Rhys Alban, terpaksa menikah dengan wanita bernama Celine Danayla Matteo, demi mempertahankan harta milik Keluarga Alban. Ia tak mau harta milik keluarganya jatuh ke tangan asisten pribadi Daddynya ataupun pada dinas sosial.
Celine yang sangat senang, menerima pernikahan tersebut, bahkan ia memaksa Rhys untuk menyatakan cinta padanya agar ia tak membatalkan pernikahan itu.
Namun, pernikahan yang didasari dari perjodohan tersebut membuat cinta Celine bertepuk sebelah tangan, juga membuat dirinya bagai hidup di dalam sangkar emas dengan jerat yang semakin lama semakin melukainya.
Hingga semuanya itu meninggalkan trauma besar dalam dirinya, pada cinta masa kecilnya. Apakah ia mampu memutus benang merah yang telah mengikatnya lama atau justru semakin membelit ketika ingatan Rhys kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#10
Salju yang mulai turun, membuat udara semakin dingin, begitu pula hati Celine. Ia sudah selesai mengobati luka-lukanya akibat terkena pecahan gelas. Ia menghela nafasnya pelan.
Malam ini, ia tak keluar dari kamar seperti biasanya. Ia tak lagi duduk di dapur untuk membaca buku. Memang di dapur terasa lebih hangat, sementara di kamar tidurnya sangatlah dingin. Namun, kini ia yak merasakan dingin lagi karena hatinya pun sudah perlahan mulai membeku.
Celine berbaring di atas tempat tidurnya dan menyelimuti dirinya sendiri. Ia memegang foto kedua orang tuanya dan mulai memejamkan matanya. Buliran air jatuh di sudut matanya, mengingat rasa kesepian yang semakin hari semakin menghimpitnya.
**
Celine melihat ke arah depan, terlihat banyak sekali penjagaan. Ia menghela nafasnya dalam.
Apa aku ini seorang penjahat? Ia bahkan sengaja mempekerjakan begitu banyak keamanan hanya untuk memastikan bahwa aku tidak keluar dari rumah. - batin Celine.
Pagi ini, salju berhenti turun. Celine pergi ke luar untuk melihat keadaan. Namun tiba-tiba tangannya ditarik dan mulutnya dibekap. Ia berdiri di dekat jendela dan melihat sendiri bahwa Dad Harry datang dan berdiri di depan pagar.
Dulu, Dad Harry bisa dengan mudah masuk ke kediaman Keluarga Alban, tapi sekarang justru sangat sulit. Celine ingin sekali berteriak dan memanggil Dad Harry, tapi tak berselang lama Dad Harry pun pergi meninggalkan kediaman Keluarga Alban.
Dad, aku di sini. Tolong aku, lepaskan aku dari keluarga ini. Maafkan aku yang mencintainya. - batin Celine.
“Hei! Hei! Cepat ambilkan sarapanku!” teriak Eve dari arah ruang makan.
Celine yang sedang sedih, ditambah dengan perlakuan Rhys semalam pun menjadi sedikit emosi.
“Hei, hei, aku punya nama! Kalau kamu ingin meminta bantuan pada siapapun, panggil namanya. Jangan hanya hei hei,” kata Celine dan melihat Eve dengan tajam.
“Kurang ajar! Kamu sudah berani membalas ucapanku, hah?!” Dengan kekuatan penuh, Eve mendekati Celine kemudian menarik rambutnya.
“Aku pastikan Rhys akan mengusirmu dari sini. Dasar wanita murahan!” Bisik Eve di telinga Celine, lalu mendorong wanita itu.
Aunty Anna yang melihat kejadian itu tersenyum. Di dalam hati ia terus berdoa agar perseteruan antara Celine dan Eve bisa terus berlangsung, sehingga ia bisa dengan mudah menjalankan rencananya.
**
Hari demi hari dilalui Celine dengan sangat berat. Eve terus saja berteriak padanya seakan ia benar-benar seorang pelayan yang tidak boleh beristirahat sama sekali.
Selain itu, Rhys yang selalu membela Eve tanpa mendengar kejadian sebenarnya dari kedua sisi, semakin membuat Celine merasa jengah. Aunty Anna pun menambah pekerjaannya, membuat Celine rasanya ingin secepatnya mengakhiri pernikahan ini. Lagipula, meskipun status dirinya adalah istri dari seorang Rhys Alban, tetap saja ia diperlakukan secara tak layak.
Seharusnya Rhys sudah libur karena akhir tahun sudah hampir tiba, namun karena ada sesuatu di perusahaan, terpaksa membuatnya harus pergi dan mengurus semuanya.
Eve yang ditinggal di rumah pun semakin lama semakin bosan. Ia ingin sekali menghabiskan akhir tahunnya dengan berlibur ke Amerika, Negara di mana Perusahaan NewMount berada.
