Kecelakaan mobil menewaskan kedua orangtua Aleesya saat berusia 5 tahun. Hanya Aleesya yang selamat dari kecelakaan maut itu. Dia diasuh oleh tante dan om-nya yang jahat.
Siap-siap banjir airmata yaa Readers !
Bagaimanakah nasib Aleesya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengadu Domba
Aleesya siang ini sudah boleh pulang keadaanya juga membaik. "Mas boleh enggak nanti di jalan beli bakso? Boleh yah?" Pinta Aleesya dengan wajah memelas. Alarich yang melihat istrinya memasang wajah imut itu tak kuasa menolak.
"Hmmm...boleh tapi enggak boleh pedes. Anak-anak papih ini makannya banyak yah." Ucap Alarich dengan mencium perut sang istri yang agak membuncit itu. Mamah Winda pun datang membawa makanan. Kebetulan sekali mamah Winda membeli bakso.
Aleesya memelas pada suaminya dengan kode matanya. Suaminya itu dengan sigap langsung meminta bakso itu pada mamahnya. "Aduh cucu cucu omah lagi pengen bakso yah." Ucap mamah Winda yang menyiapkan bakso untuk menantunya.
"Terima kasih mah." Jawab Aleesya lembut. Alarich menyuapi istrinya. Dia pun makan satu sendok bersama istrinya.
"Enak sayang? Lahap banget." Alarich tertawa kecil melihat nafsu makan istrinya sangat tinggi. "Enak mas seger banget apalagi kalau pedes nambah seger." Jawab Aleesya dengan sumringah dengan mata yang berbinar.
Mamah Winda dan papah Arya bahagia melihat kehangatan anak dan menantunya. Selesai makan mereka semua bersiap untuk pulang. Kenny sudah memasukan baju ke dalam mobil. Bastian juga sudah stand by. Orang tua Alarich pisah mobil.
Alarich dan istrinya bersama Bastian dan Kenny. Mereka menuju rumah Alarich & Aleesya. "Mas aku mau tidur yah ngantuk sekali. Kenapa semenjak hamil aku ngantukan ya mas? Kayak males-malesan gitu mas." Lirih Aleesya.
"Wajar sayang bawaan hormon kehamilan. Kata dokter juga begitukan?" Alarich menaikan kaki istrinya ke atas pahanya dia memijit lembut kaki istrinya itu.
Aleesya sangat tersentuh suaminya ini sangat amat perhatian dan memanjakannya. Lama kelamaan Aleesya tertidur. Alarich membetulkan posisi tidur istrinya. Dia memeluknya dengan erat. Dia juga membalur perut istrinya dengan minyak telon. Dapat dimana suami seperti Alarich ini? Sudah tampan, berkarisma, kaya raya, sangat sayang dan mencintai istrinya pula.
-
Semuanya sudah sampai di kediaman Alarich. Mbok Siti menghampiri tuannya dan membawa tas berisi baju non Aleesya. Dia sendiri masih tertidur, dia di gendong suaminya sampai ke kamar. Mamah Winda dan papah Arya juga langsung pamit pulang. Ternyata Miko sudah menunggunya. Dia juga melihat Aleesya yang di gendong suaminya.
Miko menunggu Alarich di ruang tamu. Dia juga sudah membawa tas ransel yang semalam dia bawa. Alarich turun ke bawah setelah mengurus istrinya dia menemui Miko.
"Kamu mau kemana?" Tanya Alarich
"Saya akan mencari kontrakan tuan dekat kampus. Tuan Alarich terima kasih banyak atas bantuannya. Salam untuk Aleesya semoga dia cepat sembuh." Miko menunduk hormat namun ketika Miko akan keluar. Alarich memanggilnya.
"Ikut saya!" Ucap Alarich tegas. Bastian dan Miko mengekor di belakang Alarich. Ketiganya masuk ke ruang kerja Alarich. Pria tampan itu duduk di sofa kebesarannya.
Bastian yang sudah mengerti mengeluarkan sebuah kertas berisikan formulir universitas yang di pimpin Alarich. Bastian juga memberikan kunci rumah untuk Miko.
Miko bengong dia melihat Alarich dan Bastian bergiliran. "Tu-tuan ini?" Tanya Miko yang terbata-bata. "Ini kunci rumah untuk anda tuan Miko. Dan ini formulir masuk universitas harus anda isi. Nanti sisanya biar saya yang urus." Ucap Bastian.
Miko masih bingung dengan semua ini. Alarich yang paham akan kebingungan Miko dia pun menjelaskannya. "Kamu akan tinggal di rumah itu. Rumahnya dekat dengan kampus." Sahut Alarich. "Ta-tapi...!" Lirih Miko yang masih bingung.
"Nanti Kenny akan mengantarmu." Ucap Alarich. Miko sungguh tidak menyangka bahwa di balik wajah Alarich yang dingin dan arogan ternyata sangat baik. Miko juga banyak mengucapkan terima kasih pada Alarich. Dia pun pergi dari rumah itu diantar Kenny.
Tinggalah Alarich dan Bastian di ruangan itu. Bastian mem perlihatkan isi video Revan Bagaskara janjian bersama Anita di hotel. "Wow...menarik. Manfaatkan Anita untuk mengorek informasi perusahan Lukman. Tidak! Itu hak istriku." Ucap Alarich dengan tatapan tajamnya.
"Baik boss, kita juga akan bekerja sama lagi dengan perusahaan yang di pegang Revan. Aku sudah mengutus orang untuk menjadi investor di perusahaan Revan." Seringai Bastian.
"Kau lebih mengerikan daripada diriku."
"Hahaha boss bisa saja. Itu juga saran dari Tuan Arya boss. Kita harus bisa memanfaatkan Revan dan Anita untuk menyerang Lukman." lanjut Bastian
"Jika benar Revan ada hubungannya dengan kecelakaan mertuaku, aku yakin tuan Abimana tidak akan tinggal diam. Dan posisi Revan akan terancam untuk mendapatkan harta warisan tuan Abimana."
"Benar boss kita tinggal menunggu satu-persatu kebenaran terbongkar. Setelah semua bukti terkumpul kita bisa membuka lagi kasus kecelakaan orang tua non Aleesya. Dan saya juga akan mengirimkan clue sedikit demi sedikit untuk tuan Abimana agar beliau sadar bahwa Revan tidak sebaik yang dia pikir" Ucap Bastian dengan tegas.
"Demi harta, bahkan saudara kandung pun rela saling mem bu nuh. Dan Aleesya menjadi korban. Anak kecil yang tidak berdosa harus kehilangan orang tuanya karena keegoisan orang dewasa." Lirh Alarich dia masih mengingat bagaimana di punggung istrinya terdapat luka-luka akibat pukulan Mira, tantenya Aleesya.
Bastian juga memperlihatkan file berisi aliran dana gelap di perusahaan Lukman. "Ini sungguh gi-la, banyak aliran dana yang di transfer ke bank luar negeri. Selidiki lagi, Bas. Aku yakin masih ada ke jahatan yang di lakukan Lukman. Selidiki juga istrinya Lukman." Ucap Alarich panjang lebar.
"Baik boss, kita akan melihat kejatuhan Lukman dan Revan sedikit demi sedikit." Sahut Bastian dia langsung menghubungi orang suruhannya.
Alarich juga menghubungi papahnya untuk membahas rencana soal perusahaan Revan. Papahnya besok akan ke perusahaan Revan. Soal Anita itu akan menjadi urusan Bastian.