🙏 Novel ini dalam revisi
Follow Ig Author: cinta terindah217c
Melihat sang pacar berselingkuh dengan keponakannya, membuat Alice gadis berusia 20 tahun berniat mengambil surat mobil pemberiannya di rumah sang pacar.
Namun, siapa sangka dia di fitnah berbuat mesum bersama calon mertuanya yang membuat mereka harus menikah.
Siapakah yang memfitnah mereka? Kenapa mereka di fitnah? Yuk simak kisahnya!
Selamat membaca.
Jangan lupa untuk dukung Author.
Caranya Like,Vote,Favorit,Komen,dan beri hadiah sebanyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cinta Terindah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 > Kenapa Ada perasaan yang aneh?
Di pagi hari yang cera ini Alice masi berada di alam mimpi. Sedangkan Kenan sudah bersiap akan bertemu rekan bisnisnya.
"Alice sayang om pergi dulu ya, sarapan Alice sudah om siapkan di meja kalau ada apa-apa telfon ya," bisik Kenan di telinga Alice.
Namum, Alice tidak juga bangun singgah Kenan langsung pergi meninggalkan gadis itu dan ia bergegas masuk mobil dan melaju ke kantor rekan bisnisnya.
Kenan melajukan mobilnya selama lima belas menit menuju kantor temannya, setelah sampai ia segera masuk, saat ia sampai dalam terlihat Pak Hermawan sudah menunggunya.
"Pagi Pak, maaf membuat Bapak menunggu saya," ucap Kenan dengan sangat sopan dan ia berjabatan tangan dengan Pak Hermawan.
"Tidak Pak Kenan, saya sangat senang Anda bisa datang secara langsung, tidak mewakilkan asisten Anda untuk pertemuan kita," jawab Pak Hermawan.
Mereka berjalan menuju ruangan kerja Pak Hermawan, sambil bercerita bersama.
Sesampainya mereka di dalam, Pak Hermawan membahas masalah pekerjaan. Namun, ponsel Kenan berdering.
"Pak Kenan angkat saja mana tau penting," ucap Pak Hermawan.
"Iya Pak, maaf ya, ini istri saya menelfon," jawab Kenan dan Pak Hermawan tersenyum.
Kenan menerima panggilan dari Alice.
📞 Istri kecil Ku.
[Halo Alice, ada apa menelfon?]
[Hiks ... hiks ... hiks ... hiks. Om.] Alice menangis-nangis membuat Kenan panik.
[Ada apa sayang, mengapa kamu menangis, katakanlah? ] ucap Kenan yang mulai panik, akan keadaan istrinya.
[Om pergi ke mana mengapa meninggalkan Alice sendri. Alice takut Om ... hiks ... hiks ... hiks.] Alice tak hentinya menangis.
[Sayang, om sebentar lagi kembali ke hotel ya. Alice jangan menangis lagi oke.] Kenan tersenyum mendengar Alice menangis karena mencari dirinya.
[Baiklah Om jangan lama-lama Alice takut.] Kini Alice sudah berhenti menangis.
[Baik. Om tutup dulu telponnya.]Kenan langsung menutup telponnya.
"Maaf Pak, tadi istri saya menelfon," ucap Kenan sambil menatap wajah rekan bisnisnya tersebut.
"Iya tidak apa-apa Pak Kenan, saya belum tau kalau Pak Kenan sudah menikah dan saya tidak di undang?" tanya Pak Hermawan yang menatap Kenan dengan serius.
Sedangkan Kenan hanya tersenyum.
"Maaf Pak, saya belum membuat resepsi kami baru menikah satu minggu yang lalu," ungkap Kenan malu-malu.
Karena ia sudah tidak mudah lagi, malu saja kalau dia harus mengadakan resepsi pernikahannya dengan mewah.
"Oh begitu, Pak makan malam bersama kami sebelum Bapak kembali ke kota A," pinta Pak Hermawan kepada Kenan.
"Baiklah Pak, sebelum saya kembali kami akan makan malam bersama keluarga Bapak," jawab Kenan dan mereka melanjutkan perbincangan yang tertunda tadi.
