Di jual oleh Bapak dan di beli Dosen tampan.
Kinayu, gadis berumur 22 tahun di jadikan sebagai alat penebus hutang. Menjadi istri dari Yudha Prasetya, yang ternyata adalah seorang dosen serta anak dari pemilik kampus tempatnya menimba ilmu.
Kenyataan pahit harus kembali ia terima saat dirinya mengetahui fakta jika ia bukan yang pertama. Bahkan harus tinggal satu atap dengan istri pertama.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka?
Apakah Kinayu kuat saat ia tau tujuan Yudha menikahinya?
Ig: weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Setelah mampu menguasai dirinya, Yudha keluar kamar berniat makan malam. Tapi saat ia menutup pintu kamar langkahnya terhenti, dia mengurungkan niatnya untuk turun ke meja makan. Dan melirik pintu kamar Kinayu yang tertutup rapat.
Yudha masuk dengan kondisi kamar yang gelap. Hari yang sudah malam tetapi lampu kamar masih padam. Yudha menyalakan lampu kamar Kinayu, terlihat wanita cantik yang baru dua hari berstatus sebagai istri dari Yudha Prasetya itu terlelap di bawah selimut.
Yudha membuang nafas kasar, ia menarik selimut yang menutupi Kinayu membuat wanita itu terjaga. Kinayu terjingkat saat menyadari adanya Yudha yang sedang menatapnya.
"Begini caramu menyambut suami pulang kerja? Dengan santainya kamu tidur dan meninggalkan peranmu sebagai istri? Kamu lupa akan statusmu?" tanyanya dengan wajah datar dan tatapan tajam membuat Kinayu segera beranjak dan membenarkan pakaiannya yang tampak berantakan.
"Maaf Pak, saya lelah. Maaf jika saya lalai." Kinayu mengakui kesalahannya, ia teringat ibu yang selalu menyambut bapak pulang dengan mencium tangan dan menyiapkan makan. Menyiapkan segala keperluan bapak hingga baju ganti dan membuatkan kopi. Menanyakan apa yang bapak inginkan dan tak membiarkan bapak tanpa pelayanannya.
"Kali ini aku maafkan, tapi tidak dengan lain waktu! Sekarang turun dan siapkan makan untukku!" ucapnya kemudian meninggalkan Kinayu yang masih linglung karena bangun dengan keadaan terkejut.
Yudha mengamati gerakan Kinayu yang begitu cekatan menyiapkan makan untuknya. Kinayu menghangatkan makanan yang tadi telah Bibi masak sebelum mengisi piring Yudha. Padahal biasanya Yudha langsung memakannya walaupun dalam keadaan sudah dingin.
"Ini Pak," Kinayu menyodorkan piring yang sudah ia isi nasi dan lauk, kemudian duduk di samping Yudha menuangkan minum untuknya.
Hal yang tak pernah Yudha dapatkan setelah 5 tahun menikah dengan Silvi. Bahkan minum pun ia menuangnya sendiri. Sedangkan Kinayu mengingat semua yang di lakukan ibu pada bapaknya sehingga ia tau apa yang harus ia lakukan.
"Kamu tidak makan?" tanya Yudha saat melihat Kinayu yang hanya diam menunduk, padahal berulang kali Yudha mendengar suara perut Kinayu yang meronta minta diisi.
"Nanti saja Pak, setelah bapak selesai makan."
Lagi-lagi Yudha membuang nafas kasar, ia menyodorkan piring ke depan Kinayu dengan kasar.
"Isi piringnya dan makanlah!" ucapnya dengan wajah dingin. Kemudian kembali meneruskan makannya.
Setelah selesai makan Kinayu segera berdiri dan membersihkan meja makan. Mencuci bekas piring kotor yang mereka gunakan dan berniat kembali menuju kamar.
Tapi belum sempat Kinayu melangkah menaiki tangga, tubuhnya kaku mendapat pertanyaan yang membuat lidahnya kelu untuk menjawab.
"Siapa yang mengantarmu pulang?" Yudha berdiri di belakang Kinayu. Mendapat pertanyaan dari Yudha, Kinayu segera membalikan tubuhnya. Ntah apa yang harus ia katakan, pantaskah dia mengucapkan jika itu pacar di depan suaminya.
"Siapa?" sentak Yudha membuat tubuh Kinayu terjingkat.
"Teman."
"Teman atau pacar?" tanya lagi dengan tatapan tajam membuat Kinayu tak dapat berkutik.
"Te_"
"Teman atau pacar?" bentaknya lagi.
"Pacar." spontan jawaban itu keluar dari bibir Kinayu, membuat ia memejamkan mata takut jika Satria nanti dalam masalah.
"Putuskan dia atau aku akan menghukummu!" tegas Yudha.
"Maaf Pak tapi saya tidak bisa."
