"Mencintaimu dengan Tulus: Kisah Cinta LDR"
Matara Vega Sakti dan Sherina Ayesha Wicaksono, dua mahasiswa semester satu yang menjalin cinta di tengah jarak. Mereka berbagi impian, harapan, dan tawa. Namun, ketika Sherina pulang ke Indonesia untuk liburan semester, perasaan cemburu Vega mulai menggerogoti hubungan mereka.
Konflik memuncak ketika Vega menemukan Sherina dekat dengan teman lamanya. Kesalahpahaman dan kecurigaan membuat hubungan mereka goyah. Apakah cinta mereka cukup kuat untuk menahan badai?
Di tengah kebimbangan dan kesulitan, Vega dan Sherina harus memilih antara memperbaiki hubungan atau berpisah. Akankah mereka menemukan jalan kembali ke pelukan each other?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LYS Halaman 31
Sherina terkejut ketika sudah melihat wajah orang tersebut dia adalah seseorang yang sangat dikenalnya.
"Ari, mengapa kamu disini? Bukankah kamu berada ditenda bersama yang lain?" tanya Sherina.
Ari menggeleng. "Tidak, aku sejak tadi berada diluar. Mengapa kamu ke sini?" tanya Ari balik.
"Aku haya ingin bermain air sejenak, tapi tidak disengaja aku melihatmu," kata Sherina, dia lebih mendekat ke air dan menyentuh air tersebut, sesuai janjinya hanya satu menit saja.
"Jangan bermain air Sherina, ini sudah malam kamu bisa masuk angin nanti," kata Ari, dia menegur Sherina.
Sherina kembali berdiri dan menatap Ari. "Sudah, hanya satu menit saja kok," katanya, lalu tersenyum seperti biasanya.
Ari yang melihat senyum tersebut tak bisa menatap terlalu lama, dia memalingkan wajah memilih menatap ke lain arah.
"Ari, apa kamu ada masalah?" tanya Sherina, dia melihat raut wajah Ari yang berbeda dan tidak seperti biasanya.
Ari mengangguk dan memberanikan menatap Sherina. "Iya, kamu benar," kata Ari, mengakuinya.
Sherina terkejut jika Ari tengah memiliki masalah kenapa dia tidak bercerita padanya, bukankah selama ini Ari berteman baik bersamanya dan dia juga sudah berjanji jika diantaranya dan Ari tengah memiliki masalah keduanya harus saling membagi lalu kenapa Ari tidak melakukannya.
"Ari, ayo ceritakan masalahmu padaku. Aku pasti akan membantumu," kata Sherina, dia tulus ingin membantu menyelesaikan masalah Ari. Seperti Ari yang selalu membantunya jika sedang tertimpa masalah.
Ari tersenyum tipis. "Aku menyukai seseorang," katanya.
Sherina terkejut lalu tersenyum. "Oh ya? Siapa dia?" tanya Sherina, terdengar antusias.
Ari menunduk sejenak lalu menatap lautan lepas. "Kamu tidak perlu tahu siapa dia,"
"Lho, kenapa? Apa kamu malu padaku? Ayo lah beritahu aku kamu tidak perlu malu Ar," kata Sherina, dia sangatlah penasaran dengan sosok gadis yang Ari sukai.
Karena selama berteman dengan Ari, Sherina tidak pernah mendengar Ari bercerita tentang seorang wanita padanya. Kemungkinan ini adalah kabar yang membahagiakan untuknya sebagai seorang teman. Bahwa Ari akan memiliki pasangan.
"Aku memang menyukai gadis disatu kelasku dari lama tapi sekarang dia telah memiliki kekasih, aku sakit sekali mengetahui hal itu," kata Ari, dia semakin merasakan sesak didada.
Sherina yang awalnya tersenyum bahagia kini menampilkan wajah penuh simpati. Sherina tidak menyangka jika Ari merasakan patah hati sebelum memulai.
"Apa gadis tersebut mengetahui perasaanmu padanya, Ar?" tanya Sherina, dengan nada penuh hati-hati. Takutnya pertanyaannya mampu melukai dan menyinggung perasaan Ari.
Ari menggeleng menatap Sherina dengan senyum tipis. "Aku lebih suka memendam daripada menyatakan," kata Ari.
Sherina berdecak. "Kamu sih, harusnya jika kamu menyukainya kamu langsung jujur saja dengannya," kata Sherina, dia jadi greget sendiri karena Ari kurang sat set. "Kamu jadi galau sendiri kan," kata Sherina lagi.
Ari tersenyum sinis. "Itulah bodohnya aku, sampai aku keduluan dengan cowok lain," kata Ari, dia menyesal karena tidak mengutarakan rasa cintanya pada gadis tersebut dari awal.
