Kegagalan dalam membina rumah tangga dengan Alven, membuat Tamara memilih untuk hidup menjadi seorang single mom, membesarkan buah hatinya.
Sebuah Pengkhianatan sang suami membuat Tamara harus menelan pil pahit hidup dalam kesusahan. Karna dirinya hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi, saat perpisahannya dengan Alven membuat Tamara mau tidak mau, harus banting tulang, untuk menafkahi putrinya seorang diri.
Hingga pertemuan tak terduga dengan seorang pria bernama Regen Aditama. Yang kondisinya, sangat mengenaskan akibat kecelakaan tunggal yang ia alami.
Tamara berusaha mengeluarkan tubuh Regen dari mobilnya yang sudah mau terbakar.
Bagaimana kisah hidup Tamara setelah pertemuannya dengan Regen?
Dan bagaimana Perjuangan Tamara menafkahi sang putri pasca ditinggal nikah oleh sang suami? yuk simak ceritanya di "Jodoh kedu."
original by Morata
dilarang keras plagiarisme.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32. PERTEMUAN REGEN DAN TAMARA
Sore harinya Regen langsung meninggalkan Aditama group menuju restoran di mana Sebelumnya dia sudah janjian dengan Tamara.
"Tuan kita ke mana sekarang? tanya Mario kepada Regen
"Kita ke restoran Cempaka."sahut Regen dengan mata tetap tertuju ke depan.
Mario langsung melajukan mobil mewah milik sang Bos menuju restoran Cempaka sesuai dengan arahan sang Tuan.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih dua puluh menit membelah jalanan ibukota, mobil yang dikendarai Mario pun tiba di restoran. Ia langsung memarkirkan mobil setelah itu membuka pintu untuk Regen.
Terlihat pelayan restoran itu menyambut Regen, Mereka pun mempersilahkan Regen masuk ke ruang VIP. Regen meminta kepada pelayan itu, jika seorang wanita dan anak kecil datang mencari dirinya langsung dihantarkan ke ruang VIP menemui Regen. Dan pelayan itu pun langsung menganggukkan kepalanya.
Regen sudah duduk di ruang VIP. Mario pun mengikuti sang Bos, duduk di kursi paling pojok.
Tak berselang lama Tamara dan Cia pun tiba di restoran. Sesuai dengan arahan Regen, pelayan itu pun langsung menghantarkan Tamara bertemu dengan Regen di ruang VIP.
Tamara memberi salam kepada Regen sementara Cia langsung memeluk Om kesayangannya.
"Om tampan, Apa kabar? Cia kangen." ucap Cia kepada Regen yang dibalas senyuman dari Regen.Regen memeluk Cia, Lalu langsung menggendongnya memberikan kecupan hangat di kening bocah kecil yang begitu menggemaskan itu.
"Silakan duduk Tamara." ujar Regen mempersilahkan Tamara duduk tepat di hadapannya sementara dia ia dudukkan tepat di sampingnya.
Tidak Berapa lama seorang pelayan datang menghampiri Mereka. Setelah Regen dan Tamara memesan menu makanan yang disediakan di restoran itu, Tamara pun mengalihkan pertanyaannya kepada Regen.
"Maaf Pak Regen, Ada apa sehingga Pak Regen meminta saya untuk menemui bapak di tempat ini?" tanya Tamara karena dirinya sangat penasaran tiba-tiba saja Regen memintanya untuk menemui dirinya sore ini.
Regen pun memberitahu hal yang sebenarnya, kalau siang tadi Alven mengajukan pinjaman sebesar 100 juta. Dengan alasan kalau Tamara yang meminta uang itu. Membuat Tamara benar-benar terkejut. Ia tidak menyangka kalau Alven tega mengatasnamakan dirinya dan Cia hanya untuk mendapatkan pinjaman dari Regen.
"Maaf Pak Regen, tapi saya tidak pernah meminta uang kepada Alven. Bahkan semenjak kami bercerai, satu rupiah saja Alven tidak pernah memberi nafkah kepada putri saya Cia. Apalagi saya meminta uang sebesar itu, sungguh tidak mungkin." sahut Tamara keheranan.
Regen menganggukkan kepalanya. " Iya, aku tahu kamu tidak akan melakukan itu, karena aku mengetahui kamu wanita yang sangat baik. Bahkan mampu melakukan apapun untuk kebahagiaan orang lain,"
"Oleh sebab itulah, saya meminta bertemu dengan kamu untuk bertanya langsung, daripada saya hanya menduga-duga ini dan itu. Jadi kalau sudah jelas seperti ini, kan saya tahu kalau Alven itu hanya bohong."
"Iya Pak. Saya tidak pernah meminta uang sepeserpun dari Alven." ucap Tamara kepada Regen
"Ya Sudahlah, tidak apa-apa. Maaf kalau saya sudah mengganggu waktu kamu." ucap Regan sambil menatap Tamara dengan Tatapan yang sulit diartikan.
