Menikahi Calon Mertua
1: Pertemuan Alice dan Bastian
Plak!
Satu tamparan mendarat mulus di pipi Bastian Alfaro, tunangan Alice. Alice, wajahnya memerah menahan amarah, menatap Bastian dengan tajam. "Brengsek! Kau tega sekali selingkuh di belakangku, dan kau wanita murahan!" serunya, suaranya bergetar karena amarah. "Kenapa kau tega padaku, kau keponakan ku. Kenapa kalian tega!" Alice menampar berulang-ulang kali pipi Bastian, tangannya gemetar karena amarah.
Bastian, wajahnya memerah karena malu dan sakit, menahan rasa sakit di pipinya. "Sudah cukup Alice! Aku tidak mencintai mu dan kita putus, detik ini juga, aku mencintai Kisya, dia sedang hamil anakku!" seru Bastian, suaranya sedikit meninggi, sambil merangkul Kisya dengan sangat mesra. Matanya menatap Alice dengan dingin, tanpa sedikitpun rasa bersalah.
Alice mendengar hal itu, langsung terdiam. Butiran-butiran bening mulai membasahi pipi mulusnya, ia tidak habis pikir mengapa orang yang disayang tega mengkhianatinya.
"Kenapa kau melakukan ini Bastian? Aku mencintai mu," ucap lirih Alice, suaranya bergetar, menahan tangis.
"Kau bicara kenapa? Karena kau tidak mau bercinta dengan ku, sedangkan Kisya dengan suka rela memberikan mahkota berharga miliknya," ungkap Bastian, suaranya terdengar sombong dan penuh kepuasan. Ia merangkul Kisya dengan mesranya, menunjukkan bahwa ia telah menemukan pengganti Alice.
"Sudahlah, jangan mengemis cinta seperti itu! Bibi Alice, apa kau sudah tidak laku lagi? Sampai seperti ini?" tanya Kisya, sambil tersenyum sinis menatap Alice. Matanya berbinar-binar, menunjukkan rasa puas dan kemenangan.
"Kau wanita murahan, setelah semua yang aku berikan kepadamu, dan juga ibumu, ini balasanmu?" tanya Alice, suaranya bergetar, menahan amarah. Ia mendekati Kisya, wajahnya dipenuhi amarah.
Bastian melihat Alice mendekati Kisya, ia langsung menghalang Alice.
"Sudah cukup Alice! Ayo sayang kita pergi dari sini. Ingat Alice, kita sudah putus!" seru Bastian, suaranya sedikit meninggi, sambil menarik tangan Kisya untuk pergi.
Namun, sebelum ia masuk mobil, langkahnya terhenti saat Alice berteriak.
"Pergilah Bastian, apa kau ingat mobil yang kau gunakan saat ini adalah mobilku? Satu lagi, sekarang aku akan mengambil semua surat-surat di rumahmu!" teriak Alice, suaranya bergetar karena amarah.
Gadis itu berlalu pergi karena ingin segera sampai rumah Bastian untuk mengambil surat-surat mobilnya.
Bastian memikirkan rencana agar mobilnya akan tetap menjadi miliknya, hingga satu rencana berhasil membuatnya tersenyum penuh kemenangan.
"Kenapa dengan mu sayang, kenapa sedari tadi kamu tersenyum?" tanya Kisya, menatap Bastian dengan penuh rasa ingin tahu.
"Ini adalah rencana kita sayang, untuk mendapatkan mobil ini," jawab Bastian, sambil membisikan rencananya kepada Kisya.
Kisya tersenyum bahagia, mereka saling berpelukan. Bastian menelfon seseorang.
Oke, berikut adalah revisi adegan telepon antara Bastian dan ayahnya, Kenan, dengan tambahan detail percakapan dan alasan Bastian:
📞Papa.
[Halo Pa, lagi di mana?]
[Di rumah, ini hari minggu. Ada apa Bas?]
[Tidak ada Pa, cuma mau ngasih tau, Papa coba mandi di kamar Bastian ya, semalam Bastian beli sabun baru, wanginya enak banget. Sabun aroma terapi, katanya bisa bikin pikiran tenang dan juga bisa bantu ngilangin penyakit Papa.] Bastian berusaha terdengar santai, tapi matanya berbinar-binar penuh rencana.
[Oh, ya sudah. Nanti Papa mandi di kamarmu ya. Kamu lagi ngapain, Bas?] Kenan terdengar sedikit penasaran.
