NovelToon NovelToon
Masa Lalu Calon Suami

Masa Lalu Calon Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Berbaikan / Lari dari Pernikahan / Cinta setelah menikah / Pelakor jahat / Tukar Pasangan / Saling selingkuh
Popularitas:18.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Tahu masa lalunya yang sangat menyakitkan hati satu minggu sebelum hari pernikahan. Sayang, Zoya tetap tidak bisa mundur dari pernikahan tersebut walau batinnya menolak dengan keras.

"Tapi dia sudah punya anak dengan wanita lain walau tidak menikah, papa." Zoyana berucap sambil terisak.

"Apa salahnya, Aya! Masa lalu adalah masa lalu. Dan lagi, masih banyak gadis yang menikah dengan duda."

Zoya hanya ingin dimengerti apa yang saat ini hatinya sedang rasa, dan apa pula yang sedang ia takutkan. Tapi keluarganya, sama sekali tidak berpikiran yang sama. Akankah pernikahan itu bisa bertahan? Atau, pernikahan ini malahan akan hancur karena masa lalu sang suami? Yuk! Baca sampai akhir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Episode 7

Namun sayang, baru juga Zoya beranjak beberapa langkah, suara berat si papa langsung menghentikan gerakan kaki Zoya yang ingin terus melanjutkan perjalanan.

"Zoyana. Mau ke mana kamu?"

Deg. Jantung Zoya berdetak sangat cepat. Napasnya ikut memburu. Perasaan Zoya saat ini sedang bercampur aduk. Perlahan, gadis itu memutar tubuhnya untuk melihat si pemilik suara yang saat ini ada di belakangnya.

"Pa-- papa."

Mata pria yang sedang dia panggil papa terlihat berkaca-kaca. Sementara di belakang papanya, ada sang mama yang terlihat sedang sangat sedih.

"Mau ke mana, Zoya?" Si papa mengulangi pertanyaan yang sama untuk yang kedua kalinya.

Mana mungkin Zoya bisa menjawab. Tapi, koper yang ada di tangannya sudah bisa menjadi jawaban atas pertanyaan papanya barusan. Alhasil, Zoya langsung menundukkan wajahnya sekarang.

"Zoya mau pergi? Mau lari?"

"Kenapa, Zoya? Kenapa tinggalkan kami karena keegoisan Zoya?" Si papa berucap dengan nada sedih.

"Zoya tidak ingin menikah, karena itu Zoya ingin kabur?" Si papa berucap lagi. "Baiklah kalau itu yang Zoya inginkan. Zoya bisa lakukan apa yang Zoya mau. Tapi, sebelum Zoya kabur, ayo lakukan satu hal terlebih dahulu."

Si papa langsung mengeluarkan belati dari tangannya. Mencabut sarung dari belati tersebut, lalu menyerahkan ke tangan Zoya. Sontak, Zoya di buat kaget plus bingung bukan kepalang.

"Ayo, Zoya tusuk papa dulu. Tusuk tepat di jantung papa ini, biar papa tidak hidup lagi."

Bergetar tubuh Zoya mendengar ucapan papanya barusan. Matanya membelalak. Air matanya jatuh berderai. Sungguh, Zoya sama sekali tidak akan pernah bisa melakukannya.

"Pa-- papa."

"Zoya ingin pergi, bunuh papa dulu." Kali ini, nada bicara si papa meninggi. "Karena papa tidak akan pernah bisa hidup jika Zoya memilih pergi. Papa tidak sanggup, Aya. Tidak sanggup untuk melihat kerabat kita saat kamu memilih kabur. Bagaimana bisa, Aya? Bagaimana bisa kamu meninggalkan kami dengan pernikahan mu yang hanya tinggal hitungan hari. Apa yang akan kami lakukan nanti, Aya Zoyana? Apa?"

Tubuh Zoya membatu. Tatapannya menatap lekat ke arah pria yang saat ini ada di depannya. Pria yang sudah bersama dengannya selama dua puluh dua tahun ini. Pria itu sedang menangis sekarang. Raut wajahnya terlihat sangat sedih dan terlalu putus asa.

Perasaan bersalah dalam hati Zoya semakin membesar ketika dia melihat wajah papanya yang saat ini sedang menangis. Dia terlalu egois, dia tahu akan hal itu. Dia sudah mbuat hati kedua orang tuanya hancur. Bagaimana bisa dia melakukan hal itu? Padahal, kedua orang tuanya selalu memberikan hal terbaik untuk dia.

