“Kuberi kau dua ratus juta satu bulan sekali, asal kau mau menjadi istri kontrakku!” tiba-tiba saja Alvin mengatakan hal yang tidak masuk akal.
“Ha? A-apa? Apa maksudmu!” Tiara benar-benar syok mendengar ucapan CEO aneh ini.
“Bukankah kau mencari pekerjaan? Aku sedang membutuhkan seorang wanita, bukankah aku ini sangat baik hati padamu? Kau adalah wanita yang sangat beruntung! Bagaimana tidak? Ini adalah penawaran yang spesial, bukan? Kau akan menjadi istri seorang CEO!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Sebuah Hasutan
Kediaman Keluarga Raharja ….
Kabar teror yang terjadi di kantor Antariksa Grup, tentu saja terdengar sampai pada keluarga besar Alvin. Mereka semua tengah mengadakan arisan keluarga besar, sehingga saat tersiar kabar teror di antariksa group, hal ini juga tentu saja dibahas dalam acara arisan keluarga besar.
“Apa benar, jika perusahaan Alvin mendapat sebuah teror dari orang yang tak dikenal? “
“Ya, benar. Itu memang benar adanya, pihak keamanan dan juga kepolisian masih mencari tahu siapa dalang di balik pelaku teror tersebut.” jawab Sinta.
“Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Alvin juga kena tembak? Kenapa istri Alvin juga harus disandera? Apa yang terjadi?” tanya adik Gunawan Raharja.
“Entahlah, mungkin kisah masa lalu istri Alvin dengan CEO Gelora Utama. Hal ini tentu saja membuat Alvin murka. Pria itu masih mencintai Tiara, jadi apapun dilakukan untuk merebut Tiara lagi.”
“Mbak, kamu kan gak tahu seluk-beluk wanita itu! Bukankah saat menikah kala itu, dia bukan wanita dari kalangan seperti kita? Kok si Alvin mau-mau aja, sih?” tanya Adik ipar Sinta.
“Aku dan kakakmu tak mempermasalahkan mengenai status. Kau tahu kan sudah berapa lama Alvin sendiri? Siapapun yang bisa merebut hatinya, ya akan aku restui, sekalipun dia orang miskin!”
“Sudah miskin, bermasalah pula? Kenapa Mbak tidak tegas terhadap Alvin? Mbak harus selektif dong memilih calon mantu!” tambah sepupu Sinta.
“Ah, sudahlah, jangan terlalu dalam membahas Alvin. Biarkan dia menyelamatkan apa yang seharusnya dia selamatkan. Dia juga tahu kok, gak usah mengajarinya.”
“Bukan perihal mengajarinya, Kak. Kita itu orang terpandang! Kakak dan Mas Gunawan itu orang nomor satu di keluarga kita, setelah Alm. Papa dan Mama. Kalian itu harus punya citra yang baik! Dengan kejadian seperti ini, apa tak akan mempengaruhi elektabilitas Antariksa Grup? Perusahaan kalian itu menaungi banyak anak perusahaan cabang-cabang yang bekerja sama dengan kita! Jika ada teror aneh seperti ini, para investor akan goyah! Dan menganggap Antariksa Grup itu bermasalah!” seru Santi, adik kandung Sinta, ibunda Alvin.
Gunawan menghela napas panjangnya. Selama ini ia diam, tak pernah mengomentari apapun. Gunawan percaya, jika Alvin mampu mengelola perusahaan. Sudah hampir lima tahun, Alvin menjalankan Antariksa Grup.
Perkembangannya sangat pesat, hingga Alvin menjalin kerja sama dengan berbagai pihak perusahaan asing juga. Gunawan nampak bangga kepada anak sulungnya itu, karena Alvin tak pernah melakukan kesalahan.
Kali ini Gunawan sepertinya ingin angkat bicara. Apalagi, saudara besarnya sudah mulai berkomentar. Memang, sudah sepantasnya Gunawan bersikap atas kasus yang menimpa Alvin dan Tiara, istrinya.
“Kalian tak usah khawatir. Aku tak akan tinggal diam, aku akan berbicara dengan istriku, dan menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Jika kalian memiliki informasi apapun, tolong jangan beberkan di publik. Beri tahu aku terlebih dahulu! Ingat, jangan sampai ada yang berani menjadi musuh dalam selimut! Hidup kalian dan keluarga kalian, sudah pasti aku jamin! Saham Antariksa, sudah aku bagi rata sesuai kesepakatan bersama. Alvin, putraku, memang pewaris tunggal antariksa. Tapi dia tak membiarkan kalian kan? Jadi tolong, doakan yang baik-baik, untuk anak dan menantuku!” tutur Gunawan tegas.
“Baik, Kak,”
“Iya, Mas.”
“Ya, Bang, kami paham.”
