

Terjebak Di Dunia Siluman Burung Garuda Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Romansa / Masuk ke dalam novel / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita
Popularitas:464
Nilai: 5
Nama Author: Wardha

Aurora terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya berada di dunia asing yang begitu indah, penuh dengan keajaiban dan dikelilingi oleh pria-pria tampan yang bukan manusia biasa. Saat berjalan menelusuri tempat itu, ia menemukan sehelai bulu yang begitu indah dan berkilauan.

Keinginannya untuk menemukan pemilik bulu tersebut membawanya pada seorang siluman burung tampan yang penuh misteri. Namun, pertemuan itu bukan sekadar kebetulan—bulu tersebut ternyata adalah kunci dari takdir yang akan mengubah kehidupan Aurora di dunia siluman, membuatnya terlibat dalam rahasia besar yang menghubungkan dirinya dengan dunia yang baru saja ia masuki.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wardha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seorang penjaga kuno telah bangkit.

Aurora mengepakkan sayap emasnya, menghindari cakar hitam raksasa yang hampir mencabik tubuhnya.

Di sebelahnya, Raviel meluncur dengan kecepatan tinggi, pedangnya bersinar biru saat ia menebas ke arah sayap garuda hitam itu. Namun, sebelum serangannya mengenai sasaran, kabut hitam berputar mengelilingi makhluk itu, membentuk perisai gelap yang menahan serangan tersebut.

"Kau tidak bisa melukaiku semudah itu," suara makhluk itu bergema, matanya yang merah bersinar semakin terang.

Aurora mengertakkan giginya. Kekuatan musuh ini berbeda dari yang pernah ia hadapi sebelumnya.

Makhluk itu bukan sekadar siluman biasa—ia adalah Bayangan Takdir, entitas yang muncul untuk menguji apakah Aurora layak menerima kekuatan Garuda Emas.

Julia berlari ke tepi tebing, mengangkat tongkat sihirnya. "Kita harus memisahkan kabut hitam itu dari tubuhnya! Selama ia terlindungi oleh energi kegelapan, serangan kita tidak akan ada gunanya!"

Aurora menatap Julia, lalu melihat Raviel yang masih berusaha menembus pertahanan musuh. Ia menggenggam dadanya—Matahari yang Terlupakan masih ada di dalam dirinya.

"Mungkin. Aku bisa menggunakannya!"

Tanpa ragu, Aurora menutup matanya, merasakan energi Matahari yang Terlupakan mengalir dalam tubuhnya. Cahaya keemasan mulai berkumpul di tangannya, membentuk bola energi yang semakin membesar.

Burung garuda hitam itu menyadarinya.

"Jangan berpikir kau bisa menggunakan cahaya itu melawanku!"

Dengan kecepatan luar biasa, ia melesat ke arah Aurora, cakarnya yang berkilauan hitam bersiap mencakar tubuhnya.

Namun, saat itu juga—Aurora membuka matanya, dan cahaya emasnya meledak keluar.

"Matahari yang Terlupakan—Hancurkan Kegelapan!"

Ledakan cahaya keemasan menyebar ke seluruh puncak gunung, menembus kabut hitam yang melindungi makhluk itu.

Burung garuda hitam itu mengeluarkan jeritan nyaring, tubuhnya bergetar saat perlindungan kegelapannya mulai terkelupas.

Raviel tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Dengan kecepatan mengerikan, ia melompat dan menusukkan pedangnya tepat ke dada makhluk itu!

"GRRRRAAAAAAHHHH!!"

Makhluk itu menjerit keras, tubuhnya bergetar sebelum akhirnya meledak menjadi debu hitam yang tersapu angin.

Sejenak, hanya ada keheningan.

Aurora terengah-engah, menatap tempat di mana musuhnya tadi berdiri. "Kita ... berhasil?"

Julia menatap langit yang perlahan kembali cerah. "Untuk saat ini, ya."

Namun, ia masih terlihat khawatir.

"Apa ada yang salah?" tanya Raviel.

Julia menarik napas. "Itu baru permulaan, Raviel. Bayangan Takdir hanyalah peringatan. Itu berarti musuh yang sesungguhnya sudah mulai bergerak. Kau harus lebih fokus untuk melindungi Aurora, kau sayap emasnya, Raviel! Kau ikut bertanggung jawab untuk melindungi jantungmu!"

Aurora mengepalkan tangannya. "Ya, aku dan Raviel. Kami takdir yang tidak bisa dipisahkan!"

Ia baru saja mendapatkan Kunci Pertama, tetapi bahaya yang lebih besar sudah menantinya. Dan ia tahu—perjalanannya masih jauh dari selesai.

Setelah kemenangan mereka melawan Bayangan Takdir, Aurora, Raviel, dan Julia berdiri di puncak Gunung Eltaris, menatap cakrawala yang mulai kembali diterangi cahaya matahari. Namun, meski langit kini lebih cerah, Aurora masih merasakan getaran aneh di dalam dirinya.

Matahari yang Terlupakan telah menjadi bagian dari jiwanya, tetapi sesuatu—sebuah suara halus dalam pikirannya, terus memanggilnya ke suatu tempat.

"Aurora ... Kau harus datang!"

Aurora mengerutkan kening, menoleh ke Julia. "Aku merasakan sesuatu. Seperti panggilan dari tempat lain."

Julia menatapnya tajam. "Itu wajar. Kunci Pertama telah membangkitkan bagian dari dirimu yang selama ini tersembunyi. Dan sekarang, Kunci Kedua mulai menunjukkan jalannya."

Raviel menyilangkan tangan. "Di mana kita harus mencari Kunci Kedua?"

