Li Yuanting, seorang jenderal perang bengis dan tak kenal takut dari zaman kuno, bereinkarnasi ke tubuh Ethan Zhao berusia 27 tahun, seorang pria tampan yang culun dan sering dihina, dijadikan anjing pesuruh oleh keluarga besar Zhao serta istrinya sendiri.
Li Yuanting yang menempati tubuh Ethan, akhirnya membalas mereka, dengan kemampuan strategi miliknya dan juga gabungan bakat yang dimiliki Ethan. Bagaimana perjalanan sang jenderal?
Yuk! Mampir baca!
Yang gak suka silahkan skip! Tidak perlu memberikan rating buruk👊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bergerak!
Di mansion Hector yang megah namun dipenuhi suasana tegang, suasana benar-benar membara. Hector, Damian, dan Rosa duduk dengan wajah penuh amarah di ruang utama, sementara anak-anak mereka mondar-mandir gelisah.
Jack, Darren, dan Bruno yang wajahnya masih memar akibat pertarungan dengan Victor duduk dengan wajah lesu dan penuh dendam.
"Aku tidak akan membiarkan ini begitu saja!" Hector menghantam meja kayu keras hingga retakan terlihat di permukaannya. "Ethan berani mempermalukan keluarga kita di depan para direktur dan mengambil semua aset menantuku! Ini penghinaan yang tidak bisa dibiarkan!"
Damian yang biasanya tenang ikut berbicara dengan nada tajam, "Anak itu harus diberi pelajaran. Jika kita biarkan dia terus berkuasa, kita tidak akan punya tempat lagi di keluarga Long."
Rosa, dengan mata memerah karena marah dan frustasi, menggenggam tangannya erat. "Anak itu harus dihancurkan. Kita sudah cukup bersabar."
Anak-anak mereka ikut menimpali dengan wajah penuh kebencian. "Kita harus melakukan sesuatu. Ini sudah keterlaluan," ucap salah satu dari mereka dengan nada geram.
Jack, yang wajahnya masih bengkak, berbicara dengan suara penuh dendam. "Aku punya koneksi di dunia bawah yang bisa membantu kita. Jika Ayah Hector setuju, kita bisa menyewa orang yang lebih profesional untuk menyingkirkan Ethan tanpa jejak."
Mendengar rencana itu, Hector menyeringai licik. "Kita tidak akan gegabah lagi. Kali ini, kita akan merencanakan semuanya dengan matang. Ethan mungkin kuat, tapi dia tidak tahu bahwa perang baru saja dimulai."
Dalam hati mereka, dendam terhadap Ethan membakar hebat. Mereka bersumpah akan mengembalikan kehormatan mereka dan menghancurkan pewaris keluarga Long yang dianggap sebagai ancaman besar bagi kekuasaan mereka.
*****
Malam yang sunyi di mansion Ethan terpecah oleh suara pintu ruang kerjanya yang terbuka. Dengan tatapan tajam dan penuh determinasi, Ethan duduk di kursi kerjanya yang besar, memandangi peta strategis yang dipenuhi tanda merah. Di layar monitor di depannya, terlihat data dan informasi lengkap tentang pergerakan Hector serta koneksi mafia yang baru mereka coba bangun.
"Victor, Alex, Derek. Ini bukan sekadar permainan bisnis lagi," suara Ethan terdengar dingin namun tegas. "Mereka akan bergerak, dan kita tidak akan menunggu sampai mereka menyerang lebih dulu."
Victor yang berdiri tegap di samping meja mengangguk dengan wajah penuh keyakinan. "Instruksi, Bos?"
Ethan menyeringai tipis. "Hancurkan koneksi mereka. Mulai dari bisnis gelap yang mereka gunakan untuk mencuci uang. Serang gudang senjata dan jalur distribusi mereka. Tidak ada yang tersisa."
Siyu yang dikenal sebagai ahli teknologi maju dengan laporan di tangannya. "Aku sudah melacak lokasi pertemuan mereka dengan dunia bawah. Jika kita bergerak malam ini, kita bisa mengambil alih semua operasi mereka."
Ethan berdiri dari kursinya, aura karismatik dan tegasnya memenuhi ruangan. "Pastikan tidak ada kekacauan yang mengarah pada kita. Bekerja bersih dan cepat. Hector dan yang lainnya harus belajar siapa sebenarnya pewaris keluarga Long. Ayo bergerak!
****
Malam yang dingin berubah panas di lokasi gudang senjata milik mafia Cobra. Kelompok yang dipimpin oleh Victor bergerak dengan cepat dan senyap, menyusuri lorong gelap penuh kontainer yang menjadi tempat penyimpanan senjata ilegal.