Mereka mengangguk, karena tahu sekali dengan sikap Gunawan, yang tak akan tinggal diam. Keluarga ini tak pernah ada yang berani saling menjatuhkan. Karena kesempurnaan Alvin, mereka jadi memiliki kesulitan untuk menggulingkannya.
Kali ini berbeda, ternyata ada insiden yang berasal bukan dari Alvin, tapi dari Tiara, istrinya. Santi jadi memiliki cara untuk melakukan sesuatu. Santi adalah adik Sinta, yang tentu saja tak memiliki bagian dari perusahaan.
Hanya saja, Santi diberi beberapa aset seperti tanah, rumah, beberapa mobil, dan satu buah cafe. Padahal, Santi ingin sekali memiliki perusahaan besar. Sayangnya, ia hanyalah adik dari pihak wanita, bukan pria.
Santi mendengar gosip tentang CEO Gelora Utama dan Tiara, istri Alvin. Sebenarnya, Santi tak ingin ikut campur, akan tetapi, karena ada satu hal, ia akhirnya membongkar hal ini pada Sinta, sang Kakak.
Setelah arisan keluarga, mereka pun makan bersama. Kebetulan, Santi makan dengan sang Kakak, dan setelah selesai makan, Santi pun berbisik padanya.
“Kak, ada yang ingin aku katakan padamu,”
“Apa?”
“Tentang Alvin dan istrinya itu.”
“Jangan ikut campur! Biarkan mereka menyelesaikannya sendiri!” Sinta enggan membahas.
“Tapi sepertinya Kakak harus tahu akan hal ini. Dengarkan saja, jika menurutmu tak penting, jangan anggap ucapanku!” tutur Santi.
“Apa sih kamu ini? Tahu apa kamu tentang mereka?”
“Istri dari CEO Gelora Utama, adalah salah satu temanku. Kami satu circle, di sebuah event. Temanku Mira, yang mengenalkan aku dengan istri CEO Gelora Utama itu. Sisil, namanya. Dia pernah curhat padaku, tentang suaminya yang ternyata ingin kembali pada Tiara, istri Alvin itu, Kak.”
“Aku juga sudah tahu! Tak usah kau beri tahu, Santi! Sudahlah, makan lagi saja!” Ibunda Alvin sungguh malas sekali jika membahas hal tersebut.
“Yakin Kakak sudah tahu? Jika istri Alvin itu, sebenarnya adalah mantan istri CEO Gelora Utama! Tiara itu janda, saat menikah dengan Alvin! Bayangkan saja, betapa marahnya CEO Gelora Utama itu, Kak! Mungkin perceraian itu terjadi karena sebuah perselingkuhan! Kakak gak tahu kan berita ini?”
“APA? Tiara mantan istri Hardy Gelora Utama?” Sinta kaget bukan main.
“Iya! Makanya Hardy itu sangat marah dan sepertinya kisah cinta mereka belum selesai! Kak, coba kamu pikirkan, Alvin yang serius dalam pekerjaan, tak pernah melakukan kesalahan, kini harus dihadapkan pada masalah yang dibawa oleh istrinya! Kakak sadar gak sih? Kalau semua ini berawal dari istri Alvin? Sebelum dia masuk ke keluarga kita, Alvin tak pernah mendapat masalah apapun! Alvin selalu serius dengan pekerjaannya. Kakak juga tahu kan bagaimana pencapaian Alvin selama beberapa tahun ini? Tapi sekarang apa? Kenapa masalah terus saja datang? Kak, aku tak ingin menghasutmu! Tapi pikirkanlah, apakah Alvin harus seperti ini terus? Bukan Alvin yang bermasalah, tapi istrinya!”
Sinta benar-benar kaget mendengar ucapan adiknya. Sinta jadi berpikir, apakah selama ini Alvin membohonginya? Apakah benar jika Tiara adalah seorang janda? Sinta jadi dilema, ia sudah termakan oleh ucapan adiknya sendiri.
Aku harus memberitahu Ayah Alvin, dan memastikan kebenaran ucapan Santi. Jika Santi berbohong, maka semua asetnya pasti akan dirampas suamiku. Tetapi, jika Santi benar, aku tak ingin Alvin hidup dengan wanita seperti itu! Batin ibunda Alvin.
*bersambung*
Halo, pembacaku, ibarat roller coaster, ini sedang dalam proses menuju puncak konflik ya 😁 tarik napas dalam-dalam, jangan terlalu baper, kita buat semuanya memiliki ending yang bahagia... Ini kan sistemnya retensi ya teman-teman, tolong bantu baca novel ini sampai tamat ya, jangan berhenti di tengah-tengah, karena sangat mempengaruhi hasilnya.
Terima kasih banyak atas support kalian pada novel receh ini 🤗🥰