NovelToon NovelToon
THE BROTHER'S SECRET DESIRE

THE BROTHER'S SECRET DESIRE

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Pembantu / Bertani / Keluarga / Cinta Terlarang / Romansa
Popularitas:5.4M
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Area khusus Dewasa

Di mansion kediaman keluarga Corris terdapat peraturan yang melarang para pelayan bertatapan mata dengan anak majikan, tiga kakak beradik berwajah tampan.

Ansel adalah anak sulung yang mengelola perusahaan fashion terbesar di Paris, terkenal paling menakutkan di antara kedua saudaranya. Basten, putra kedua yang merupakan jaksa terkenal. Memiliki sifat pendiam dan susah di tebak. Dan Pierre, putra bungsu yang sekarang masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir. Sifatnya sombong dan suka main perempuan.

Edelleanor yang tahun ini akan memasuki usia dua puluh tahun memasuki mansion itu sebagai pelayan. Sebenarnya Edel adalah seorang gadis keturunan Indonesia yang diculik dan di jual menjadi wanita penghibur.

Beruntung Edel berhasil kabur namun ia malah kecelakaan dan hilang ingatan, lalu berakhir sebagai pembantu di rumah keluarga Corris.

Saat Edell bertatapan dengan ketiga kakak beradik tersebut, permainan terlarang pun di mulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tempat pribadi

Wanita yang datang bersama Basten tampak seperti tipe yang suka diperhatikan. Langkahnya ringan tapi penuh percaya diri, gaun satin hijau zamrud yang ia kenakan memeluk tubuh rampingnya dengan sempurna. Rambut cokelat keemasan disanggul elegan, dan sepasang mata tajam menelusuri interior ruangan seperti sedang menilai nilai jual properti mahal.

Sementara itu, Basten berjalan di belakangnya dengan wajah datar khasnya. Ia mengenakan kemeja putih yang lengannya digulung, serta celana kain abu gelap. Salah satu tangannya terselip santai di saku celana. Pandangannya sempat tertuju ke Edel yang membelakanginya. Tentu ia langsung mengenali gadis itu. Sudut bibirnya berkedut. Tak ada yang akan menyadari kalau ia sedang tersenyum.

"Kita bicara di sini saja." kata Basten lalu duduk di salah satu sofa besar di ruangan tersebut.

Wanita yang datang bersamanya bernama Helene. Mereka sama-sama jaksa, dan bekerja di firma hukum yang sama. Sekarang pun sedang mengurus kasus pembunuhan yang sama. Basten menghargai wanita itu sebagai rekan kerjanya, tetapi berbeda dengan Helene. Jelas ia memiliki perasaan lebih, diam-diam ia menyukai Basten tapi tidak pernah berani mengutarakan perasaannya.

"Di sini? Kau yakin kita membahas kasus rahasia di sini?"

Helene bertanya lagi untuk memastikan. Karena menurutnya di sini bukanlah tempat yang pas untuk membahas kasus penting. Dia ingin bahas di ruangan jauh lebih rahasia, hanya ada mereka berdua.

"Ya, di sini." Basten membalas dengan anggukan pasti.

"Tapi Basten, ada orang di sini." pandangan Helene berpindah ke Edel yang sibuk membersih kaca-kaca lemari berisi gelas-gelas antik. Lebih tepatnya pura-pura bersih-bersih karena sekarang Edel tidak benar-benar fokus dengan pekerjaannya.

Basten ikut menatap ke Edel. Gadis itu terus membelakangi mereka dari tadi.

"Jangan khawatir. Gadis itu tidak mengerti apa-apa tentang kasus yang akan kita bicarakan. Dan dia tidak cerewet, pandai menyimpan rahasia. Apapun yang kita bicarakan hari ini tidak apa-apa gadis itu dengar." kata Basten. Kalimatnya cukup panjang dari biasanya. Karena yang sedang mereka bicarakan adalah Edel. Tentu Basten tertarik kalau sudah bicara tentang gadis lugu itu.

Dan kalimat pria itu sukses membuat Helene heran. Dia ingat jelas seorang Basten hanya akan bicara panjang lebar dengannya kalau mereka membahas tentang kasus. Tapi sekarang, untuk pertama kalinya pria itu bicara panjang lebar tidak tentang kasus. Namun tetap membuat Helene tidak terlalu senang. Bahkan lebih tidak senang dari biasanya, karena yang laki-laki itu bicarakan adalah pembantu di mansion ini.

