NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Terbuang

Pembalasan Istri Terbuang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:229.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Naya_handa

Cantik dan kaya, dua hal yang tidak dimiliki oleh Anjani. Hal ini membuatnya diperlakukan secara tidak adil oleh suami dan keluarganya. Dihina, diselingkuhi dan diperlakukan dengan kasar, membuat Anjani akhirnya menyerah.

Keputusan bercerai pun di ambil. Sayangnya, sesuatu hal buruk terjadi pada wanita itu dan membawanya bertemu dengan seorang Kelvin Stewart yang merubah hidupnya.

Keinginannya saat ini hanya satu, yaitu membalaskan dendamnya pada Andrew Johanson Sanjaya, mantan suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naya_handa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak jera

Suara langkah wanita dengan high heels yang mengalasi kaki jenjangnya, terdengar begitu jelas mendekat pada meja seorang sekretaris. Wanita di meja sekretaris itu segera beranjak menyambut kedatangan Wanita yang tidak asing untuknya.

“Selamat pagi, Nona Cheryl,” sapa wanita itu seraya mengangguk sopan.

“Pagi. Apa Mas Andrew ada?” Dengan tergesa-gesa wanita berbaju seksi itu bertanya. Ia melepas kacamata hitam yang membuat penampilannya terlihat berkelas.

“Ada, beliau sedang,”

Belum selesai kalimat sekretaris itu, Cheryl malah segera pergi menuju ruang kerja Andrew. Pria ini mengabaikan panggilannya tadi pagi, mengacuhkan pesan cinta yang ia kirim sejak semalam dan sekarang ponselnya seperti sengaja tidak aktif.

“Beliau sedang ada tamu, Nona.” Sekretaris bernama Nimas itu menahan tangan Cheryl yang hendak membuka pintu ruang kerja direktur utama perusahaan Sanjaya.

“Saya gak peduli, saya ada urusan sama Mas Andrew, bukan kamu. Minggir!” Cheryl mendorong bahu Nimas hingga wanita itu mundur beberapa langkah.

“Iya Non, tapi,”

Belum sempat Nimas menahan, Cheryl sudah lebih dahulu mendorong pintu hingga terbuka dan tersenyum manis pada laki-laki yang sedang berbicara dengan rekanan bisnisnya. Tidak hanya Andrew yang menoleh, melainkan juga dua orang laki-laki yang menjadi tamu Andrew. Nimas hanya bisa terdiam, ia tahu persis bagaimana arogannya wanita ini. Semoga saja Andrew tidak memecatnya.

“Mohon tunggu sebentar,” Andrew terpaksa menjeda obrolannya tentang kerja sama bisnis, lalu menghampiri Cheryl dengan wajah kesal.

“Ngapain kamu di sini? Aku lagi rapat penting.” Laki-laki itu berbicara pelan, namun penuh penekanan. Ia juga mencengkram lengan Cheryl dengan kesal dan membawanya ke luar ruangan, di depan pintu tepatnya.

“Kamu gak jawab pesan aku. Telepon aku juga di cuekin dan sekarang hape kamu gak aktif. Kamu kenapa sih Mas?” Wanita itu mengusap dada Andrew dan menatap laki-laki itu dengan lekat.

“Ya gak usah datang ke sini juga! Kerjaan aku bukan cuma ngurusin kamu doang Cheryl. Aku lagi rapat, nanti juga aku hubungin kamu kalau udah senggang.” Penekanan kalimat Andrew semakin kuat walau ia coba tahan suaranya agar tidak terdengar oleh rekan bisnisnya.

“Aku gak mau pergi, pokoknya aku akan nunggu di sini. Aku mau makan siang bareng kamu.” Cheryl berujar dengan manja, jemari lentiknya merapikan kerah baju Andrew yang sebenarnya sudah rapi. Ia hanya ingin menyentuhnya saja.

“Aku gak bisa! Aku udah ada janji.” Andrew segera menurunkan tangan Cheryl.