"Jangan membantah Kinayu, harus aku ingatkan lagi dengan statusmu? harus berapa kali dalam sehari aku mengingatkan? kamu masih muda dan tidak pikun Kinayu!" dengan nada tinggi Yudha berbicara membuat Kinayu sekuat hati menahan rasa sesak.
"Dan saya pun berhak mengingatkan jika pernikahan ini hanya untuk saling menguntungkan bukan atas dasar cinta."
Yudha tersenyum miring, ia tak menyangka Kinayu berani menjawab. Yudha melangkah perlahan, membuat Kinayu semakin mundur kebelakang. Jantung Kinayu berdegup kencang saat mata elang itu menatapnya dengan tajam. Langkah Kinayu terhenti dan hampir terjatuh saat kakinya terbentur undakan tangga. Beruntung dengan sigap Yudha menahan tubuh Kinayu dan membuat tubuhnya kini dalam dekapan Yudha.
"Aku tak perduli dengan alasan apa pernikahan ini, tapi aku akan menegaskan padamu jika kamu saat ini adalah istri dari Yudha Prasetya."
Tubuh Kinayu menegang saat suara Yudha tepat di telinganya. Berbisik dengan tegas, membuat jantung Kinayu semakin berdebar.
"Maaf pak, sebelum saya mengenal bapak dan menjadi istri bapak. Kami sudah memiliki hubungan lama, dan tidak mungkin memutuskannya begitu saja," lirih Kinayu, sekuat tenaga ia berusaha untuk menjelaskan.
"Jika kamu tidak bisa memutuskannya berarti aku yang harus bertindak!" Kembali Yudha berbisik di telinga Kinayu. "Silahkan pilih aku atau kamu yang akan memutuskan hubungan kalian?"
Kinayu memejamkan mata, ia berpikir keras. Jika Yudha yang bertindak ia takut semakin membuat Satria terluka. Tapi jika ia yang memutuskan, membayangkan saja Kinayu tak sanggup apa lagi hubungan mereka yang sudah 2 tahun. Mengerti dan saling memberikan perhatian. Merasa sangat menyayangkan walaupun Kinayu sadar, ia sudah menjadi istri orang. Tapi semua ini begitu cepat dan ia tak sanggup menghadapinya.
"Katakan!" sentak Yudha membuyarkan lamunannya.
"Bisakah memberi sedikit waktu, saya tak sanggup membuatnya kecewa. Karena tak ada masalah apa-apa pasti sangat sulit membuatnya bisa menerima."
"Kamu nego untuk berselingkuh?" Yudha tersenyum miring, "Aku beri waktu tapi tanpa ada kontak fisik! apa lagi kalo sampai bibir ini di sentuh olehnya. Siap-siap kamu dalam masalah!" Yudha mengusap bibir mungil Kinan yang entah mengapa membuatnya ingin mengulangi tapi sebisa mungkin Yudha tahan.
"Tidak akan, bahkan anda yang merenggut ciuman pertama saya," lirih Kinayu. Hal itu sontak membuat Yudha membolakan matanya, ia tak menyangka Kinayu sepolos itu. Pantas saja semalam ia tampak kaku, bahkan baru sebentar nafasnya sudah tersengal.
"Bagus! aku beri waktu 3 hari, jika selama tiga hari kalian masih berhubungan, aku sendiri yang akan bertindak! jangan sekali-kali kamu bertingkah di luar batas, yang mampu membuat orang tuaku berpikir buruk. Mungkin orang di luar sana tidak tau akan hubungan kita. Tapi orang tuaku pemilik kampus, beliau dengan mudah mencari tau kelakuan menantunya!"
Yudha melepaskan pelukannya membuat Kinayu terduduk di undakan tangga. Dan melangkah menuju kamar.
Hidup Kinayu seakan terancam, kali ini ia tak akan bebas bergerak. Bahkan kampus tempatnya menimba ilmu adalah milik keluarga suaminya.
"Maafkan aku satria..." lirih Kinayu dengan berderai air mata. Dia benar-benar harus merelakan Satria. Sedangkan hatinya masih terpaut padanya.
Kinayu beranjak dari sana dan melangkah menuju kamar, ingin rasanya pulang kerumah orangtuanya tapi ia tak berani. Lagi pula jika pulang pasti ada banyak pertanyaan yang ditujukan padanya dari kedua orangtuanya.
Malam ini Yudha tak berkunjung ke kamarnya membuat Kinayu lega. Sebab sampai larut malam, tak ada tanda-tanda Yudha datang. Dia merebahkan tubuhnya setelah tadi mengerjakan tugas.
Belum sempat dia benar-benar terlelap, suara deesahan dari kamar sebelah membuat wanita itu kembali membuka mata.
"Keterlaluan!" Kinayu menutup telinganya dengan bantal dan segera memejamkan mata. Dia tak perduli dengan aktivitas apa yang terjadi di sana.
terima kasih
saat membacanya aqu 😭😭😭
karna samaa