NovelToon NovelToon
RACUN

RACUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Kisah cinta masa kecil
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kelabu yang menyelimuti rumah tangga selama lima tahun?

Khalisah meminta suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan yang dipilih mertuanya.

Sosok ceria, lugu, dan bertingkah apa adanya adalah Hara yang merupakan teman masa kecil Abizar yang menjadi adik madu Khalisah, dapat mengkuningkan suasana serta merta hati yang mengikuti. Namun mengabu-abukan hati Khalisah yang biru.

Bagaimana dengan kombinasi ini? Apa akan menjadi masalah bila ditambahkan oranye ke dalamnya?

Instagram: @girl_rain67

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A. 14~ Untukmu

"Keluar!" pekik Khalisah langsung ke maksud ia mengeluarkan suara. Bagaimana pun selama bertahun-tahun baru kali ini bicara pada Edgar, setelah dulu-dulunya ia biasakan diri menghela napas dan mengambil hikmahnya saja.

"Keluar? Maksud aku, pemilik dari kontrakan ini?" Menunjuk dirinya sendiri, lalu memperlihatkan senyum kembali pada Khalisah yang panik.

"Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Pemilik kontrakan ini adalah...." Mata tajam itu membesar, menyebabkan senyuman Edgar semakin melebar.

Khalisah bergegas mendekati pintu dan Edgar tak menghalangi. Dicobanya membuka pintu, namun suara handle diputar lah yang terdengar.

"Kamu langsung bisa menebak maksudku ya? Wajah sih, kita kan kenalannya bukan sekedar hembusan angin sesaat," ujar Edgar.

Khalisah menoleh ke sang pelaku. "Buka," tuntutnya.

"Enggak," balas Edgar enteng.

"Buka! Aku nggak mau nantinya timbul fitnah! Kalau ada yang mau kamu bicarakan, kita bisa bicara di tempat ramai orang. Bukan begini! Aku nggak mau dituduh perempuan nggak baik karena berdua saja dalam rumah ini!" pekik Khalisah kembali menarik handle pintu. Sungguh, ini membuatnya stres. Apa laki-laki itu tak bisa mengerti, kali ini saja?

"Tenanglah, Dahi. Ini kawasan baru dan perumahan semuanya adalah kontrakan. Jadi, jarang ada orang yang lewat."

Penuturan Edgar justru menambah kepanikan Khalisah. Sekarang, bagaimana caranya untuk keluar dari rumah ini?

Tadinya Khalisah sempat berpikir untuk berteriak meminta tolong pada warga sini, tapi khabaran laki-laki itu sama sekali tak menguntungkannya. Laki-laki itu benar-benar menciptakan jalan buntu untuknya.

Khalisah lagi dan selalu menarik napas panjang agar menenangkan dirinya yang terbakar. Baginya, kemarahan bukan jalan keluar dari permasalahan.

Sehingga Khalisah membuka suara. "Katakan, apa maumu?"

"Kamu bisa menurutinya?" Edgar bertanya balik.

"Tidak! Pergi!" teriak Khalisah, lalu menepuk jidatnya lantaran laki-laki itu cuma tersentak biasa dan tersenyum cerah lagi. "Buat apa kamu datang padaku kalau kamu masih bertanya aku bisa menurutinya apa enggak? Sesuatu itu pasti ada hubungannya denganku 'kan?"

Bukan menjawab, Edgar malah mengangkat plastik yang sadari tadi dipegangnya. "Makan dulu ya, biar kamu kuat."

Oke, kerutan di dahi Khalisah sudah bengkok. Sepertinya laki-laki ini cuma berniat main-main dengannya, dan Khalisah belum sepenuhnya memulihkan hatinya.

Pada akhirnya Khalisah berjalan melewati sang pencipta perkara dan masuk ke dalam kamarnya. Dia perlu mengisi ulang kesabarannya.

Laki-laki yang dicuekin tetap saja tersenyum, tak tersinggung hingga sakit hati atas perlakuan judes Khalisah. "Tujuh puluh empat kata, kemajuan yang pesat."

"Khalisah...."

Di rumah Al-Ghifari.

Abizar memutuskan menghabiskan waktunya di kamar Khalisah. Duduk di atas kasur sembari menikmati aroma khas Khalisah yang tertinggal.

Abizar menunduk. Khalisah, kumohon pulanglah. Dunia luar tidak aman bagimu.

Jujur, saat ini rasa cemas sedang meliputinya. Perasaan takut terjadi apa-apa pada istri yang disayanginya.

Abizar bangkit dari ranjang begitu mendengar azan magrib berkumandang. Ia akan shalat magrib dan meminta perlindungan pada Allah terhadap istrinya.

Ya Allah, lindungi istriku Khalisah dari marabahaya apapun.

Di tempat Khalisah.

Mendengar azan, Khalisah baru mau keluar kamar dikarenakan harus berwudhu di kamar mandi terletak di samping kamarnya. Namun begitu pintu ditarik, sesuatu terjatuh. Khalisah mengambil kantong plastik dan mengecek isinya.

Satu bungkusan dan juga air putih kemasan?

Khalisah memperhatikannya. Ia baru teringat belum makan sadari kepergiannya hingga sekarang, dan bungkusan ini agak menggodanya.

Segera Khalisah menggeleng. "Tidak, nanti jadi kebiasaan. Aku nggak boleh menerima pemberiannya."