Dor!
Tiba-tiba suara peluru pertama memecah keheningan, menandai dimulainya baku tembak sengit. "Cover kanan! Jangan biarkan mereka mendekat!" teriak Victor dengan suara penuh otoritas. Para anak buahnya yang terlatih dengan sigap berlindung di balik peti besar dan membalas tembakan dengan presisi.
Dor!
Dor!
Beberapa anggota Cobra yang bersenjata lengkap menyerang dari sisi kiri. Seorang pria besar dengan tato ular di lengannya berteriak, "Bunuh mereka semua! Jangan biarkan ada yang keluar hidup-hidup!"
Victor yang membawa pistol kaliber tinggi menembak lurus ke arah salah satu pria bersenjata, membuatnya jatuh terkapar. "Kita tidak mundur," gumamnya dengan dingin. "Hancurkan mereka."
Shut!
Jleb!
Pertarungan jarak dekat tak terhindarkan. Suara pisau yang beradu dengan besi serta pukulan keras menggema di sekitar gudang.
Bugh!
Krak!
Salah satu anggota Cobra mencoba menusuk Victor, namun dia dengan sigap menangkap tangan pria itu dan melumpuhkannya dengan satu gerakan patah tangan.
Setelah pertempuran sengit yang berlangsung hampir setengah jam, kelompok Cobra mulai kehilangan formasi. Gudang penuh asap dan bau mesiu menyelimuti udara. "Clear!" teriak salah satu anak buah Victor.
Dengan wajah penuh debu dan darah musuh di tangan, Victor menatap para pasukannya. "Bawa senjata ini. Pastikan tidak ada yang tersisa untuk mereka."
Malam itu, gudang senjata mafia Cobra resmi jatuh ke tangan Ethan. Langkah pertama dalam rencana penghancuran Hector dan sekutu mafianya telah sukses besar.
Di sisi lain Alex Sing, di sebuah gedung tersembunyi yang berfungsi sebagai pusat transaksi finansial ilegal mafia Cobra, Alex Sing, ahli teknologi dan penembak jitu dalam tim Ethan, memimpin serangan diam-diam.
Malam itu suasana penuh ketegangan, dengan layar komputer yang berkedip menampilkan aliran dana besar yang terus bergerak antar rekening gelap.
"Mulai sekarang, jalur transaksi mereka harus mati," bisik Alex dengan nada penuh determinasi, matanya tajam menatap monitor yang penuh data.
Di sekitarnya, pasukan elite yang telah dilatih secara khusus menunggu instruksi. Namun, Cobra tidak lengah. Alarm sistem keamanan mendadak berbunyi, disertai suara tembakan yang menggema dari lantai bawah.
Anak buah Cobra yang menjaga aset keuangan segera bereaksi, mencoba melindungi jalur finansial mereka.
Alex tetap tenang meski situasi memanas. "Cover aku. Aku hanya butuh lima menit," katanya sambil menancapkan perangkat peretas canggih ke server utama.
Dor!
Dor!
Dor!
Pertempuran sengit pun pecah. Pasukan Cobra dengan senjata lengkap menembaki kelompok Alex. Asap tebal memenuhi ruangan, namun para pengawal Alex bertarung mati-matian. Peluru berdesing di udara, menghantam meja dan dinding beton.
Bugh!
Brugh!
Seorang penjaga Cobra berlari ke arah Alex dengan pisau terhunus, tapi dengan refleks cepat Alex menjatuhkan pria itu dengan tendangan memutar yang menghantam tepat di wajahnya. "Kau salah pilih lawan," gumam Alex dingin.
Di detik-detik terakhir, layar komputer di depannya menunjukkan satu kalimat yang menandakan keberhasilannya: "Transaksi Dihentikan. Akses Diblokir."
Alex tersenyum tipis. "Aset dan jalur transaksi mereka lumpuh," ujarnya di tengah suara pertempuran yang mulai mereda.
Setelah memastikan semua sistem terkunci dan aset mafia Cobra sepenuhnya dibekukan, Alex memerintahkan mundur. "Misi selesai. Kita kembali ke markas," ujarnya dengan tegas.
Kelompok Alex keluar dari gedung yang kini berantakan dengan kemenangan mutlak di tangan mereka. Cobra telah kehilangan kendali atas salah satu kekuatan terbesarnya—finansial. "Dua langkah lagi menuju kehancuran total, waktunya bersenang-senang," gumam Alex puas.
Mereka pulang dalam keadaan tersenyum puas.
.
case to casenya detail.
mantap lah pokoknya