[Enggak ngapa-ngapain Pa, cuma lagi ngobrol sama Kisya. Nanti kalau Papa selesai mandi, kita makan siang bareng ya.] Bastian berusaha meyakinkan ayahnya.
[Iya, nanti Papa ke bawah. Kamu jaga kesehatan ya, Bas.] Kenan terdengar sedikit khawatir.
[Iya Pa, siap. Bastian menutup teleponnya.]
Bastian tersenyum penuh kemenangan. Rencananya sudah matang. Ia ingin memanfaatkan situasi ini untuk membuat ayahnya menemukan bukti "mesum" di kamarnya, sehingga warga akan mengira Alice dan Kenan yang berbuat mesum.
Alice bergegas masuk, entah mengapa hatinya sedikit gelisah. Terlihat rumah Bastian begitu sepi, tidak seperti biasanya, ada para pelayan berlalu lalang.
"Ada apa ini? Kenapa rumah ini sangat sepi, ya," batin Alice, wajahnya dipenuhi kekhawatiran. Ia langsung menuju kamar Bastian, dan ia langsung mencari surat-surat mobil miliknya.
Saat ia tengah sibuk mencari surat mobilnya, mata gadis itu melihat Kenan, keluar hanya melilitkan handuk di pinggang. Kenan terkejut melihat keberadaan Alice di kamar putranya, sehingga ia langsung membetulkan handuk yang dikenakan.
"Aaahhh, maaf Om! Alice tidak tau kalau Om sedang mandi di sini," ucap Alice, sambil berbalik badan. Ia tidak berani memandang Kenan, dalam keadaan tidak memakai busana, walaupun pria itu mengenakan handuk.
"Oh, tidak apa Alice. Sedang apa kamu di sini? Bastian tidak ada di rumah," ucap Kenan dengan lembut, mencoba menenangkan Alice.
"Aku mencari surat-surat mobilku, Om. Bastian mengambilnya tanpa sepengetahuan ku," jawab Alice, suaranya terdengar lirih, matanya berkaca-kaca.
"Mobilmu? Kenapa Bastian mengambilnya?" tanya Kenan, wajahnya dipenuhi rasa heran.
"Dia bilang, mobil ini sudah menjadi miliknya. Aku tidak mengerti, Om. Aku benar-benar tidak mengerti," jawab Alice, suaranya bergetar, menahan tangis.
"Tenanglah, Alice. Om akan bantu kamu. Bastian itu anak muda, kadang-kadang dia suka bertindak gegabah. Om akan bicara dengannya," ucap Kenan, mencoba menenangkan Alice.
"Terima kasih, Om. Aku benar-benar bingung. Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi," jawab Alice, suaranya bergetar, matanya berkaca-kaca.
"Jangan khawatir, Alice. Om akan bantu kamu. Om akan bicara dengan Bastian," ucap Kenan, sambil menatap Alice dengan penuh perhatian.
Namun, belum sempat Alice menjawab, terdengar suara orang berteriak dari luar sangat keras, membuat gadis itu penasaran. Mereka langsung ke luar berdua.
Mata Alice dan Kenan saling menatap satu sama lainnya, saat melihat ramainya orang di depan rumah. Terlihat para warga sangat marah.
"Ini orang yang meresahkan warga di sini! Mereka, berani membuat kampung kita kotor! Juga telah berbuat mesum di sini!" ucap salah satu warga di sana, suaranya meninggi, wajahnya dipenuhi amarah.
"Tunggu Pak, ini salah paham, kami tidak berbuat mesum," jelas Alice, suaranya bergetar, mencoba menjelaskan.
Namun, warga sama sekali tidak mempercayainya, karena terlihat Kenan hanya menguntungkan handuk. Terlihat jelas mereka berbuat mesum.
"Mana mungkin kalian tidak berbuat mesum, lihat saja Pak Kenan, hanya mengenakan handuk dan kalian keluar dari kamar yang sama," ucap para warga, suaranya meninggi, wajahnya dipenuhi kemarahan.
"Sebaiknya, kita nikahkan saja! Mereka Pak RT!" seru para warga, suaranya meninggi, wajahnya dipenuhi kegembiraan.
Alice membulatkan kedua matanya. Sebab, ia akan dinikahkan dengan calon mertuanya.
