Dalam kehidupan yang dipenuhi dengan tantangan dan pertempuran, cinta sering kali menjadi cahaya yang memandu. Zayyy, seorang pemuda yang karismatik dan tak kenal takut, telah berjuang melawan musuh dan tantangan, tidak hanya untuk melindungi artefak berharga, tetapi juga untuk menjaga cintanya dengan Angelina. Namun, di tengah semua itu, ada suatu kebenaran yang tak terhindarkan: hidup adalah perjalanan yang penuh dengan keputusan sulit, pengorbanan, dan kehilangan.
Saat bayangan gelap mulai mendekat, Zayyy harus menghadapi tidak hanya musuh yang mengancam, tetapi juga perasaannya sendiri. Pertarungan untuk cinta dan harapan akan membawa Zayyy pada jalan yang penuh dengan kenangan indah dan kesedihan yang mendalam. Di sinilah kisahnya dimulai, di mana setiap detik berharga dan setiap pertempuran adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar—sebuah perjalanan menuju pengertian sejati tentang cinta dan kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohamad Zaka Arya Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Jejak Langkah
Pagi itu, Zayyy bangun dengan semangat baru. Dia mengingat keputusan yang diambil malam sebelumnya dan merasa lebih yakin tentang masa depannya bersama Angelina.
Dia merentangkan tangan, menghirup udara segar yang masuk ke dalam kamarnya. Dalam hati, dia berjanji untuk memberikan yang terbaik dalam hubungan mereka, tidak hanya sebagai pacar, tetapi juga sebagai teman dan mitra seumur hidup.
Setelah mandi dan bersiap-siap, Zayyy memutuskan untuk mengunjungi Angelina. Dia ingin menghabiskan waktu bersamanya sebelum mereka berdua harus kembali ke rutinitas masing-masing.
Setelah makan pagi dengan cepat, Zayyy melangkah keluar rumah, menyusuri jalan menuju rumah Angelina. Suasana di sekitar jalan terasa ceria dengan burung-burung berkicau dan suara kendaraan yang berlalu-lalang.
Saat tiba di depan rumah Angelina, Zayyy mengetuk pintu dengan antusias. Tak lama kemudian, Angelina muncul dengan senyuman hangat. Dia mengenakan pakaian kasual yang membuatnya terlihat segar dan ceria.
“Selamat pagi, Zayyy!” sapa Angelina, membukakan pintu lebar-lebar. “Apa kabar?”
“Selalu baik jika bertemu denganmu,” jawab Zayyy sambil tersenyum.
Angelina mengundang Zayyy masuk, dan mereka duduk di ruang tamu. Dia merasakan suasana yang lebih akrab, seolah-olah tidak ada yang bisa mengganggu mereka. “Aku punya ide! Kenapa kita tidak pergi ke Taman Pintar lagi? Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu,” ucap Angelina bersemangat.
Zayyy mengangguk setuju. “Tentu saja! Apa yang ingin kamu tunjukkan?”
Angelina tersenyum misterius. “Sebuah wahana baru yang mereka buka. Katanya seru!”
Setelah menikmati sarapan sederhana yang disiapkan ibu Angelina, mereka berdua berangkat menuju Taman Pintar. Di perjalanan, mereka berbagi cerita tentang pengalaman mereka di sekolah, teman-teman, dan berbagai rencana masa depan.
Setibanya di Taman Pintar, mereka disambut oleh suara riuh anak-anak yang sedang bermain. Warna-warni wahana bermain dan kebun binatang mini di sudut taman menarik perhatian Zayyy dan Angelina. Mereka berjalan menuju wahana baru yang dimaksud Angelina.
“Ini dia!” Angelina menunjuk ke arah wahana berputar yang terlihat menarik. “Ayo kita coba!”
Zayyy menatap wahana tersebut dengan sedikit keraguan. “Apa kita benar-benar harus mencoba yang ini? Sepertinya cukup ekstrem.”
Angelina tertawa. “Jangan bilang kamu takut, Zayyy! Kita harus mencoba semua yang ada di sini!”
Akhirnya, dengan sedikit bujukan dari Angelina, Zayyy setuju untuk mencoba wahana itu. Mereka berbaris, dan ketika tiba gilirannya, Angelina terlihat sangat bersemangat. Sementara Zayyy sedikit cemas, dia tidak ingin mengecewakan Angelina.
Setelah wahana berputar dan mengguncang tubuh mereka, keduanya keluar dengan wajah penuh tawa dan kegembiraan. “Lihat? Aku bilang ini menyenangkan!” teriak Angelina, meraih tangan Zayyy.
“Baiklah, kamu menang! Ini memang seru,” kata Zayyy, merasa lebih percaya diri setelah pengalaman itu.
Setelah mencoba beberapa wahana lainnya, mereka beristirahat di dekat kolam ikan. Zayyy dan Angelina duduk di bangku taman, menikmati suasana tenang di sekitar mereka.
