Bagaimana menurutmu Jika seorang ratu pelakor yang cantik dari masa depan berpindah dimensi ke tubuh menantu sampah dengan tubuh super jelek?
Dengan identitas baru yang dianggap sebagai menantu sampah dan keluarga besar yang terus menindasnya, Amira menggunakan kemampuannya dan bantuan dari dunia ajaib untuk mengubah keadaan dan membalaskan dendam perempuan yang memiliki tubuh yang ia masuki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Pelayan di pecat
"Ada apa ini?" Tanya Dian.
Sang pelayan langsung berdiri dan membungkuk 90° pada Dian sembari berkata, "Menantu sampah dari keluarga Barata ini tiba-tiba saja mengatakan kata-kata kasar padaku, jadi aku hendak membela diri ketika dia tiba-tiba saja menarik rambut ku dan mendorongku dengan keras. Nyonya, nyonya harus mencari keadilan untuk saya! Perempuan sampah ini berniat melukai saya!"
Dian menghela nafas lalu dia melihat ke arah Amira, "Apa itu benar?" Tanya Dinda.
Melemparkan senyum terindahnya, Amira lalu berkata, "Hm, Bukankah di rumah ini ada CCTV? Mengapa tidak melihatnya saja?"
Semua orang langsung melihat ke arah CCTV yang memang dipasang di ruangan itu.
"Ah, benar, periksa saja cctv-nya lalu lihat siapa yang salah."
"Iya, aku baru menyadari kalau ruangan ini ternyata dipasang CCTV. Kalau menantu Aulia tidak datang ke sini maka aku tidak akan pernah tahu." Semua orang dan mengatakan pendapatnya masing-masing.
Sang pelayan yang berbohong kini gemetaran di tempatnya, dan detik berikutnya dia bersujud di depan Dian.
"Nyonya,, ampuni saya,, saya salah,,, saya salah!" Ucap pelayan itu.
'Heh,, tadinya sangat percaya diri, tapi kurang dari 1 menit langsung bersujud memohon maaf. Dasar memalukan!' kesal Amira.
"Dasar kamu!! Cepat minta maaf pada menantu Nyonya Aulia!!" Ucap Dian yang merasa sangat kesal pada pelayannya yang telah mempermalukannya.
Hal ini menandakan bahwa dia telah gagal mendidik pelayannya hingga pelayannya memiliki sikap yang sangat buruk pada tamu mereka.
Namun sang pelayan yang disuruh meminta maaf, perempuan itu mengangkat wajahnya menatap Dian.
"Nyonya, dia hanya menantu sampah, bahkan Ibu mertuanya tidak memperdulikannya, jadi mengapa saya harus meminta maaf padanya? Saya hanya akan meminta maaf pada Nyonya karena sudah membohongi Nyonya, tetapi pada menantu sampah itu,,, Saya bahkan jauh lebih baik daripadanya!!!" Kata sang pelayan yang merasa bahwa dirinya terlalu berharga untuk meminta maaf pada seorang perempuan dengan julukan menantu sampah.
Ucapan sang pelayan membuat Dian merasa sangat malu karena sikap seorang pelayan mencerminkan bagaimana sikap seorang tuan rumah.
Jadi dia sangat benci dengan sikap pelayannya yang terlalu angkuh. Dian mengangkat tangannya lalu menampar perempuan itu hingga pelayan itu kembali terjatuh.
"Pelayan tidak tahu diri!! Sekarang juga kau ku pecat!!" Ucap Dian yang merasa sangat kesal.
Seluruh teman-temannya ada di tempat itu, lalu pelayannya malah mempermalukannya karena perempuan itu sudah memfitnah seorang tamu mereka, dan terlebih, bersikap sangat sombong. Dian sangat marah!
"Tapi Nyo--"
"Seret dia keluar!" Perintah Dinda pada pelayan-pelayan lain yang sedari tadi berdiri dengan ketakutan.
"Baik Nyonya," jawab para pelayan lalu menyeret pelayan yang masih tersungkur di lantai.
Karena Dian adalah orang yang selalu netral dan terkenal sebagai orang yang adil, maka itulah sebabnya rumahnya selalu menjadi tempat perkumpulan ibu-ibu arisan.
Perempuan itu menoleh pada Amira lalu berkata, "Amira, maaf atas kelancangan pelayanku, hampir saja pelayanku mempermalukanmu di rumahku. Untunglah tadi kau sangat cerdik dan menyadari CCTV di ruangan ini, aku sampai melupakannya karena terlalu panik."
Amira tersenyum, "Ah, tidak, saya sudah melupakannya." Ucap Amira yang sudah menilai bahwa Dinda ini sedari tadi tidak pernah menyombongkan akan keluarganya.
Padahal dia sudah melihat rumah perempuan itu, dan semuanya sangat layak dan bagus, bahkan foto-foto di ruang tersebut juga menunjukkan bahwa anak-anaknya maupun menantunya memiliki pekerjaan yang cukup baik.
"Terima kasih," ucap Dinda merasa senang karena perempuan itu ternyata mau melupakan kejadian tadi.
Apa jadinya jika Amira memilih untuk memperbesar masalah itu, maka dia bisa menebak bagaimana Aulia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk meminta ganti rugi.
"Duduklah bersama kami," ucap Dinda menarik Amira ke arah sofa.