Melisa tiba-tiba harus mengalami insiden buruk membuat dirinya kehilangan nyawa. Ia pikir hidupnya akan berakhir di sana tapi siapa sangka ia justru bangun dalam sebuah ruangan yang sangat kumuh.
"Ibu...ibu hiks bangun Bu hiks aku janji tidak akan menggangu ibu lagi hiks ibu..." Tangis anak kecil yang ada di sisi ranjang.
"Siapa ibumu ?" Tanya Melisa dengan bingung.
"Ibu hiks anda sudah sadar hiks..."
"Ha ? siapa yang kamu panggil ibu ?" Bingungnya.
"Ma-maaf hiks aku benar-benar minta maaf jika ibu maksudnya nyonya tidak ingin di panggil seperti itu lagi." Ujar Anak laki-laki lalu bersujud di atas lantai kayu.
"Apa yang sebenarnya terjadi ?" Bingungnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan pintu biasa
"Tidak bisakah kau lebih cepat." Ujar pria itu dengan nada tegasnya.
Sedangkan Melisa hanya bisa menghela nafas panjang mendengar perkataan pria itu.
...****************...
Melisa berjalan dengan perlahan di belakang pria itu tanpa mengatakan apapun. Tapi dalam hati ia rasanya ingin berteriak pada pria aneh dan angkuh ini.
"Ini dia tempatnya." Ujar Melisa saat mereka telah tiba di toko obat tabib Li.
"Hmm." Pria itu mengangguk pelan.
"Berarti saya sudah boleh pergi kan ?"Tanya Melisa. Karena tadi pria itu hanya ingin di antara ke sini saja bukan.
"Ikuti aku." Pintanya yang lebih seperti perintah itu.
"Loh tapi anda hanya meminta saya untuk mengantar tadi." Ujar Melisa tidak terima.
"Kau tidak terima ?baiklah jika begitu maka aku tidak akan jadi menangani ini."
"Ha ? Apa-apaan bagaimana dengan tabib Li ?"
"Bukan urusanku."
"Bajingan." Umpat Melisa dengan kesal.
"Jangan mengumpatku seperti itu, bisa saja aku memasukkanmu ke penjara karena telah berlaku kasar pada aparat." Perkataan pria itu membuat Melisa terdiam.
"Jadi apa mau ikut ke dalam atau tetap pergi itu pilihanmu." Ujar pria itu.
"Baiklah aku akan ikut masuk." Pasrah Melisa.
Sedangkan pria itu tersenyum tipis tanpa bisa disadari oleh Melisa.
"Krek." Pintu terbuka menampilkan ruangan yang begitu sepi. Melisa melangkahkan kakinya perlahan, ia saat ini berada di depan sedangkan pria itu di belakang karena perintah dari pria tersebut.
"Panggil orang yang kau curigai itu !"Pinta pria tersebut.
"Hmm."
"Ray ? tabib Li ?" Melisa terus memanggil nama itu tapi sayang tidak ada satupun dari nama tersebut yang keluar menyapanya.
"Masuk dan pergi ke dalam cari mereka !" Perintah pria itu.
"Aku sendiri ?" Melisa menunjuk dirinya.
"Ya."
"Hei bagaimana jika ada sesuatu yang berbahaya di dalam ?aku benar-benar akan mati asal kau tau." Ujar Melisa dengan menatap pria itu tidak percaya.
"Lakukan saja." Pintanya dengan nada dingin.
'Oh ayolah kenapa pria ini seakan-akan memiliki dendam yang sangat dalam padaku.' Pikir Melisa yang hanya bisa menuruti perintah dari pria aneh itu.
"Rey !" Panggil Melisa yang mulai menelusuri toko yang sekaligus rumah itu.
Ia menatap seluruh dinding dan juga benda-benda yang ada disitu. Jelas tidak ada yang berbeda dari apa yang ia lihat dengan sebelumnya.
Hingga ia tiba di depan pintu kamar yang masih tertutup rapat. Langkah kaki Melisa entah mengapa mengarahkan dirinya untuk berada disana.
"Masuklah lalu lihat Melisa...aku akan mengabulkan semua yang kau inginkan." Suara gumaman terdengar jelas di telinga gadis itu membuatnya semakin terpaku pada pintu tersebut.
"Ayo buka pintunya..." Suara itu kembali terdengar membuat Melisa memegang handle pintu dengan perlahan.
"Ayo Melisa buka pintunya..." Suara itu terus terdengar di telinganya.
Tapi sekian detik kemudian gadis itu justru melepaskan handle pintu itu lalu memundurkan langkah kakinya perlahan.
"Kau pikir aku bodoh akan membuka pintu ini." Ujar Melisa dengan melipat kedua tangannya.
"Ayolah jika kau membuka pintu ini maka aku akan mengabulkan semua keinginanmu." Bujuk suara itu.
"Mengabulkan semua keinginan ? Apa kau bercanda ? keluar dari kamar itu saja kau tidak bisa sendiri bagaimana kau akan mengabulkan keinginan dasar konyol." ejeknya.
"Puk."
"Akh AYAM TERBANG MAKAN MONYET." Ujarnya karena terkejut akibat dari tepukan di pundaknya.
"Sedang apa disini ?" Pertanyaan yang begitu saja di lemparkan oleh pria itu.
please author update yg banyak 🙏🙏🙏
ayo dong author di up yg banyak episode nyaaa
sampe gereget aku nungguin update mu thor...
makin seru ini👍🏻