Ratu Gyeo Wol adalah ratu yang tidak pernah mendapat kasih sayang Yang Mulia Raja Hyeon. Mereka menikah karena politik. Raja Hyeon menikahi Ratu Gyeo karena mebutuhkan kekuatan militer dari panglima perang Kyung Sam yang tidak lain adalah kakak kandung sang ratu.
Selama menjadi ratu, Gyeo Wol tidak pernah disentuh oleh Hyeon. Hal tersebut tentu saja ia sembunyikan dari sang kakak karena dia tidak ingin membuat kakaknya khawatir.
Gyeo Wol pun memilih diam hingga sebuah peristiwa membuat dirinya bangkit dan melawan.
" Akan ku buat kau bertekuk lutut di hadapanku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 10. Perubahan
Seminggu berlalu, Hyeon sama sekali tidak mengunjungi Da Eun. Bayangan rasa bersalah Hyeon kepada Gyeo Wool selalu muncul. Ia membuang nafasnya kasar.
Tidak dalam suasana hati yang baik, Hyeon menutup kembali semua laporan dari para menterinya. Bahkan pagi ini dia tidak datang ke pengadilan. Sang kasim hanya bisa pasrah lalu menyampaikan ke pengadilan bahwa Yang Mulia Raja Hyeon sedang dalam kondisi kesehatan yang tidak baik. Padahal saat ini ada hal penting lainnya yang harus di bahas.
Di kediaman ratu tampaknya rona bahagia menghampiri beberapa dayang dan penjaga yang berada di sana. Sang Ratu telah kembali, dan terlihat sangat sehat juga semakin cantik. Wajah Ratu Gyeo Wool tampak cerah dan bersinar.
" Waah yang mulia ratu tampaknya semakin cantik setelah kembali dari kediaman pribadi," ucap salah satu dayang di tempatnya.
" Apakah benar begitu? Aku jadi malu," wajah Gyeo Wool bersemu merah mendapat pujian dari para dayang nya. Dasom tentu setuju oleh ucapan sang rekan. Selama di rumah, tuannya itu dirawat dengan baik oleh sang kakak.
" Mama, apakah tidak menemui Yang Mulia Raja. Hamba yakin beliau akan senang jika mengetahui bahwa mama sudah kembali."
" Apakah begitu? Apakah perlu?"
Dasom menepuk keningnya sendiri mendengar pertanyaan dari ratu nya itu. Sepertinya ratu nya ini masih belum cukup mengerti mengenai hubungan pria dan wanita.
Bagaimana mama bisa dekat dengan pyeha jika mama begitu polos.
Dasom menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Ia kemudian memberikan pengertian kepada Gyeo Wool mengapa perlu mengunjungi yang mulia. Gyeo Wool pun mengangguk mengerti. Ia kemudian meminta Dasom untuk menyiapkan teh dan kue osmantus yang dibikinnya tadi di rumah.
Dasom tersenyum lebar, akhirnya tuannya itu paham juga. Bersama dengan beberapa dayang yang lain dan tentunya kasimnya, Gyeo Wool mengunjungi ruang baca milik Hyeon.
Kasim Nam yang melihat kedatangan Gyeo Wool sungguh senang. Terlebih ia melihat Gyeo Wool membawa makanan dan minuman.
" Salam kepada yang mulia ratu, syukurlah Anda sudah kembali dengan sehat. Hamba sungguh sangat senang bosa melihat yang mulia ratu di sini."
" Terimakasih Kasim Nam. Apa yang mulia ada di dalam?"
Kasim Nam mengangguk, Gyeo Wool meminta nampan yang berisi teh dan kue dari tangan Dasom dan membawanya sendiri untuk diberikan kepada Hyeon. Kasim Nam membukakan pintu dan Gyeo Wool langsung masuk ke ruang baca Hyeon.
" Pyeha, hamba datang mengucapkan terimakasih kepada pyeha karena telah diizinkan untuk pulang dan menyembuhkan diri."
Hyeon tentu terkejut melihat Gyeo Wool di depan matanya. Semenjak Gyeo Wool pulang kerumahnya entah mengapa pikirannya Hyeon selalu tertuju pada Gyeo Wool. Tapi dia berusaha menegaskan hatinya bahwa itu hanya bagian dari rasa bersalahnya saja.
" Syukurlah jika kau sudah sembuh. Apa yang kau bawa itu?"
Gyeo Wool mendekat dan memberikan teh serta kue buatannya. Hyeon kemudian memakan satu kue osmantus tersebut.
" Ini, apa kau membuatnya sendiri."