Julia menarik napas dalam. "Jika aku tidak salah, kunci itu disebut Air Mata Langit, dan lokasinya ada di—"

Ia menoleh ke arah timur, ke sebuah daratan luas yang mengambang di atas awan.

"Kerajaan Langit—Aevarion."

---

Tanpa membuang waktu, Aurora dan rombongan mereka terbang menuju Aevarion, negeri yang konon menjadi tempat para siluman bersayap yang telah lama menghilang.

Saat mereka mendekati kerajaan itu, mereka melihat sesuatu yang mengejutkan—Aevarion tidak seperti yang diceritakan dalam legenda.

Langitnya dipenuhi badai petir, kastil-kastilnya runtuh, dan pulau-pulau melayangnya hampir tenggelam dalam kegelapan.

Aurora menggigit bibirnya. "Apa yang terjadi di sini?"

Raviel mengerutkan kening. "Seperti ada sesuatu yang merusak keseimbangan negeri ini."

Tiba-tiba, suara dentuman keras menggema di udara, dan sekawanan makhluk hitam berbentuk burung dengan mata merah muncul dari balik awan.

Mereka langsung menyerang tanpa peringatan!

"Awas!" Raviel menghunus pedangnya, menebas satu makhluk yang melesat ke arahnya. Instingnya bekerja dengan sempurna.

Aurora mengepakkan sayapnya, menghindari cakar tajam salah satu makhluk itu. Ia memusatkan energinya, dan cahaya emas dari tangannya meledak, menghancurkan beberapa musuh sekaligus.

Julia berbisik pelan, matanya menatap jauh ke dalam badai yang menyelimuti Aevarion. "Ini bukan sekadar serangan biasa, Ini adalah kutukan."

Aurora terkejut. "Kutukan?"

Julia mengangguk. "Dan kutukan ini, berkaitan dengan Air Mata Langit."

Saat itu juga, badai di langit semakin menggila, dan di tengah pusaran angin—sesosok makhluk bersayap besar dengan mata berkilauan biru muncul dari dalam awan.

Seorang penjaga kuno telah bangkit.

Dan ia tidak akan membiarkan Aurora mengambil Kunci Kedua dengan mudah.

Aurora menatap sosok bersayap raksasa yang muncul dari badai. Tubuh makhluk itu berpendar dengan cahaya biru keperakan, matanya bersinar seperti dua bulan penuh di tengah kegelapan.

Raviel memperketat pegangan pada pedangnya. "Makhluk ini ... berbeda dari yang kita lawan sebelumnya."

Julia mengangguk. "Dia bukan musuh biasa. Dia adalah Aeris, Sang Penjaga Langit—pelindung terakhir dari Air Mata Langit."

Aurora menelan ludah. "Kalau begitu, kita harus meyakinkan dia agar menyerahkannya pada kita."

Namun, sebelum mereka bisa mengatakan sesuatu—

Aeris melesat dengan kecepatan luar biasa, mengibaskan sayapnya dan menciptakan badai yang hampir menjatuhkan mereka dari langit!

Aurora berusaha tetap stabil di udara, tetapi kekuatan angin itu sangat kuat.

"Siapa kalian, para penyusup, yang berani datang ke tanah suci Aevarion?" suara Aeris bergema di seluruh kerajaan langit.

Aurora mencoba berbicara. "Aku Aurora, pewaris Garuda Emas! Aku datang untuk mencari Air Mata Langit!"

Namun, Aeris hanya menatapnya dingin. "Kau mungkin memiliki darah Garuda Emas, tetapi itu tidak berarti kau layak menerima warisan langit."

"Jika kau ingin Air Mata Langit, maka kau harus membuktikan dirimu dalam ujian ini!"

Tiba-tiba, badai semakin mengamuk, dan puncak-puncak menara Aevarion mulai runtuh satu per satu.

Aurora, Raviel, dan Julia mendapati diri mereka berdiri di atas sebuah pulau melayang, yang kini mulai bergetar hebat.

Aeris membentangkan kedua sayapnya. "Ujian ini akan menguji hati dan jiwamu. Jika kau gagal, kau akan terjatuh ke dalam kegelapan selamanya!"

Aurora mengepalkan tangannya. "Aku tidak akan gagal!"

Dan saat itu juga—cahaya biru menyelimuti mereka bertiga, membawa mereka ke dalam sebuah ilusi aneh.

Mereka kini berdiri di sebuah langit tanpa batas, di mana bintang-bintang berputar di sekitar mereka seperti pusaran tak berujung.

Lalu, di hadapan Aurora, sebuah bayangan dirinya sendiri muncul.

Namun, kali ini, bayangan itu memiliki sayap hitam, bukan emas.

"Apa yang akan kau lakukan jika takdirmu mengharuskanmu menghancurkan dunia yang ingin kau lindungi?" suara bayangan itu terdengar lembut, tetapi menusuk.

Aurora terdiam.

Raviel dan Julia tidak bisa mendekat—mereka terjebak dalam ruang waktu yang berbeda. Ini adalah ujian untuk dirinya sendiri.

Bayangan itu mendekat, cahayanya begitu gelap hingga terasa menyerap cahaya di sekitarnya.

"Kau takut, bukan?"

Aurora mengepalkan tangannya. "Aku—"

Ia menatap bayangan itu—dirinya yang lain, bagian dari dirinya yang selalu ia coba sembunyikan.

Bagian yang takut akan kekuatannya sendiri.

Dan ia tahu, untuk mendapatkan Air Mata Langit, ia harus menghadapi dirinya sendiri dan menerima semua sisi dirinya, baik maupun buruk.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!