Helene kembali menatap Edel dari belakang, seakan meneliti apa yang menarik dari gadis itu sehingga berhasil membuat seorang pria sedingin Basten membahas tentang dirinya.

"Basten, aku dengar kau ada bangunan sendiri di belakang rumah ini yang kau pakai untuk meneliti kasus, kenapa kita tidak bicara di sana saja? Pasti di sana lebih leluasa. Lebih pribadi juga."

Raut wajah Basten kembali datar , bahkan jauh lebih datar dari yang tadi.

"Itu tempat pribadiku. Hanya aku yang bisa masuk ke sana, dan orang yang aku ijinkan." katanya tegas, sesekali melirik ke Edel.

Helene malu. Apalagi saat Basten berkata tegas dan dingin padanya ada pelayan di situ. Dia pasti ditertawakan pelayan.

Helene mengalihkan wajahnya, berusaha menyembunyikan rona merah yang mulai merayap ke pipi. Untuk sesaat, ia kehilangan kata. Tidak mudah menghadapi penolakan, terlebih lagi dari pria yang selama ini diam-diam ia kagumi. Tapi bukan Helene namanya jika menyerah begitu saja. Ia mengambil tempat duduk di sebelah Basten, menyilangkan kaki dan menarik napas panjang, mencoba menstabilkan nada suaranya.

"Baiklah," ujarnya tenang.

"Kalau memang itu maumu. Tapi jangan salahkan aku kalau ada informasi bocor karena dibicarakan di tempat terbuka."

Nada suaranya terdengar profesional, namun Basten menangkap jelas lapisan emosi di baliknya. Ia tahu Helene tidak suka jika kontrolnya direnggut.

Sementara itu, Edel terus mengelap kaca lemari yang sama selama lebih dari tiga menit. Tangan kirinya menggenggam lap kering, tapi tidak benar-benar bekerja. Ia hanya mencoba kelihatan sibuk, sementara telinganya bekerja lebih keras dari biasanya. Dadanya berdebar tak menentu sejak mendengar suara Basten tadi. Suara yang terlalu mudah ia kenali, bahkan tanpa harus melihat wajahnya.

Ia sempat melirik sekilas dari pantulan kaca. Wanita bernama Helene itu cantik. Wibawanya terasa bahkan dari seberang ruangan. Wanita itu tampak berpendidikan, kedudukan sosialnya tinggi, bahkan cara bicaranya terpelajar.

Helene mulai membuka berkas-berkas yang ia keluarkan dari tas kerja kulit hitamnya. Kertas-kertas penuh catatan dan dokumen resmi tentang kasus pembunuhan yang tengah mereka tangani. Ia berbicara dengan cepat dan sistematis, membahas ulang keterangan saksi dan rekaman CCTV yang mencurigakan.

Namun Edel menangkap satu hal: suara Basten, meski merespons dengan tepat dan profesional, tetap terasa lebih ... tenang. Tidak seganas biasanya. Tidak sesingkat biasanya. Dan setiap kali Edel menggeser posisi, seolah tanpa sadar, pandangan pria itu ikut bergeser ke arahnya.

Helene mulai kehilangan fokus. Ia sadar, ini bukan hanya tentang pekerjaan. Ada sesuatu di sini yang mengganggu. Sesuatu yang melibatkan gadis yang terus berpura-pura sibuk membersihkan kaca, dan pria dingin yang selama ini hanya berbicara padanya saat membahas pembunuhan.

Dan itu membuat Helene resah. Dia tidak suka.

Helene menggigit bibir bawahnya pelan, menahan emosi yang mulai bergolak. Ia merasa seperti orang luar di ruangan itu, meskipun secara status dan jabatan jelas lebih tinggi daripada Edel. Tetapi entah kenapa, aura yang mengalir antara Basten dan gadis pelayan itu terasa… pribadi. Terlalu tenang. Terlalu akrab, meski tak ada satu pun dari mereka yang bicara langsung.

Suara Basten terdengar lagi, menjawab pertanyaan Helene soal rekonstruksi TKP. Tapi suaranya kini terdengar sedikit terputus, seolah sebagian perhatiannya tidak sepenuhnya tertuju pada dokumen di pangkuannya. Ia sempat mencuri pandang ke Edel sekali lagi, hanya untuk memastikan bahwa gadis itu masih di sana.

Dan benar saja, Edel masih berdiri di depan lemari kaca. Tapi kali ini, ia membungkuk sedikit, mencoba menjangkau rak bagian bawah. Gerakannya lambat dan hati-hati, seolah menyadari ada sepasang mata yang terus mengawasinya.