Di dalam kamar hotel.
"Bisa-bisanya om Kenan dia ninggalin Alice di sini tega. Awas aja kalau pulang nanti bakalan di hukum, hu sebel!"
Alice sangat manja pada Kenan sejak ia masih kecil jadi sudah terbiasa manja, pada pria itu yang sekarang sudah menjadi suaminya.
Alice pergi mandi, karena dia belum membersihkan diri. Setelah selesai mandi ia mengenakan kaos dan celana pendek yang panjangnya hanya sepaha saja.
Kemudian, dia memakan roti isi dan susu yang di siapkan oleh Kenan tadi.
"Kenapa om Kenan belum balik juga sih, ini udah hampir siang, sebel deh!" Alice lelah menunggu Kenan sedari tadi dan menelfon temannya.
📞 Riska.
[Halo Ris kamu di mana?] tanya Alice.
[Biasa Ce di kampus, elo kapan masuk lagi jangan bolos mulu Ce, kapan elo mau lulus Ce,] ucap Riska di balik telfon.
[Gue lagi di kota B Ris, mungkin satu minggu lagi baru balik,] sahut Alice.
[Elo ngapain Ce di sana?] tanya Riska
[Oh, gue nemenin om Kenan Ris,] jawab Alice yang keceplosan barusan.
[Ha, ngapain lo nemenin om Ken. Ce?] tanya Riska dengan sangat penasaran, untuk apa temannya tersebut menemani laki-laki duda pujaan hatinya.
[UPS keceplosan deh, Ris gue sebenernya sama om Kenan udah nikah Ris,] ucap Alice dengan sangat pelan.
[What. Maksud elo Ce gimana elo nikah sama om Ken duda tampan impian gue Ce?] ucap Riska dengan sangat terkejut.
[Maaf Ris, ini semua bukan kemauan gue, tapi kami di fitnah Ris, entar kalau gue udah balik gue ceritain deh sama elo semuanya ya,] ucap Alice.
[Ce, ada yang patah tapi bukan kayu Ce,] ucap Riska seolah-olah sedang menangis.
[Dasar! lebay elo mah.] Alice tertawa-tawa mendengar ucapan temannya tersebut.
[Biarin, eh Ce gue masuk kelas dulu ya, ada mata kuliah satu lagi ni. Udah dulu ya bay.] ucap Riska.
[Oke, bay.] Alice mematikan telponnya.
Kemudian Alice melihat jam menunjukan pukul dua belas.Namun, Kenan tak kunjung kembali dan akhirnya ia tertidur.
Kini Kenan sedang berada di sebuah restoran terbesar di kota B, ia sedang bersama dengan rekan bisnisnya untuk makan siang bersama dikarenakan Kenan yang jarang sekali bertemu dengan mereka.
"Oh iya Pak Ken, kapan Anda mengadakan pesta pernikahan anda Pak?" tanya Pak Hermawan disaat mereka sedang berbincang-bincang.
"Entahlah Pak, saya malu karena umur saya sudah tidak muda lagi," jawab Kenan dan mereka sedang menyantap makan siang mereka.
"Kenapa malu Pak, kami ingin melihat istri bapak," ucap mereka bersamaan.
"Itu dia masalahnya Pak, istri saya umurnya baru 20 tahun. Sedangkan saya sudah 40 tahu," sahut Kenan dan rekan bisnisnya tersedak mendengar umur istri kenan.
Uhuk ... uhuk ... uhuk!
"Ini minum airnya Pak." Kenan memberi segelas air mineral kepada rekan bisnisnya tersebut.
"Terimakasih Pak, saya terkejut Pak, istri Bapak muda sekali umurnya," ucap rekan bisnisnya, membuat Kenan malu-malu dan ia tersenyum.
"Iya Pak. Alice anak Azi Prananda, apa Bapak sudah lupa," ucap Kenan, dan rekan bisnisnya sangat terkejut mendengarnya.
"Ha, anak Azi yang dulu selalu kamu urus kalau Azi ke luar Kota?" tanya Pak Hermawan.
