Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Memasak sarapan untuknya.
Viona melihat suaminya diam saja menyantap sarapannya, dia terlihat tidak peduli dengan semua perkataan keluarganya tersebut.
Bernard terlihat sangat menikmati sarapannya, mengupas kulit telur dengan tenang.
Dan lalu menaruhnya kepiring Viona, setelah itu kemudian mengambil telur rebus Viona.
Mengupas kulitnya sampai bersih, dan menaruhnya lagi kepiring Viona.
Viona mematung melihat suaminya hanya sarapan satu lembar roti dan teh pahit.
Viona bergetar menahan sakit hati. Di ambilnya piring sarapannya, lalu mendorong kursinya kebelakang.
Diraihnya tangan suaminya, lalu menariknya untuk berdiri. Lalu membawanya kedapur.
Ruang makan kembali hening melihat aksi Viona tersebut, mereka memandang Viona menarik suaminya pergi ke ruang dapur.
"Biarkan mereka, ayo lanjut sarapan..sudah mau siang!" sahut William mertua laki-laki Viona dengan cuek.
"Iya, ayo sarapan...untuk apa peduli pada mereka!" timpal Lisa mertua perempuan Viona dengan cuek juga.
Diruang dapur Viona menaruh piring sarapannya dimeja, lalu menarik kursi untuk suaminya duduk.
"Aku akan memasak sarapan untuk kita!" ujar Viona setelah Bernard duduk.
"Tidak perlu, aku sudah kenyang!" suara bariton Bernard terdengar lagi, terdengar sangat tenang tapi tidak dingin.
Viona menatap suaminya, mereka saling menatap beberapa saat. Mata tajam Bernard ternyata sangat indah bila diperhatikan,dan ternyata Bernard memiliki bulu mata yang panjang.
Viona tiba-tiba merasa pipinya merona, cepat-cepat dia mengerjapkan matanya dan mengalihkan wajahnya melihat kulkas.
"Tidak..selembar roti tidak kenyang, aku akan masak sebentar, tunggulah!" Viona beranjak ke kulkas, memeriksa isinya.
Viona mengeluarkan beberapa bahan untuk membuat sarapan.
Seorang Pelayan datang menghampiri mereka.
"Apakah perlu saya bantu Nona?" tanyanya sopan.
"Tidak, terimakasih..aku sendiri saja yang mengerjakan!" jawab Viona, dan mulai memasak sarapan buat dia dan suaminya.
Dua telur yang kulitnya tadi telah dikupas Bernard di potongnya menjadi empat bagian.
Lalu menaruhnya di atas dua piring, masing-masing dua potong telur. Viona kemudian mengolah untuk pelengkap telur tersebut.
Bernard memperhatikan tanpa mengalihkan matanya bagaimana Viona membuat sarapan mereka.
Viona membersihkan jamur kancing, lalu memotong slice, kemudian menyisihkan nya.
Memotong dua batang sosis menurut seleranya, lalu menyisihkan nya.
Viona kemudian mengiris bawang bombay, lalu memotong tomat dengan ukuran kecil. Dan mengiris daun bawang.
Viona mengambil minyak goreng, dan mulai memanaskan wajan. Setelah panas dia menuangkan sedikit minyak goreng.
Setelah minyak goreng panas Viona memasukkan bawang bombay yang telah diiris nya, setelah layu dia kemudian memasukkan tomat yang telah diiris.
Dan kemudian memasukkan jamur, irisan sosis dan sedikit butter, juga menabur sedikit garam kemudian menumis sampai wangi.
Viona menuang sedikit susu cair kedalam tumisan, terakhir dia menabur merica bubuk dan irisan daun bawang.
Dan kemudian mencicipi rasanya.
Setelah itu dia menuangkan tumisan ke atas dua potong telur di masing-masing piring.
Terakhir dia meletakkan dua lembar roti disisi piring. Lalu membuat jus jeruk untuk mereka berdua.
Bernard tidak berkedip menatap sarapan yang diletakkan Viona didepan nya tersebut.
Aromanya sangat wangi, membuat dia menelan ludah ingin cepat-cepat mencicipinya.
"Makanlah suamiku" ucap Viona meletakkan jus jeruk kedepan Bernard.
Bernard spontan menatap Viona, matanya nanar tajam melihat Viona. Wajahnya terlihat sedikit merona.
Viona tidak memperhatikan perubahan wajah suaminya tersebut. Dia sebentar berbalik untuk mengambil jus miliknya.
Saat dia berbalik dan kemudian hendak duduk, Bernard telah memakan sarapannya. Dan terlihat sangat lahap menikmati sarapan buatan Viona.
Dan telah memakan setengah sarapannya. Cepat sekali! pikir Viona terkejut, itu kan masih panas.
Bersambung.....