Sherina mengerti akan perasaan Ari saat ini, jika dia bisa membantu Sherina pasti akan membantu Ari. "Ak--"
"Sayang!" teriak seseorang memotong perkataan Sherina.
Sherina dan Ari menoleh arah sumber suara ternyata Vega lah yang memanggil, dia tengah berdiri didekat tenda sana dan Vega terlihat menatap ke arahnya. Sherina meneguk ludah takut saja jika Vega salah paham karena melihatnya tengah bersama dengan Ari.
"Ar--"
"Temuilah Vega, Sher. Aku tidak ingin dia memukulku lagi kerana salah paham. Sekalian aku juga ingin pamit pulang, sekali lagi selamat atas pertunanganmu Sherina, semoga kamu selalu bahagia," Ari memotong kata yang akan keluar dari bibir Sherina.
Sherina mengangguk dan berlalu pergi meninggalkan Ari sendirian.
Ari menatap punggung Sherina yang mulai menjauh darinya, dia merasakan perasaannya yang semakin sesak didada. Tak kuat melihat Sherina yang menghampiri Vega, Ari melangkah dan berjalan untuk meninggalkan area pantai dia ingin segera sampai dimobilnya.
Sedangkan Sherina, dia telah sampai dihadapan Vega dia menatap Vega yang menatapnya dengan ekspresi serius.
"Jangan suka mancing," kata Vega, tanpa mengubah ekspresi wajahnya yang serius.
Sherina menghela. "Aku memang tidak suka mancing," candanya. "Kamu tidak jadi tidur?" Sherina sengaja mengalihkan pembicaraan agar suasana tidak seserius wajahnya Vega.
"Kita pulang saja, aku takut disaat aku lelap tertidur tunanganku yang imut ini diculik oleh orang," Vega tidak ingin hubungannya yang baru saja membaik kembali dilanda akan masalah.
Vega segera menyeret lengan Sherina dengan lembut membawa pergi Sherina dari sekitar tenda menuju mobilnya. Sebelum benar-benar pergi Vega tidak lupa untuk mengirim pesan pada teman-temannya bahwa dia pulang bersama Sherina.
Setelah pesan terkirim Vega segera meminta Sherina untuk masuk ke mobil, Vega dan Sherina pun pergi dari sana.
Dilain sisi, mobil hitam yang membawa Ari menuju apartemen kini telah sampai. Ari turun dari mobil dan segera menuju unit miliknya begitu sampai disana Ari segera mengunci pintu dan menjatuhkan bobot diatas ranjang.
"Sher, selama ini aku menyukaimu tapi kamu tidak peka," kata Ari, dengan kedua mata terpejam. "Selama ini aku memendamnya berharap kamu akan tahu jika selama ini aku mencintaimu Sherina," kata Ari lagi.
Ari membuka mata merogoh ponsel disaku dan menatap foto kebersamaan dengan Sherina dimasa lalu.
"Vega beruntung memilikimu Sher, aku ikhlas kamu bersamanya. Tapi aku tidak bisa berbohong aku merasa sakit melihatmu bersamanya, selama ini aku hanya berpura-pura tidak menyukaimu, Sher." Ari mengakui perasaannya pada Sherina.
Sebenarnya selama ini Ari memang menyukai Sherina jauh sebelum Sherina berhubungan dengan Vega, awal Ari timbul rasa suka pada Sherina yaitu pada waktu pertama kali Sherina merubah penampilan disaat akan ada acara ulang tahun disekolah.
Tapi karena Ari yang memang belum pernah menyukai lawan jenis dia malu ingin menyatakan perasaannya pada Sherina. Akhirnya Ari hanya bisa memendamnya dengan selalu memberikan perlakuan yang baik untuk Sherina dengan harapan Sherina akan paham pada perasaannya dan berakhir Sherina juga memiliki perasaan yang sama dengannya.
Tapi hingga waktu kelulusan tiba dan mulai masuk Universitas yang berbeda Sherina sama sekali tidak berkata apapun tentang perasaannya. Ari sedikit kecewa akan hal tersebut namun Ari berusaha berpikir positif dan sengaja tidak menghubungi Sherina melalui apapun agar Sherina merasa kehilangan karena Ari tidak menghubunginya.
Tapi, tidak disangka-sangka justru hal tersebut membuat Ari dan Sherina hilang kontek dan kembali bertemu ditaman kota waktu itu.
Ari senang bisa kembali bertemu Sherina tapi pengakuan Vega kala itu membuatnya sakit, dan Ari memilih kembali memendam perasaannya pada Sherina yang masih sama.