Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.
Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.
Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.
Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 21
" Apa kalian yang menolong anak saya? " tanya Bobby.
" Ah, iya Tuan perkenalkan nama saya Roger Garfield dan istri saya Jennifer Copen serta anak saya Dario. " ucapRoger.
" Namanya sangat mirip dengan mu Jenn. " batin Bobby saat mendengar pria dihadapannya menyebut nama sang istri yang persis seperti nama mendiang istrinya.
" Nama Saya Bobby,Tuan Roger, kebetulan istri dan anak sambung saya tidak ada dirumah jadi hanya saya saja disini. " ucap Bobby memperkenalkan diri.
" Tidak masalah Tuan, Saya kemari hanya perlu bertemu Tuan Bobby saja dan Niat kami kesini, bukannya hanya sekedar menolong Jillian ada maksud lain yang mungkin anak saya saja yang menyampaikan nnya. " ucap Roger memberi isyarat pada anak sulungnya itu.
" Saya disini , ingin bertanggung jawab atas kehamilan Jillian Tuan Bobby. " ucap Dario tegas.
" Apa kamu bilang? sepertinya telinga saya ada sedikit kotoran. " ucap Bobby mengorek-ngorek telinganya.
" Saya tahu anak saya hamil, tidak perlu sampai meminta orang lain juga untuk bertanggung jawab pada kehamilan mu Jilli. " ucap Bobby.
" Tapi, dia memang ayah dari bayi ku Pa. " ucap Jillian lagi sedikit berbisik.
" Hah? "
" Saya yang menghamili Jillian Tuan Bob! " ucap Dario lagi.
" JADI KAMU BIANG KEROKNYA! KAMU YANG HAMILIN ANAK KESAYANGAN KU!!!! " suara Bobby menggelegar membuat semua yang disana tampak panik saat Bobby berdiri dari duduknya besiap menghajar babak belur Dario.
Tak mau sesuatu yang buruk terjadi, Jillian segera bangkit dari duduknya, wanita hamil itu menghandang aksi ayahnya yang sudah siap melayangkan bogeman mautnya.
" JANGAN PUKUL OM DOKTER PA! DIA GAK SALAH!!! " teriak Jillian mgnehalangai Papanya.
Mata Dario langsung melotot saat Jillian hampir memeluknya terutama Bobby yang langsung murka melihat anak nya membela Dario.
" KAMU MEMBELANYA JILLI? MINGGIR! BIAR PAPA BERI PELAJARAN PADA LELAKI BRENGSEK SEPERTI DIA!!! " sahut Dario menarik tubuh Jililan agar terlepas dari pelukannya Dario.
" JANGAN PAAA!!! " teriak Jillian memperhatikan Tante Jennifer dan Om Roger biasa saja melihat perseturuan antara ekduanya.
" Tante dan Om! lakukan sesuatu!!! " ucap Jillian.
" Biarkan saja dia dipukul nak, lepaskan. " ucap Roger lagi.
" Tap- "
" Lepaskan pelukanmu Jilli! ini memang salah ku, kau tidak perlu membelaku. "Ucap Dario lagi melepaskan pelukan Jillian.
" PAPA!!! " pekik Jillian saat pelukan nya terlepas dan tubuhnya ditarik Jennifer sedikit menjauh.
BUGH...
Bobby menbonggem wajah Dario dalam sekali pukulan membuat pria itu tersungkur.
" Hentikan Pa! " ucap Jillian.
" Gak bisa! anak ingusan seperti dia, harus tahu konsekuensinya menghamili anak gadis orang. " ucap Bobby semakin membabi buta.
Setelah puas, Bobby melepaskan mangsanya dilhatnya ankanya yang gemetaran karena takut.
" Maafkan saya Tuan Roger dan Ny. Jennifer saya memukuli wajah tampan anak anda. " ucap Bobby.
" Tidak masalah, itu memang pantas ia dapatkan. " jawab Roger santai.
" Kalau begini, pernikahan kalian harus secepatnya dilaksanakan. " ucap Bobby lagi melihat kearah anaknya yang membantu calon menantunya.
" Kalian bisa membicarakan acara pernikahan nya dan keputusan nya ada ditangan kalian, aku akan mengobati Om Dokter dulu. " Ucap Jillian memapah Dario yang wajahnya sudah babak belur.