Plakkk
Sebuah tamparan mendarat kembali di pipi Celine saat ia sedang mengangkat beberapa pakaian yang tercecer di lantai kamar tidur Rhys dan Eve.
“Kenapa kamu menamparku?” tanya Celine. Ia tak berkata apa-apa dan ia pun tak berbuat apa-apa yang terasa mengganggu.
“Ingin saja,” jawab Eve, yang membuat Celine bingung mendengarnya.
Celine kembali menghela nafasnya. Sikap kekasih suaminya itu benar-benar sudah tidak dapat ditolerir lagi. Ia harus melawan.
Plakkk
Sebuah tamparan balasan kini dilayangkan oleh Celine dan tentu saja membuat Eve kaget karena tak menyangka bahwa Celine akan membalasnya.
“Berani sekali kamu menamparku?! Aku akan memberitahukan ini pada Rhys, aku yakin ia akan membalas semua perbuatanmu padaku!” teriak Eve.
Eve berlari keluar kamar sementara Celine masih mematung di tempatnya berdiri saat ini. Ia melihat ke arah telapak tangannya sendiri, tertawa seakan mengejek dirinya sendiri.
Apa yang kamu lakukan Cel? Kamu tidak seharusnya melakukan itu. Bukankah kamu adalah wanita berpendidikan? Bukan dengan cara itu kamu seharusnya membalas. - batin Celine. Setelah tersadar, ia pun segera berbalik dan keluar dari kamar tidur itu.
“Arghhh!!!” Terdengar teriakan dari luar dan Celine langsung berlari. Ia melihat dengan matanya sendiri bagaimana Eve terjatuh dari tangga hingga sampai ke bordes.
Ia terdiam untuk sesaat. Mata Eve melihat ke arahnya sambil mengangkat tangannya. Aunty Anna yang melihat hal itu langsung berteriak.
“Eve, Eve! Apa yang terjadi? Celine!! Kamu mendorongnya?!” teriak Aunty Anna dengan nyalang.
Tak ada jawaban dari bibir Celine. Ia hanya biaa terdiam melihat apa yang terjadi. Kakinya seakan mematung di sana tanpa ingin bergerak menolong.
**
“Bertahanlah, honey,” kata Rhys.
Aunty Anna menghubunginya dan memberitahukan semuanya. Ia meminta Rhys untuk langsung ke rumah sakit. Rhys yang saat itu sedang meeting, langsung pergi ke rumah sakit.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Rhys pada Eve yang setengah sadar.
“Wanita itu … wanita itu … mendorongku.”
Rhys melihat ke arah Aunty Anna dan meminta kejelasan.
“Aunty … aunty melihat Celine berada di atas tangga saat kejadian itu terjadi,” kata Aunty Anna.
Rhys mengepalkan tangannya. Kebenciannya pada Celine semakin bertambah. Seorang dokter langsung menangani Eve. Cukup lama waktu yang mereka perlukan, hingga akhirnya mereka keluar dari ruang pemeriksaan.
“Bagaimana, Dok?” tanya Rhys.
“Untuk saat ini keduanya masih dalam pengawasan kami. Saya sudah menyuntikkan penguat kandungan. Kita harap janinnya masih bisa bertahan,” kata sang dokter.
Rhys terduduk lemas. Anaknya … keadaan anaknya saat ini masih berada di antara hidup dan mati. Itu semua karena Celine, wanita yang juga membuat hidupnya serasa hancur.
“Aunty, bolehkah aku meminta tolong?” tanya Rhys.
“Katakan saja, Aunty pasti akan menolongmu.”
“Aku titip Eve pada Aunty. Jaga dia sebentar. Aku harus pergi, ada yang harus kulakukan,” kata Rhys.
“Baiklah, serahkan semua pada Aunty,” kata Aunty Anna.
“Terima kasih.”
Rhys langsung pergi dari sana. Ia mengendarai mobil dengan kecepatan penuh. Amarah dan emosinya sudah memuncak. Apa yang telah dilakukan oleh Celine, telah membuat anaknya berada dalam keadaan kritis.
Bughhh
Rhys memukul kemudinya. Mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sebenarnya bukanlah gayanya. Kepalanya akan terasa sakit jika ia melakukannya. Namun saat ini, ia harus segera membuat perhitungan dengan Celine.
Sesampainya di Kediaman Keluarga Alban, Rhys langsung keluar dan membanting pintu mobilnya. Ia masuk ke dalam rumah dan matanya langsung memindai sekeliling. Ketika ia menemukan apa yang ia cari, ia langsung berjalan mendekat.
“Arghhh!!! Kak, sakit!” teriak Celine saat Rhys menggenggam pergelangan tangannya dengan kasar.
“Ikut aku!”
🌹🌹🌹