"Tusuk papa, Zoya!"

"Tidak."

Klang, belati itu jatuh ke bawah. Jatuhnya belati, diikuti tubuh Zoya yang merosot, terduduk ke bawah.

"Tidak."

"Aku tidak akan pernah melakukannya," ucap Zoya sambil menangis terduduk.

"Kenapa, Zoya? Kenapa kamu tidak mau melakukannya? Bukankah kamu ingin pergi? Bukankah kamu ingin lari dari rumah ini karena tidak ingin menikah? Jalan satu-satunya agar kamu bisa pergi, kamu harus bunuh papa. Karena papa juga tidak akan sanggup untuk tetap bertahan saat anak papa pergi meninggalkan papa di saat sedang genting seperti ini."

Zoya pun menangis di bawah kaki papanya.

"Tidak, Pa. Zoya tidak akan bisa melakukannya. Zoya tidak akan sanggup. Maafkan, Zoya."

Si papa langsung memejamkan mata.

"Begitu pula papa, Zoya. Papa tidak akan sanggup untuk melihat dunia luar jika kamu memilih untuk membatalkan pernikahan ini."

Ucapan papanya membuat Zoya tidak punya pilihan. Memang benar ucapan itu, papanya akan menanggung malu yang sangat besar jika pernikahan anak mereka batal. Karena, semua sudah siap. Hanya dengan menghitung hari saja, mereka akan menikah. Semua undangan sudah tersebar. Masa iya pernikahan batal?

Zoya menahan isak tangis. Ternyata, dirinya tidak punya pilihan lain sekarang. Pernikahan harus tetap dia tempuh meski dia tidak menginginkannya.

"Zoya akan menikah papa. Zoya akan menikah."

Si papa langsung menoleh. Tanpa kata, tangan kekar yang sudah menua itu langsung merangkul tubuh Zoya. Pelukan yang hangat. Demi bakti yang tidak akan pernah bisa dia bayar dengan uang, Zoya akan mengorbankan perasaannya yang sangat ingin menolak pernikahan tersebut.

"Jangan kecewakan papa, Zoya. Papa hanya punya dua anak saja. Jangan buat papa terluka."

Tidak ada yang bisa Zoya ucapkan. Hatinya sedang terluka, namun perihnya terasa sedikit ringan. Dia akan tetap menikah, tapi dengan hati yang terpaksa.

Suasana yang sudah mulai mereda, tiba-tiba saja Juanda muncul. Ketika melihat hal yang terjadi di depan rumah mereka, langkah kaki Juan terhenti.

Apa yang ada di depan mata sangat mengejutkan. Tapi Juan tidak mungkin menghindar. Dia ingin maju, tapi rasa tidak nyaman sedang menyelimuti hati. Dia tahu betul apa yang akan dia hadapi di depan sana.

Sementara Juan masih terdiam di sana, langkah kaki sang mama langsung bergerak. Tatapan tajam penuh amarah sang mama perlihatkan. Juan semakin di buat ketakutan ketika sang mama semakin mendekat.

Lalu, plak! Plak! Dua tamparan mendarat di pipi pria tersebut. Juanda terdiam. Tidak ada kata yang bisa ia ucapkan. Tapi dia tahu, amarah sang mama barusan adalah karena kesalahannya sendiri.

Zoya yang sadar akan apa yang sedang terjadi langsung mengalihkan pandangan matanya. Dengan perasaan yang sangat bersalah, Zoya melihat wajah si kakak yang baru saja menerima tamparan keras dari mama mereka.

"Ma, jangan pukul kak Juan. Yang salah aku, bukan kakak." Suara serak Zoya terdengar dengan nada sangat sedih.

Tanpa menoleh dari wajah anak lelakinya, mama mereka berucap. "Tidak salah? Kakak seperti apa yang tidak bisa menjadi panutan untuk adiknya."

"Juan, mama tidak pernah berpikir kalau kamu akan melakukan hal ini. Bisa-bisanya kamu berniat untuk membiarkan adikmu kabur dari rumah. Apa yang ada dalam pikiranmu, ha?"