Tidak terlihat ketampanan nya lagi sudah, membuat JIlilan sedih. iat idak bisa melihat wajah Dario yang tampan lagi dalam bebearp hari kedepan. Jillian membawa Dario kedalam kamarnya dilantai dua.
KLEK...
Jillian mendudukan Dario di kasurnya, untungnya kamarnya bersih dan rapi entah siapa yang membrsihkan nya disaat ia pergi dari rumah tapi sepertinya Bibi Merry yang melakukan hanya wanita tua itu saja yang perduli pada JIllian.
" Aku ambil kotak obat dulu. " ucap Jillian mengambil kotak obat di laci lemarinya.
Dario memperhatikan seisi kamar Jillian, sangat sederhana tidak ada barang-barang mewah, tidak ada interior branded sama sekali, kasur yang terkesan biasa saja nuansa kamar yang lebih dominan warna hitam.
" Sangat gelap. " batin Dario.
Jillian duduk dihadapan Dario, ia mengobati wajah Dario tanpa saling bicara apapun. mereka hanya saling diam sampai JIlian selesai mengobati.
" Mau kemana. " tanya Dario melihat Jillian meletakan ekmbali kotak obat itu ke tempat semual.
" Mau kebawah. " Jawab Jillian sekenanya.
" Tumben diam, biasanya cerewet? marah? " tanya Dario mencegah wanita itu untuk keluar dari kamar.
" Pikir aja sendiri. " Jawab Jillian memalingkan wajahnya tanpa mau melihat wajah Dario.
" Marah? " tanya Dario lagi.
" Gak tahu. " ucap Jillian melepaskan pegangan Dario ditangan nya.
Jillian segera keluar dari kamarnya disusul Dario dari arah belakang.
TAP...
TAP...
TAP...
" Nah itu mereka. " ucap Jennifer melihat kehadiran keduanya.
" Kami sudah sepakat, pernikahan kalian dilaksanakan 1 minggu lagi . " ucap Bobby.
" Apa gak bisa di percepat lagi? " tanya Dario lagi.
" Bersabarlah, sampai kau berbuka puasa Dar. ini demi kebaikan kalian. kau mau acara pernikahan mu dalam bentuk babak belur begitu? " ucap Roger.
" Bukan begitu Pa! tapi kita harus memikirkan sekolah nya juga. " ucap Dario.
" Kalau itu tidak perlu kau pikirkan, Biar Om yang menyelesaikannya. " ucap Bobby.
" Tap-"
" Pokoknya saya sudah putuskan 1 minggu! tidak boleh kurang dan lebih dari hati itu. " titah Bobby tidak ingin dibantah.
" Untuk acara nya kau ingin seperti apa Jilli? " tanya Jennifer.
" Tidak usah terlalu mewah, tidak memberatkan Om Dokter dan tidak merendahkan harga diri ku saja. " ucap Jillian.
" Harus mewah! pernikahan anak ku, harus mewah. " ucap Bobby.
" Tapi Pa! aku sudah begini, apa harus semwah itu? " tanya Jillian lagi.
" Tentulah, kamu anak satu-satunya Papa! masalah perutmu tidak usah kau pikirkan, Papa mu lebih berkuasa di seluruh kota Itali. " ucap Bobby.
" Terserah kalian saja ingin seperti apa, aku ikut saja. " ucap Jilian pasrah.
" Kalau begitu, sudah saya putuskan acara pernikahan acara tunangan dan foto preweding dalam 1 waktu saja. " ucap Bobby lagi.
" Apa itu harus dilakukan Pa? " tanya Jillian merasa jengah saat Papanya tanpa henti merekomendasikan berbagai rangkaian acara.
Ini sudah hampir 1 jam, Papanya mengoceh hanya membahas perihal bagaiamana acara pernikahan yang harus Jillian lakukan. hei! yang menikah adalah JIllian kenapa Papanya yang sangat sibuk???
" Tentu saja, kalian sepakatkan sudah tadi? " ucap Bobby lagi.
" Te-tentu saja, kau ingin hari apa Jill? " tanya Roger.
" Hari apa saja aku siap Om. " Jawab Jillian.
" Kalau gitu sepakat satu minggu kedepan pernikahan kalian dilaksanakan. " jawab Jennifer.
Akhirnya pertemuan malam itu berakhir dengan keputusan yang memuaskan setelha hasil rembuk ekduanya yang selalu berdebat.