“Sama siapa? Klien kamu itu? Aku bisa ikut kok. Aku janji aku gak akan ganggu.” Cheryl memang tidak pantang menyerah.

“Jangan kekanakan Cheryl, aku bukan mau makan siang sama mereka.”

“Terus sama siapa?” pertanyaan Cheryl semakin menyudutkan.

Andrew tidak bisa menjawab, ia menggaruk dahinya yang sebenarnya tidak gatal. “Ya udah, kamu tunggu sebentar di sini, kita akan bicara. Aku harus selesein dulu urusanku dengan klien.” Andrew akhirnya luluh. Cheryl yang agresif memang tidak mudah di buat paham. Ia harus dalam kondisi tenang saat berbicara dengan wanita ini.

“Nah, gitu dong. Sisihin waktu kamu buat aku, jangan kerjaan mulu yang di urus.” Cheryl tersenyum senang penuh kemenangan. Tidak hanya itu, wanita itu juga menarik dasi Andrew lalu mengecup singkat bibir pria itu. Nimas sampai memalingkan wajahnya, tidak nyaman melihat hal seperti ini, sementara ia tahu kalau bosnya sudah beristri.

Tetapi hal itu tidak menjadi masalah untuk Cheryl. Wanita itu melenggang santai menuju kursi tunggu dan mengerlingkan matanya pada Nimas.

“Buatkan dia minum.” Perintah itu yang diberikan Andrew pada sekretarisnya.

“Baik, Pak.” Nimas mengangguk patuh. Ia segera pergi untuk membuatkan minuman untuk Cheryl.

****

“Jadi Mas, mau makan siang sama siapa sampe aku gak boleh ikut?” Suara Cheryl berbisik di telinga Andrew. Wanita itu sedang duduk di pangkuan lelakinya sambil memandangi wajah Andrew yang tampan dan ia usap dengan jemarinya yang lentik.

Ada yang sedikit berbeda, sorot mata laki-laki ini menunjukkan kegelisahan, ada titik-titik keringat dingin di dahinya. Cheryl yakin Andrew sedang menyembunyikan sesuatu.

“Ada, aku harus bicara serius sama dia.” Andrew terpaksa menutupinya, karena ia tahu kalau reaksi Cheryl akan berlebihan.

“Mas gak ngasih tau pun aku bisa nyari tau loh. Mau ngasih tau sekarang apa nunggu aku ngereog?” Wanita itu mendekatkan wajahnya pada Andrew, hidungnya bahkan menempel di pipi kanan lelaki berhidung bangir itu.

Ya, ucapan Cheryl memang benar. Ia selalu tahu apa yang dilakukan Andrew di belakangnya. Apa seharusnya Andrew jujur saja?

“Jani, aku makan siang sama dia.” Andrew akhirnya mengaku. Matanya terlihat waspada menungu reaksi Cheryl.

Cheryl menarik tubuhnya menjauh dari Andrew dan helaan napasnya terdengar berat. “Bikin tingkah apa dia sampai harus kamu ajak makan siang?” Wanita itu tiba-tiba bertanya, membuat ulu hati Andrew serasa di tonjok keras sampai mual, saking kagetnya.

“Kenapa kamu bisa berpikir dia bertingkah?” Andrew balik bertanya.

“Ya karena mamah kamu tadi minta aku buat gak ganggu kamu dulu. Katanya sabar dulu, ada yang harus kamu urus. Aku gak nyangka kalau yang mau kamu urus itu istri kamu. Ada apa sih antara kalian? Kenapa harus makan siang segala?” Cheryl menatap Andrew dengan lekat, sementara tangannya mengusap sesuatu di bawah perut Andrew. Sangat pelan dan lembut hingga membuat Andrew terengah.

“Jujurlah sama aku, aku gak akan marah,” imbuh wanita itu sambil membuka resleting celana Andrew.

“Cheryl, tolong jangan begini. Ini bisa jadi masalah buat kita.” Perlakuan Cheryl membuat Andrew dimabuk kepayang. Wanita ini memang pandai memancing hasratnya dan menantang gairah Andrew.