Pada akhirnya plastik hitam itu Khalisah taruh di atas meja, dan ia kembali ke niat awal keluar kamarnya.

Diluar dugaan perutnya berbunyi sepanjang ia mengerjakan sholat. Khalisah jadi tak bisa fokus meniatkan makna ayat-ayat sembahyang lantaran diganggu suara perutnya.

Walau begitu, Khalisah tetap menyempatkan waktu berdoa dulu. "Ya Allah, sekarang hamba baru berpikir keputusan hamba untuk pergi dari rumah itu salah. Padahal harusnya hamba tak melakukannya tanpa izin dari suaminya, tapi hamba bertindak tanpa berpikir jernih. Hamba menyesal. Hamba mohon petunjuknya, ya Allah. رب خعلي آية. اللهم صل على سيدنا محمد، والحمد لله رب العالمين. امين."

Khalisah meraup wajahnya.

Buru-buru ia melepas mukenah dan keluar kamar. Tujuannya adalah pintu, Khalisah akan mencoba mendobraknya.

Menggunakan bahunya, Khalisah berucap, "بسم الله الرحمن الرحيم."

Bruk.

Bruk.

Bruk.

Khalisah meringis merasakan bahunya sakit, tapi kekecewaan lebih menyakitkan sebab usahanya tak membuahkan hasil.

Jika dipikirkan pun, sulit untuk terbuka jika mendobraknya dari dalam.

Khalisah menghela napas, ia berjalan ke samping dan menyingkap tirai. Namun seperti kata laki-laki itu, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Sudah malam 'sih, tapi haruskah lampu rumah seberang sana tak menyala.

Perutnya berbunyi lagi, meski begitu Khalisah tak menyerahkan diri pada bungkusan di atas meja. Ia pergi ke dapur dan berusaha mencari apa saja yang bisa dimakan.

Nihil.

Jangankan makanan, dapur ini saja masih terlihat ruangan kosong.

Khalisah melirik bungkusannya. Helaan napas lagi-lagi hidungnya keluarkan. Dengan loyo Khalisah berjalan ke arah meja, menarik kursi dan mendudukkan dirinya.

"Aku makan ya," ucapnya meminta izin, barulah ia menyuapi nasi gorengnya ke dalam mulut dibalik cadarnya.

Alasan Khalisah melakukannya lantaran bisa saja laki-laki itu sedang mengawasinya, dan perkara tersebut bukan hal yang baru dirasakannya.

Padahal sudah lima tahun berlalu, aku kira dia bakal menganggap ku sebatas mainan masa lalu. Lalu, apa tujuannya sekarang?

Aku takut padamu, Edgar Damian. Takut kamu melampaui batas dan menghancurkan kepercayaan yang aku paksaan ada untukmu.

Inilah perasaan Khalisah terhadap laki-laki yang sejajar mengiringi langkah hidupnya, lantaran detik pun Edgar usahakan ada dalam kehidupan Khalisah.

Jadi jangan menganggap aku tenang atas perbuatanmu karena sifatku, tetapi aku percaya pada akhir baik setelahnya. Karena itulah....

Jangan kecewakan aku.

Malam berlalu dan bulan pun mengganti shift dengan matahari.

Setelah selesai dengan kewajibannya, Khalisah keluar dari kamar. Matanya membulat melihat makanan tertata di meja. Kapan dan bagaimana?

Seingatnya makanan itu belum ada ketika ia mandi dan berwudhu, lalu kembali ke kamar.

Netranya beralih ke dapur dan seakan menyentaknya melihat ada satu kompor dan wajan di atasnya.

Masa dia melakukannya dalam waktu lima menit.

Khalisah lupa kalau setelah shalat subuh ia pasti membaca Alquran dulu, dan hal tersebut dapat membuatnya lupa waktu apalagi cara bacanya nggak bisa kalau pelan, sehingga menjadi penyebab tak mendengar pintu terbuka dan kegaduhan di dapur.

Khalisah tertawa saking merasa mustahil. "Serius, dia benar-benar menguji pendengaranku."

Walau begitu kali ini Khalisah tak berbasa-basi, ia menyantapnya saja. Toh, makanan lain juga nggak ada.

...☠️...

...☠️...

...☠️...

Bersama: Tisara Al-Muchtar dan juru lainnya ✌️

1
Aminin azaaa
bingung Thor Edgar kan seorang polisi, tp bertahun tahun jd bodyguard khalisah, gimana cara bagi waktu nya🙏🙏
Masitoh Masitoh
jujur aku heran dgn sikap Khalisah terlalu baik ya Thor walau mertua SDH hadirin madu bahkan suaminya mafia
@Girl_Rain67: Jujur, Rain pun pengen jadi Khalisah. Tapi tak sanggup 😢
total 1 replies
Dinda Putri
up
Dinda Putri
Lanjut Thor jangan kelama an upnya jadi penasaran
@Girl_Rain67: Siap, kak
total 1 replies
Dinda Putri
luar biasa
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
@Girl_Rain67: Insyaallah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Aminin azaaa
lanjutkan
@Girl_Rain67: Siap, kak. /Smile/
total 1 replies
Aminin azaaa
lanjut
Gadiscantik27
Malam, kak. Boleh minta support balik, kak?
@Girl_Rain67: Boleh, kak 🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!