Pertarungan, pertumpahan darah, air mata, itu adalah peristiwa yang biasa terjadi di dunia kultivator.
Dunia kacau oleh perang setelah Kaisar Manusia menghilang dalam waktu yang sangat lama.
Suatu waktu, sebuah meteor melesat ke arah sebuah dunia di sudut Alam Semesta.
Lin Yan, bayi yang terjatuh dari langit dan ditemukan oleh pasangan tua yang sedang mengembara.
Takdir apa yang akan membawanya?
Dari mana asalnya?
Siapa yang mengirimnya?
Semua itu adalah misteri untuk sosok Lin Yan.
Dengan tombak ditangannya, Lin Yan akan memulai jalannya mencapai puncak, mencari identitas sejatinya serta mengukir namanya dengan gelar, Raja Naga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaLova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10 - Sopan Santun Bercampur Arogansi
Pelayan pria yang menghampiri Lin Yan, menatapnya dengan tatapan yang sangat merendahkan. Walaupun ia terlihat sangat ramah, untuk seseorang yang seperti Lin Yan, dia tau bahwa pelayan itu merendahkannya hanya karena penampilannya yang tampak seperti orang desa.
“Ada yang bisa saya bantu?” pelayan itu bertanya dengan senyum di wajahnya. Itu adalah formalitas karena itu adalah pekerjaannya.
“Berapa biaya untuk menginap satu malam di sini?” tanya Lin Yan mengabaikan tatapan merendahkan pelayan di hadapannya.
“Satu koin emas untuk satu malam. Itupun adalah kamar biasa untuk tamu normal.” jawab pelayan pria itu dengan senyum. Ia tidak menjelaskan lebih jauh tentang ruangan kelas atas karena merasa Lin Yan tidak mungkin mampu membayar untuk kamar biasa.
Lin Yan mengangguk kecil dan bertanya lagi. “Aku memesan satu kamar biasa untuk tiga hari. Juga, bisakah kau membawaku ke restoran?”
Pelayan itu tampak seperti mendengus. Ia sedikit terkejut bahwa Lin Yan menyewa kamar biasa selama tiga hari. Tetapi ia masih tidak percaya bahwa Lin Yan akan membawa koin emas bersamanya.
“Bisakah anda menunjukkan koin emas terlebih dahulu?” tanya pelayan pria tersebut. Nadanya sedikit dingin kali ini karena merasa bahwa bocah dihadapannya hanyalah datang ke penginapan dan restoran Ain.
“Apakah pelayanan di tempat ini seperti ini? Kenapa hanya aku yang harus menunjukkan koin emas sementara pelanggan lainnya hanya lewat saja dan di tuntun ke tempat yang mereka inginkan di tempat ini?” Lin Yan bertanya dengan nada heran. Walaupun ia tidak tersinggung, tapi ia ingin mengajari seorang yang hanya memiliki status pelayan agar bersikap seharusnya kepada pelanggan dan bukan menunjukkan bahwa pelanggan tidak memiliki koin emas sama sekali.
Mata pelayan itu menyipit seketika. Wajahnya sedikit gelap karena tau bahwa anak desa dihadapannya mencoba untuk merusak citranya di depan banyak pelanggan.
Pelanggan yang ada di sana yang keluar masuk tentu mendengar apa yang Lin Yan katakan. Mereka menatap pelayan dengan tatapan aneh penuh arti.
“Bukan maksud saya untuk meragukan anda. Saya hanya ingin memastikan.” pelayan itu tetap membalas dengan senyum di wajahnya.
“Ho? Dari mana kau tau bahwa seseorang memiliki koin emas atau tidak?” Lin Yan memasukkan kedua lengannya ke dalam saku dan menatap pelayan sedikit dingin.
Pelayan itu hampir meledak marah tetapi masih memasang wajah senyum seperti biasa.
“Ini hanya formalitas saja.” pelayan itu kembali berbicara.
“Hm? Begitukah?” Lin Yan bertanya dengan nada heran lalu perlahan menghampiri salah satu pelanggan.
“Permisi, apakah jika ingin memesan makanan atau menginap di sini, pelanggan harus menunjukkan koin terlebih dahulu?” tanya Lin Yan dengan nada sopan.
Pelanggan wanita itu tersenyum mendengarnya. Ia tentu merasa bahwa pelayanan di sini terlalu berlebihan. “Tentu saja tidak adik kecil, semua penginapan atau restoran akan melayani terlebih dahulu baru setelah itu pelanggan akan membayar.”
Lin Yan mengangguk kecil sambil tersenyum. “Terima kasih nona, atas informasinya.”
Wanita itu mengangguk kembali sambil tersenyum dan menatap Lin Yan dengan penuh minat. Ia bersama beberapa temannya juga melakukan hal yang sama. Bisa dikatakan mereka penasaran dengan cara berbicara Lin Yan yang tampak seperti seorang bangsawan tetapi sopan santunnya terlihat jelas.
“Jadi? Apakah apa yang aku katakan sebelumnya salah? Apa tujuanmu untuk mencoba membuat ku tampak seperti orang desa yang miskin?” Lin Yan kembali menoleh ke arah pelayan yang sudah memasang wajah marah. Ia mengepalkan tangannya dengan kuat.