“Bilang dulu, baru aku berhenti.” Dengan berani wanita itu berpindah duduk menghadap Andrew dan menekankan inti tubuhnya pada benda tumpul yang mulai menyembul di bawah perut Andrew.

Andrew sampai berkeringat dingin. Ia takut seseorang melihat apa yang ia lakukan dengan Cheryl dan melaporkannya pada Anjani. Atau bisa saja wanita itu datang ke kantor ini bukan?

“Di-dia, minta cerai.” Andrew berbicara sambil terengah. Dalam kondisi seperti ini, ia memang tidak pernah bisa berbohong.

Mendengar kalimat itu, mata Cheryl langsung membulat. “Beneran?” Wanita itu menangkup wajah Andrew untuk menatapnya. Lihat matanya yang begitu bersemangat.

Andrew mengangguk dengan putus asa.

“Baguslah! Kalau gitu aku akan segera menjadi nyonya Sanjaya. Iya kan Mas?” Wanita itu semakin antusias.

“Belum bisa.” Andrew menjawab dengan menggantung.

“Belum bisa gimana? Kan udah jelas istri kamu minta cerai, berarti giliran aku yang gantiin posisi dia. Kita gak perlu ragu lagi menunjukkan kedekatan kita di depan orang banyak. Aku gak perlu manggil kamu ‘Kak’ lagi depan dia. Iya kan?” Cheryl sampai menarik kerah baju Andrew untuk mendekatkan wajah lelaki itu ke dadanya.

“I-iya, tapi gak sekarang. Tolong ini aku sesak.” Dua bola di depan dada Cheryl itu membuat Andrew sukar bernapas.

“Kenapa gak sekarang? Ini kan kesempatan baik.” Wanita itu terlihat kesal. Ia mendorong tubuh Andrew menjauh.

“Ya karena belum seharusnya aku bercerai sama Anjani. Kami harus menikah minimal lima tahun baru boleh cerai.”

“Maksud kamu aku harus nunggu selama empat tahun lagi? Gila kamu Mas!” Cheryl langsung beranjak dari tempatnya. Ia berdiri membelakangi Andrew dengan wajah kesalnya. Andrew segera beranjak untuk membujuk wanita itu.

“Sayang, aku paham kamu kesal, tapi gak ada pilihan lain. Kalau aku cerai sekarang sama Anjani, semuanya bakal hancur. Aku mohon kamu mengerti itu. Ini demi kebaikan kita juga. Toh aku masih bisa sama kamu, asalkan Anjani gak tau. Aku juga lagi berusaha bujuk dia, manis-manisin dia supaya dia gak gugat cerai. Aku mohon Cheryl, ini demi masa depan kita juga.” Andrew memohon dengan sungguh.

Mendengar permohonan Andrew, Cheryl tampak berpikir, ia mencoba memahami posisi Andrew yang sepertinya cukup sulit. Akhirnya wanita itu berbalik, dia luluh.

“Empat tahun lagi berarti kan, Mas?” Cheryl menunjukkan empat jari lentiknya pada Andrew.

“Ya, cuma empat tahun lagi. Dan kita pun masih bisa tetap sama-sama. Jadi aku mohon kamu bersabar, bisa 'kan?” Andrew memang pandai memasang muka memelas.

Cheryl menghembuskan napasnya kasar, sepertinya ia tidak punya pilihan lain. “Ya udah, aku bisa apa. Tapi kamu janji. Kamu harus penuhin keinginan aku. Jangan kayak tadi pagi lagi. Aku gak suka mas ngilang gitu.” Wanita itu melingkarkan tangannya di leher Andrew.

“Iya, aku janji.” Andrew balas melingkarkan tangannya di pinggang Cheryl seraya menatap lekat wajah wanita cantik itu.

Mereka bertatapan beberapa saat, sampai kemudian Cheryl mendekatkan wajahnya pada Andrew dan mencium bibir laki-laki itu dengan lembut. Andrew membalasnya. Ia menekan tombol di bawah mejanya untuk menutup dan mengunci otomatis pintu ruangannya.