"Tidak apa-apa Pak. Saya juga senang Bapak mencari tahu langsung daripada menuduh saya yang bukan bukan."
Regen sudah membulatkan tekadnya kalau dirinya tidak akan membantu Alven kali ini memberikan pinjaman kepadanya. Karena Alven sudah berbohong kepada Regen yang mengatasnamakan Tamara.
Setelah selesai menyantap menu makanan di restoran itu, terlihat Cia tidak ingin langsung pulang dia masih ingin bermain dengan Regen. Bahkan dia merengek ingin ditemani oleh Regen bermain.
"Ma, kita jangan pulang dulu ya, Cia masih mau sama Om Regen. Cia masih mau bermain dengan Om ganteng." ucap Cia memohon kepada Tamara.
"Sayang, tidak boleh gitu. Ini sudah hampir malam. Om gantengnya, saat ini pasti lelah baru pulang kantor. Habis itu langsung bertemu dengan Kita. Om Regennya butuh istirahat Sayang." ucap Tamara berusaha bernegoisasi dengan putrinya. Tapi tampaknya kali ini dia tidak bisa diajak kompromi. Dia malah justru merengek ingin terus bersama Regen.
Regen sangat mengetahui kalau Cia kekurangan kasih sayang dari seorang ayah. sehingga ia pun merasa tidak tega melihat rengekan Cia. Akhirnya Regen pun meminta kepada Tamara membawa Cia ke sebuah mall dan mengajaknya bermain di Timezone.
Saat mereka sudah tiba di salah satu mall, yang lokasinya tidak terlalu jauh dari restoran tempat mereka makan saat ini tampaknya dia antusias dan terus memegang tangan Regen Saat berjalan masuk ke dalam mall.
Setelah mereka tiba di salah satu tempat bermain yaitu Timezone, tampaknya dia antusias. Ia seolah tidak peduli dengan kehadiran Tamara di sana. Cia lebih peduli kepada Regen.
"Sayang hati-hati, jangan lari-lari omnya lelah tuh mengikuti kamu." ucap Tamara kepada putrinya.
Regen mengikuti ke mana saja yang Cia mau. Mereka pun menghabiskan waktu malam ini di sebuah Timezone, menemani Cia hingga Jam menunjukkan pukul sembilan malam.
Setelah merasa puas bermain Timezone, tampaknya Cia sudah kelelahan ia pun meminta kepada Tamara untuk segera kembali ke rumah, Karena ia ingin istirahat.
Tamara yang tadinya ke restoran datang dengan menggunakan ojek online, akhirnya Regen tidak tega membiarkan Tamara pulang dengan Cia malam-malam begini naik ojek online. Ia pun akhirnya memutuskan untuk menghantarkan Tamara dan Cia terlebih dahulu baru mereka pulang ke rumah.
"Ya sudah, lebih baik kalian kami antar saja." ucap Regen kepada Tamara
"Tidak perlu Pak Regen." nanti merepotkan.
"Tidak kok, lagian tidak bagus malam-malam begini perempuan jalan berdua dengan anak kecil seperti ini. lebih baik kalian kami antar." ujar Regen sambil membuka pintu mobil miliknya agar Tamara bisa masuk dengan leluasa begitu juga dengan Cia.
Mario langsung melajukan mobilnya ke arah rumah yang ditempati Tamara dan Cia selama ini, di sepanjang perjalanan tampaknya Cia terus berceloteh hingga akhirnya dia pun tertidur.
"Tampaknya dia kelelahan, dia sudah tertidur." ucap Regen saat memperhatikan dia sudah tertidur pulas Di pangkuannya.
"Astaga! Cia sudah terlalu banyak merepotkan Pak Regen, Maafkan putri saya ya Pak."Tamara merasa tidak enak hati karena terlihat Cia terlalu banyak merepotkan Regen hari ini.
"Tidak kok, justru saya sangat senang tampaknya Cia begitu akrab dengan saya, itu berarti dia menyukai saya dong." sahut Regen sambil kekeh.
"Tapi Saya khawatir, dia nanti ketergantungan kepada bapak. Saya tidak ingin dia terlalu merepotkan Bapak di hari-hari berikutnya."
"Tidak apa-apa kok, Makanya sering-sering kamu bawa dia ke rumah. Apalagi Papa memintanya untuk datang ke rumah. sepertinya Papa Aditama sangat merindukannya."ucap Regen memberitahu kepada Tamara Kalau Tuan Aditama juga menyukai sosok putrinya yang begitu menggemaskan.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA BARU EMAK "Aku Ibu Mu, Nak"
amatiran bener, belum 12 jam sdh ketahuan 😂