“Dengar orang desa! Tempat ini bukan untuk anak sepertimu! Sangat terlihat jelas bahwa kau memang tidak memiliki apa-apa!” warna asli pelayan itu langsung terlihat jelas saat ini karena tidak mampu lagi mengendalikan emosinya. Ia merasa sangat marah karena di permalukan di depan beberapa bangsawan yang ia kenal, terlebih lagi mereka adalah wanita.
“Ho? Aku memang orang desa. Tetapi setidaknya aku mampu membayar. Kenapa? Kau tidak senang jika orang desa menjadi pelanggan di tempat ini?” Lin Yan dengan santainya bertanya dan berjalan ke arah pelayan pria itu.
“Kau..!” pelayan itu mengangkat tangannya dan ingin memberi pelajaran kepada Lin Yan.
“He..” Lin Yan tersenyum tipis dan langsung mengayunkan kakinya.
Buak!
Tendangan telah langsung mengenai pelayan pria itu tepat di kepalanya. Jika saja dia tidak mencoba untuk menyentuh Lin Yan, Lin Yan tidak akan akan menyerangnya.
Bom!
Pelayan pria itu langsung tenggelam di dalam tembok setelah menerima tendangan Lin Yan.
Beberapa wanita bangsawan melihat adegan tersebut. Mereka tentu sangat terkejut bahwa tubuh kecil Lin Yan memiliki kekuatan sebesar itu. Jelas mereka memperhatikan bahwa Lin Yan tidak menggunakan qi sama sekali saat menyerang. Hanya dengan kekuatan tubuh saja, Lin Yan mampu merobohkan pelayan yang memiliki tingkat kultivasi Yayasan Qi tahap kelima.
“Menarik..” wanita bangsawan yang di tanya oleh Lin Yan sebelumnya langsung tertarik dengan Lin Yan.
“Apa yang terjadi?” seorang pria muda dengan pakaian yang lumayan mewah muncul di tempat itu. Ia merasakan gedung bergetar saat ia berada di dalam ruangannya.
“Uhuk..” pelayan pria yang tertanam di dingin perlahan keluar dan memuntahkan sesuap darah. Gigi-giginya rontok sebagian oleh tendangan Lin Yan. Ia tidak mengharapkan orang desa yang ia remehkan mengalahkannya hanya dengan satu tendangan.
“Tuan..” pelayan itu yang sudah berwajah bengkak langsung menghampiri pemilik tempat itu.
“Apakah anda pemilik tempat ini?” tanya Lin Yan dengan sopan. Tetapi gaya tubuhnya terlihat sangat bahwa ia tidak takut dengan apapun juga. Posenya masih seperti biasa dengan kedua tangan di dalam sakunya.
Mata pemuda yang merupakan pemilik tempat itu menyipitkan matanya ke arah Lin Yan. Ia hanya mengangguk dan tetap menunggu apa yang akan dikatakan oleh pemuda yang terlihat jelas bahwa berasal dari sebuah desa.
“Aku ingin bertanya, apakah pelayanan di tempat ini memang seperti itu?” Lin Yan menjelaskan perlahan secara rinci tentang apa yang terjadi.
Wajah pemilik tempat itu gelap seketika dan menatap pelayan pria dengan tatapan membunuh. Pelayan pria itupun bergidik ketakutan.
Lin Yan tidak mau bertele-tele, ia mengambil sebuah kantung kecil yang ada di dalam pakaiannya. Tentu sedari awal ia telah mengeluarkan beberapa kantong yang berisi koin emas dan menaruhnya di dalam pakaiannya. Ia melempar kantong yang bersisi sekitar 50 koin emas dan melemparkannya ke arah pemilik tempat itu.
“Ini biaya untukku menginap selama tiga hari dan biaya perbaikan dinding itu. Juga, sebagai biaya untuk membeli makanan dalam tiga hari. Apakah itu cukup?” tanya Lin Yan dengan senyum kecil di wajahnya.
Pemilik tempat itu terdiam karena biaya untuk kamar mewah pun hanya 5 koin emas untuk satu malam. Dan ternyata pemuda yang tampak berasal dari desa memiliki banyak koin emas.
Tanpa memeriksa, pemilik tempat itu langsung tau jumlah koin emas di dalam kantong hanya dengan beratnya.
Para bangsawan wanita yang menatap itu pun semakin tertarik dengan Lin Yan yang mampu mengeluarkan banyak koin emas di usianya yang begitu muda.
“Baik. Kami akan menyiapkan ruangan untuk anda. Sebelum itu, pelayan kami akan menuntun anda ke restoran. Koin emas yang anda berikan lebih dari cukup. Jika tersisa, aku akan mengembalikannya dalam tiga hari.” pemilik tempat itu berkata dengan sopan. Tetapi ia saat ini sangat marah karena penampilan pelayannya yang tidak tau diri.
“Baik.” Lin Yan mengangguk kecil dan mengikuti pelayan wanita yang datang untuk menuntunnya.
Lin Yan terhenti sejenak. Namun ia tidak berbalik dan berbicara dengan nada sedikit dingin. “Lebih baik anda mengurus pelayan seperti itu, jika itu orang kuat yang diperlakukan seperti itu, mungkin anda akan memiliki masalah.”
Pemilik tempat itu memasang wajah jelek dan mengerti apa maksudnya. Ia sama sekali tidak bisa memeriksa kekuatan Lin Yan karena Lin Yan memiliki teknik untuk menyembunyikan kultivasinya. Ia hanya bisa menatap punggung Lin Yan saat pergi ke lantai atas.