" Iya yang mulia, jika musim gugur begini hamba akan membuat kue tersebut untuk dinikmati bersama kakak pertama dan kakak kedua di bawah pohon sakura yang berguguran. Apa kah sesuai dengan selera yang mulia?"
" Ya ini sangat enak. Lain kali buatlah lagi seperti ini."
Gyeo Wool kemudian duduk di setelah dipersilahkan oleh Hyeon. Hyeon kemudian menanyakan mengenai apa saja yang dilakukan oleh Gyeo Wool selama di rumah. Gyeo Wool menceritakan semua hal tanpa ditutupi.
" Maaf sudah membuatmu kesusahan."
" Pyeha tidak perlu meminta maaf, hamba yakin ini hanyalah sebuah kecelakaan. Oh iya yang mulia hamba membawa peraturan harem yang baru. Biskah yang mulia melihatnya?"
Hyeon mengangguk, Gyeo Wool pun merasa senang. Ia pun segera memberikan peraturan yang ia perbarui kepada Hyeon. Tampak pria itu sedang membaca satu per persatu peraturan yang dibuat Gyeo Wool tanpa ekspresi.
Gyeo Wool tentu cemas, apakah sekiranya akan disetujui oleh Hyeon ataukah tidak. Meski Gyeo wool memiliki kekuasaan penuh terhadap harem istana akan tetapi ia menjunjung tinggi Hyeon sebagai penguasa yang utama. Jadi Gyeo Wool harus meminta persetujuan darinya.
" Apa ada yang salah yang mulia?"
" Tidak ada, semuanya sudah bagus. Aku setuju. Aku akan membubuhkan stempel kerajaan agar ini menjadi lebih kuat lagi."
Gyeo Wool tersenyum. Memang itulah yang dia inginkan, stempel kerajaan. Dengan stempel yang dibubuhkan dalam peraturan yang dia buat maka tentu saja kekuatan hukumnya tidak akan diragukan oleh siapapun. Semua pasti akan tunduk dengan peraturan tersebut.
Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan Gyeo Wool kemudian pamit undur diri. Dia harus segera mengumpulkan semua selir beserta dayang-dayang nya. Ia sungguh tidak ingin menjadi seorang ratu yang mendominasi. Gyeo Wool hanya ingin hidup tentram di istana. Meski dia tahu bahwa dirinya tidak akan mendapatkan cinta dari Hyeon, paling tidak dia nyaman hidup di istana. Sungguh dia tidak berharap sedikitpun Raja Hyeon itu mencintai atau menyayanginya, ia hanya ingin damai saja di istana.
Gyeo wool meminta Dasom untuk meminta beberapa prajurit menyampaikan pesan kepada seluruh penghuni harem. Dalam pesan tesebut diktakan bahwa ratu Gyeo wool akan mengadakan sebuah oertemuan di aula harem. Dimana seluruh selir dan para dayang harus hadir di sana dengan segera.
Da Run yang belu tahu kedatangan Gyeo Wool tentu saja terkejut. Baru kemarin dia berperan sebagain nyonya rumah, eeh ini nyonya rumah yang sebenarnya malah sudah datang.
" Brengsek, mengapa dia sudah kembali. Ini hanya seminggu. Aku berpikir dia akan lama tinggal di rumahnya."
Da Eun bergumam elang. rencana yang ia susun tampaknya tidak berhasil. Niat hati ingin membuat Hyeon berada di pelukannya selama Gyeo Wool tidak berada di Istana tapi kenyatannya selamitu juga Hyeon tidak berkunjung ke kediamannya. Keterangan dari kasim Nam menyebutkan bahwa Yang Mulia Raja Hyeon tengah sibuk dengan berbagai urusan yang menimpa kerajaan.
mau tidak mau Da Eun pun percaya dengan apa yang diucapkan Kasim Nam. Kesempatan emas itu pun terlewat begitu saja. Ramuan cinta yang susah payah dibuat oleh tabib Kuang terbuang percuma.
" Sekarang mau apa ratu sok itu mengumpulkan kita."
" Hamba juga kurang tahu yang mulia selir. Sebaiknya kita bergegas. takutnya yang mulia ratu menunggu."
" Biarkan saja dia menunggu. meskipun jabartannya dia lebih tinggi dari pada aku, Tapi di harem ini aku adalah seniornya. '
Boram hanya mendengus pelan. Tuannya itu tengah berada dalam mode pembangkak dan congkak. Dia tidak bisa menyinggung Da Eun mengingat majikannya itu adalah selir kesayangan yang mulia raja.
" Aku penasaran apa yang akan perempuan itu lakukan sekarang."
TBC