"Pak RT, kami tidak berbuat mesum, ini Alice, dia calon menantu ku, mana mungkin aku menikahinya," sambung Kenan, suaranya sedikit gemetar, mencoba menjelaskan.
"Itu bukan urusan kami Pak Kenan! Sekarang, Bapak dan adik ini ikut kami ke rumah Pak RT," ucap para warga, yang sudah mulai emosi.
Alice hanya menangis, karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi, saat semua warga membawanya ke rumah pak RT.
Kini mereka telah dibawa ke rumah Pak RT, dan mereka semua berkumpul di ruang tamu dengan keadaan tegang. Di sela-sela kejadian itu ada dua pasang mata yang sedang menyaksikan kejadian tersebut, dengan sangat bergembira.
Kini Alice sudah duduk di bangku yang bersebelahan dengan Kenan, mereka sedang menunggu kedatangan ayah Alice.
"Om bagaimana ini? Hiks ... hiks ... hiks," ucap Alice, suaranya bergetar, menahan tangis.
"Tenang saja Alice, percayalah pada om, sekarang berhentilah menangis," sahut Kenan, sambil mengusap air mata Alice yang terus berjatuhan.
Beberapa saat kemudian.
Tibalah ayah Alice, ya itu Azi Prananda, adalah sahabat Kenan dan rekan bisnisnya.
"Ayah ... hiks ... hiks ... hiks, bagaimana ini? Alice tidak berbuat mesum bersama Om Kenan," ucap Alice dalam isak tangisnya sambil memeluk sang ayah.
Namun, mata Azi tertuju pada Kenan, terlihat pria itu hanya menggunakan handuk. Membuat Azi sangat marah.
"Aku rasa ini tidak fitnah, anakku memang berbuat mesum." Batin Azi, wajahnya dipenuhi amarah.
"Bisakah kita mulai pernikahan ini Pak RT?" tanya Azi, suaranya terdengar dingin dan tajam.
Membuat Kenan dan Alice saling pandang karena mereka sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi saat ini.
"Aku tidak ingin menikah, apa lagi dengan Om Kenan." Batin Alice, wajahnya dipenuhi keputusasaan.
"Tentu saja bisa Pak. Silahkan Pak Kenan sebaiknya mandi terlebih dahulu, pakailah baju ini. Berganti bajulah di kamar," ucap Pak RT, sambil memberi baju berserta pakai dalamnya.
"Kenapa aku menikahi Alice? Aku sudah menganggapnya sebagai anakku sendiri." Batin Kenan, wajahnya dipenuhi rasa sedih dan kecewa.
"Terimakasih Pak RT," jawab Kenan, sambil bergegas mengambil baju tersebut.
Sebelum berganti baju, Kenan dan Alice mandi junub, karena semua warga takut mereka sudah berbuat mesum.
Setelah mereka selesai mandi, kini mereka sudah siap untuk melaksanakan pernikahannya.
Sah.
Sah.
"Alhamdulilah!" ucap para warga, suaranya penuh kegembiraan.
Setelah selesai, Alice tetap saja mengeluarkan air matanya. Setelah membaca doa bersama kini mereka berpamitan pulang ke rumah Kenan.
Azi begitu marah kepada Alice dan juga Kenan. Setelah mereka sampai di rumah Kenan, mereka duduk di ruang tamu.
"Kenan, aku sungguh kecewa padamu, apa yang kau lakukan pada putri ku? Sehingga kalian bisa di grebek warga!" seru Azi sambil menatap ke arah Kenan. Wajahnya dipenuhi amarah.
Alice hanya diam saja dengan pandangan kosong.
"Azi, ini hanya fitnah, kita sudah dua puluh tahun bersahabat, dan aku sudah menganggap Alice sebagai anak ku Zi, dia juga sudah bertunangan dengan Bastian bukan?" ucap Kenan, sambil menatap wajah Azi.
"Om, Ayah, tadi Alice bertemu Bastian, dia sedang bercumbu bersama Kisya, dan Ayah. Bastian juga memutuskan hubungan dengan Alice," ucap lirih Alice, suaranya bergetar, menahan tangis.
bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
maulana ya_manna
mampir thor
2023-09-10
0
Hasian Marbun Ian ayurafanisa
mandi junub gk tuch😁😁
2023-06-03
0
qtine
simantan sadis jg ya, jebak sama ..bapa sendiri
dasar durjana
2022-12-04
1