"Ma. Aku yang salah. Tolong jangan salahkan, kak Juan. Yang ingin pergi aku. Aku yang minta kak Juan buat bantuin. Aku yang sudah paksakan dia buat bantu aku, Ma."

"Bagimana-- "

"Cukup, Ma. Sudahi perdebatan ini. Sekarang sudah sangat larut, ayo masuk ke dalam semuanya."

"Jika ada yang ingin dibicarakan, maka lanjut besok saja," ucap papa mereka lagi.

Sang mama menuruti apa yang suaminya katakan. Meskipun sebenarnya, dia masih ingin memarahi anak pertamanya itu. Tapi, karena apa yang suaminya katakan itu sangat benar, maka niatnya untuk bicara ia tangguh.

Sang mama mengikuti suaminya masuk ke dalam. Sementara Zoya langsung menghampiri kakaknya. Dengan wajah bersalah, dia langsung menyentuh pipi Juan yang terlihat sedikit memerah.

"Kak, maaf. Gara-gara aku, kak Juan-- "

Wajah sedih yang Zoya perlihatkan langsung membuat Juan mengukir senyum manis. Padahal, sakit di wajahnya masih terasa akibat bekas tamparan mama mereka barusan.

"Gak papa, Aya. Gak sakit kok."

1
Angga Gati
bagus ceritanya
Rani: 🌹🌹🌹🌹🌹🌹
makasi
total 1 replies
Rina
Akhirnya semuanya hidup dengan bahagia 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Rani: hiks, makasi banyak buat semangatnya
Rina: Sabar ka ceritanya bagus koq pasti banyak yg banya deh , semangat kaka 💪🏻💪🏻💪🏻
total 3 replies
Lala Al Fadholi
jadi org tua kok egois amat apa susahnya bilang KLO anaknya akhirnya ga mau ya jgn d paksa segitu ngotonya pengen punya menantu kaya
Rani: hiks, kasihan kan.
total 1 replies
tina
di tunggu cerita baru lagi nya kak😊😊
tina: selalu kak
Rani: iya deh. sabar yah....
total 2 replies
Liswati Angelina
ternyata tamat......
Rani: iyah, berhubungan yg baca ngga buanyak, aku tamatkan aja. hiks🤭🤭🤭
total 1 replies
Patrick Khan
,udah tamat kak.. q tunggu cerita br nya kak
Patrick Khan: . ok siap ke cerita br nie
Rani: iya lho ade. gak banyak yg baca. lagian, heem, malas bikin kisah yg panjang2
total 2 replies
Patrick Khan
. kasian baby😣. klo emak nya gk kasian q..
D'mok Swin
terbaik bossku..terus lah berkarya
Rani: makasi banyak
total 1 replies
Patrick Khan
.hemmmz nasib km zoya 😁udah trima aja masa lalu arya
NuLa
lanjuttt kerennnn
Rani: uhuyyyyyy🥰🥰🥰🥰
makasih
total 1 replies
Liswati Angelina
semoga ini awal kebahagian bagi zoya dan Arya.......
Patrick Khan
.egois arya mw menang sendiri.. udah km tidur aja di rs sampek bosan🤣🤣
Rani: ish, jangan atuh. kasian anak tiri aku ini
total 1 replies
Patrick Khan
ealah plin plan keluarga zoya
Patrick Khan: . ayo up lagi kak
Rani: iya yah. hm😄😄😄😄
total 2 replies
Liswati Angelina
semangat up nya thoorrt
Rani: sepi eh karya aku yang ini
Rani: uhuk, iiihhhh.... makasih buanyak
total 2 replies
tina
lanjut kak
Rani: siap2
total 1 replies
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
lanjut kak... semngat...

si arya jadi laki kurang tegas,,, dn tdak mau terbuka dn jujur...
Rani: hiks, iya noh. kasihan
total 1 replies
Patrick Khan
mungkin kinan gila .
Rani: barangkali....
wkwkwkwkwk
total 1 replies
Patrick Khan
arya plinplan otak nya bodoh.. udah gilang rebut aja zoya dr arya..
, kan jahat q 😣
Rani: uhuk, kasihan anak kuh🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
tina
lanjut kak
Rani: asyiap
total 1 replies
Patrick Khan
.nyok up lagi kak
Rani: wkwkwkwk....
kamu yah. ish, beneran deh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!