"Iya Pak, saya juga tidak menyangka kalau dia jodoh saya," jawab Kenan sambil tertawa.
Namum, ia baru ingat kalau dia sudah janji pada Alice akan pulang cepat.
"Ya ampun." Kenan menepuk keningnya.
Pria itu melihat jam sudah dua belas lewat tiga puluh menit, pasti Alice akan marah besar padanya karena dia tidak menepati janji.
"Ada masalah Pak Ken?" tanya Pak Hermawan, yang melihat Kenan menepuk keningnya.
"Iya Pak, saya lupa istri saya menunggu di hotel pasti dia marah karena saya lama sekali kembalinya," jawab Kenan.
Pria itu mengambil ponselnya, berulang-ulang ia menelfon Alice. Namun, tidak kunjung di angkat, dan Kenan mulai panik.
"Sebaiknya Pak Ken kembali saja, saya sangat paham kalau wanita marah habis kita Pak bisa puasa satu minggu lamanya, mana Pak Ken baru menikah," ucap Pak Hermawan dan para rekan bisnis Kenan tertawa melihat Kenan panik.
"Iya Pak, sebaiknya saya kembali ke hotel dulu Pak, istri saya di telfon tidak mengangkat," ucap Kenan yang beranjak dari duduknya.
"Iya Pak, kami semua paham sampai berjumpa kembali Pak Ken," ucap para rekan bisnis Kenan.
Kenan buru-buru masuk mobil ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, agar ia cepat sampai Hotel, setelah sepuluh menit melajukan mobil ia pun sampai hotel.
Kenan bergegas masuk ke dalam hotel dengan berlari, sesampainya ia di depan kamarnya langsung masuk dan melihat Alice sedang tertidur pulas
"Alice, om minta maaf sudah membuat mu menuggu." Kenan mendekati Alice dan ia menyelimuti gadis itu menggunakan selimut.
Alice terbangun ia melihat Kenan menyelimuti dirinya.
"Om, kenapa lama sekali Alice lelah menunggu Om." Alice memasang wajah masam.
Kenan gemas melihat wajah cemberut Alice dan mencubit hidung sang istri.
"Awww, sakit tau Om." Alice semakin cemberut akan sikap Kenan padanya saat ini.
"Maafkan om suamimu ini ya sayang." Alice tersenyum mendengar Kenan berkata Om suami ia sangatlah lucu mendengarnya.
"Baiklah, Alice maafkan. Tapi, jangan di ulangi lagi ya." Alice kini menatap Kenan dan mereka saling pandang.
Kalau di lihat-lihat wajah om Kenan masih sangat mudah tidak terlihat tua dan dia sangat tampan, tapi sayang dia hanya menganggap ku sebagai anaknya. Batin Alice.
"Alice kamu mengapa melamun sayang?" tanya Kenan yang melihat Alice melamun.
"Tidak ada Om. Alice lapar Om mau makan," rengek Alice ia memang sangat manja.
"Ayo sayang kita turun ke bawa makan, oh iya tapi gantilah celana mu terlebih dahulu," ucap Kenan.
Alice langsung memandangi celananya.
"Mengapa Om, apa celana Alice robek ya?" tanya polos Alice.
"Tidak sayang, tapi terlalu pendek pakailah yang panjang, om tidak ingin parah lelaki memandangi mu," jawab Kenan dan ia duduk di sofa.
Alice bergegas berganti celana dan ia mengenakan celana panjang.
"Ayo Om Alice sudah siap!"
Alice menghampiri Kenan. Namun, naas kakinya tersandung dan membuatnya terjatuh di atas tubuh sang suami.
Kenan memandang Alice.
Kenapa ada perasaan yang aneh? Tidak, tidak, aku hanya menganggap Alice sebagai anak Ku saja. Batin Kenan.
.
.
.
...****************...
Bersambung.
Hay, teman-teman jangan lupa untuk Like Vote Favorit Komentar jika ada saran dan kritikan komen saja.
Author sangat berterimakasih atas dukungan dari kalian semua.
Salam manis untuk kalian semua.😘