“Zayyy, aku ingin berbicara serius sejenak,” kata Angelina, suaranya terdengar lebih serius dari biasanya.
Zayyy menatapnya, merasa jantungnya berdegup kencang. “Tentu, ada apa?”
Angelina menghela napas. “Aku merasa kita sudah cukup dekat dan saling memahami. Tapi ada satu hal yang ingin aku bicarakan. Mengenai kita.”
Zayyy merasakan ketegangan. “Apa yang kamu maksud?”
“Keputusan kita untuk bersama. Aku ingin kita melanjutkan ke tahap berikutnya. Mungkin... mempertimbangkan masa depan yang lebih serius,” ungkap Angelina.
Zayyy terdiam, memikirkan kata-kata Angelina. Dia tidak pernah menyangka bahwa pernyataan itu akan keluar dari mulutnya. “Serius? Kamu ingin kita berkomitmen?”
Angelina mengangguk. “Iya, aku merasa kita bisa saling mendukung dan membangun masa depan bersama. Aku ingin kita melakukannya dengan cara yang benar.”
Zayyy merasa hatinya bergetar. Dia juga memikirkan masa depan, tetapi kadang-kadang dia merasa takut untuk mengambil langkah tersebut. “Angel, aku juga berpikir ke arah itu. Tapi kita harus siap dengan semua tantangan yang ada.”
“Aku percaya kita bisa melakukannya,” jawab Angelina dengan percaya diri. “Dengan komunikasi yang baik dan saling mendukung, tidak ada yang tidak mungkin.”
Setelah diskusi panjang, mereka sepakat untuk melanjutkan hubungan mereka ke arah yang lebih serius. Zayyy merasakan beban yang terangkat, dan dengan langkah berani, mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka di Taman Pintar.
Setelah beberapa jam menikmati berbagai wahana dan berinteraksi dengan pengunjung lain, Zayyy dan Angelina memutuskan untuk mampir ke tempat jualan mie djoetek lagi. Aroma mie yang menggugah selera menyambut mereka saat tiba di lokasi.
“Ini adalah pilihan terbaik setelah seharian beraktivitas,” kata Zayyy sambil tersenyum.
Mereka duduk di meja favorit dan memesan dua porsi mie djoetek. Saat menunggu makanan, Angelina menggenggam tangan Zayyy dan menatapnya dalam-dalam. “Terima kasih karena sudah mendengarkanku tadi.”
“Tidak perlu berterima kasih, Angel. Kita adalah tim,” jawab Zayyy sambil mengelus punggung tangan Angelina dengan lembut.
Makanan mereka tiba, dan mereka segera menyantapnya dengan lahap. Setiap suapan membuat Zayyy semakin yakin bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk mengambil langkah baru dalam hubungan mereka. Saat mereka menghabiskan mie, Zayyy memikirkan tentang masa depan yang ingin mereka bangun bersama.
Selesai makan, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar area. Mereka melewati taman-taman kecil, saling bercanda dan tertawa. Dalam perjalanan, Zayyy menunjukkan keinginan untuk mengunjungi tempat-tempat yang belum mereka eksplorasi.
“Bagaimana kalau kita pergi ke Air Terjun Singokromo besok? Kita bisa berkemah di sana dan menikmati keindahan alam,” ucap Zayyy.
Angelina terlihat antusias. “Itu ide yang bagus! Kita bisa membawa peralatan berkemah dan makanan.”
Mereka berdua mulai merencanakan perjalanan ke air terjun, menggambar rencana dalam pikiran mereka. Keberanian Zayyy untuk mengajukan ide baru menunjukkan bahwa dia benar-benar berkomitmen pada hubungan ini.
Ketika malam tiba, Zayyy mengantarkan Angelina pulang. Dia merasakan cahaya bintang di langit mencerminkan harapannya untuk masa depan. Setiap langkah menuju rumah Angelina menjadi lebih berarti, karena dia tahu bahwa mereka telah mengambil langkah besar dalam hubungan mereka.
Sebelum berpamitan, Zayyy meraih tangan Angelina dan membawanya ke arah wajahnya. “Aku ingin kamu tahu, apapun yang terjadi, aku akan selalu ada untukmu.”
Angelina tersenyum. “Dan aku akan selalu ada untukmu, Zayyy.”
Dengan janji di antara mereka, mereka saling berpelukan, merasakan hangatnya cinta yang semakin kuat. Saat Zayyy berjalan pulang, dia merasa bahwa hidupnya telah berubah dengan cara yang tak terduga. Dengan Angelina di sampingnya, dia siap menghadapi tantangan yang ada di depan, dan merajut masa depan yang penuh harapan.
Keesokan harinya, mereka bersiap-siap untuk perjalanan ke Air Terjun Singokromo. Zayyy memastikan semua peralatan sudah siap: tenda, makanan, dan peralatan berkemah lainnya.
Dengan semangat tinggi, mereka berdua berangkat menuju air terjun, tempat di mana banyak kenangan akan tercipta, dan di sinilah mereka akan menempuh perjalanan baru bersama.