Mereka berpagutan dengan liar, Cheryl melepas dasi dan membuka satu per satu kancing kemeja Andrew, sementara Andrew semangat melepas resleting dress wanitanya. Sedetik kemudian laki-laki itu menyerang leher Cheryl, membuat wanita itu begitu menikmati sensasi geli dan nikmat dari kecupan Andrew yang memberinya beberapa tanda kemerahan.

“Mas, kita coba di sini ya… Aku penasaran bagaimana rasanya berc!nta di ruang kerja,” ajak wanita itu dengan napas memburu penuh gairah.

Andrew tidak menimpali. Ia memutar tubuh Cheryl membelakanginya, lantas menaikkan rok wanita itu hingga bagian bawah tubuh Cheryl terlihat jelas dan menantang. Seringai buasnya mulai terlihat dan ia sedikit terlupa kalau seorang wanita sedang menunggunya di sebuah restoran mahal.

Wanita itu masih memandangi jam tangan kecil yang melingkar di tangannya. Sepuluh menit lagi menuju waktu makan siang. Ia memang sengaja datang lebih awal karena tidak ingin membuat Andrew menunggu. Bukan untuk menyenangkan hati pria itu, melainkan ia ingin segera mendengar keputusan Andrew saat ini.

Jani, andai kamu tahu apa yang sedang dilakukan suamimu saat ini. Bisakah kamu tetap tersenyum pada pelayan yang menyapamu?

****

1
Ida Idato
Luar biasa
Ida Idato
Lumayan
Wayan RaNa
anjani masih plinpan, kebanyakan perempuan kyk gitu, takut menjanda
Helen Nirawan
ngomong sono ma ember , gk sadar diri , prett , siluman kecoa sinting
Helen Nirawan
bikin jd penghuni rsj tuh laki bini kampret , biar rasain , emosi
Helen Nirawan
kasian anak ny , py ortu gk beres 😓
Helen Nirawan
kasi obat impotent aj tuh playboy cap semut 😈😈
Helen Nirawan
najis cowo gratisan gk py malu , lu klo mo obral sana sini , sono noh di lampu merah x aj ada tua tua keladi yg nawar 😈😈
Helen Nirawan
klo mo operasi wajah , jgn pake wajah yg asli ny donk , cari yg laen aj , biar gampang and gk mudah dikenalin ama duo siluman rayap tuh yg gila
Helen Nirawan
dasar bego ( maaf kasar )🙏 , emosi , blg mo cerai , skr di rayu dikit lgs mau , oon jgn dipiara ,
Helen Nirawan
ini laki mau ny apa seh , lu benci ma.bini lu ampe lu py pacar gelap tuh cacing bau , trus bini minta cerai lu marah mau lu apa ? takut di minta harta lu , itu mah DL , sukurin
Helen Nirawan
harta ? tuntut aj semua ny , biar jd gembel.tuh laki
Helen Nirawan
gk.usah cengeng , laki murah gk usah ditangisin , di pasar byk , prett buang aj tuh laki ke kandang singa 😈
Helen Nirawan
br baca dah emosi , pengen gw rebus tuh orgil ,isshh
Elok Pratiwi
sampe bab ini cerita nya datar ga menarik
Agnes Theresia Tuto linang
terima jhanra
Agnes Theresia Tuto linang
uuuh... Andrew cowok playboy sangat murahan 😡
Agnes Theresia Tuto linang
Kisah perjalanan percintaan seseorang penuh Lika liku terkadang diawali dengan niat baik tetapi di hancurkan dengan niat jahat ada juga sebaliknya ♥️
Shaa Erahh
Luar biasa
Agnes Theresia Tuto linang
tetap kuat jharna kamu bisa melalui beratnya persoalan hidup mu.
ingat di ujung cambuk kehidupan ada emas berlian intan menanti mu✌️
Helen Nirawan: yg kuat donk , jgn lemah ntar ketahuan tuh ,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!