Helene mengernyit pelan. Ia terlalu cerdas untuk tidak memahami isyarat halus di antara dua orang itu. Basten mungkin tidak menyadarinya, atau menolak mengakuinya. Tapi Helene tahu. Ada sesuatu di mata Basten saat melirik si pelayan. Sesuatu yang tidak bisa dia kendalikan.

"Sudah cukup, Basten," ujar Helene tiba-tiba, menutup map dengan suara keras yang di sengaja.

Basten menoleh pelan, alisnya terangkat tipis tapi tetap santai.

"Aku akan merapikan berkas ini nanti di mobil. Kita bahas detailnya di kantor saja.

Di sana … tidak ada gangguan."

Kata 'gangguan' itu sengaja ia tekan. Lalu ia bangkit berdiri dengan elegan, memasukkan dokumen ke dalam tas. Basten tidak menahannya, kan yang ingin datang membahas kasus di rumahnya adalah wanita itu sendiri. Bahkan wanita itu datang tanpa menghubunginya dulu. Basten justru senang wanita itu pergi.

Sebelum berjalan pergi, Helene menyempatkan diri memandang Edel sejenak, dari kepala hingga kaki. Penuh penilaian, dingin, dan tak tersamar.

Edel merinding. Tapi ia tak tahu apakah karena tatapan itu … atau karena Basten masih memandanginya dari balik punggung Helene.

1
Rita
ngapain kaget pak
🍃≛⃝⃕|ℙ$ ÑÙŔĹÌÀÑÀ §𝆺𝅥⃝©🏡⃟ªʸ
Eeh dasa bisa na cuma pitonah aja 😤
🍃≛⃝⃕|ℙ$ ÑÙŔĹÌÀÑÀ §𝆺𝅥⃝©🏡⃟ªʸ
Nah loh 😅 ayo perang sekalian
🍃≛⃝⃕|ℙ$ ÑÙŔĹÌÀÑÀ §𝆺𝅥⃝©🏡⃟ªʸ
Cepet lah pisah sama si luisan
Tani
edel polos nafsuan 😇
Dwi Winarni Wina
Sabella sangat sedih dan putus kamu selamat, kakimu masih bisa disembuhkan, tapi butuh waktu lama yg sabar ya sabella...

Akhirnya putri sabella sadar jg tubuh merasakan sakit luarbiasa tp sabella berusaha menahan rasa sakit ditubuhnya....

Sabella tidak mau menunjukannya kelemahannya didepan ansel, tenang sabella pangeran halver Holt akan membantumu bercerai sm siberengsek luis....

agar kamu dapat pria yg bertanggungjawab menjaga dan melindungimu....

Kamu berhak bahagia sabella bersama ansel....
Dwi Winarni Wina
Halver Holt sangat percaya ansel mampu menjaga dan melindunginya, dr tatapan ansel keputri sabella penuh dgn cinta dan hangat, Halver akan segera mengurus perceraian putri sabella dan siberengsek luis... putri sabella berhak bahagia bersama pria sangat dicintainya...

putri sabella smg secepatnya segera sadarakan diri,
Dewi kunti
lha halver calon raja dr kerajaan selatan doooong
moerni🍉🍉
iya..
mati² an kamu minta ampun luis...gedeg aku ..
ayuk buruan perang...penggal juga luis in...
cincang sekalian sma raja timur
moerni🍉🍉
cari matihhhh kauuu...raja timur...
itu halver juga udh dpt dukungan dari kerajaan selatan...
tamattttt kau raja timur ..segera nyusul selingkuhan mu si lusi...oh ya .luis anak kesayangan mu juga kau ajak sekalian ..kalian ber3 silahkan bersenang2 kelak di alam lain ..
berkoalisi..dtunggu gebrakan dari alam gaib 🙊
Elmi Varida
Hadeeeuh...si Luis sok sokan berani, coba klu hadapin sendiri dgn Harper pasti pipis dicelana😂😂😂
nyaks 💜
hemmmm
tanpa nama
Hahahah😆😆😆🤣🤣gaya2 ada perang kamu sembunyi..
Sok2an mau penggal kpala halver

NGIMPIII
tanpa nama
Wkwkwk tenng, tnpa krajaanmu skrg halver sdh punya krajaan selatan. Krajaan dmn istrinya dalah ratu dsna
Otomatis halver adalah rajanya
tanpa nama
Halver bnr2 org yg bijaksana dan mngambil kputusan yg cepat
Ida Sriwidodo
Jiaahh.. blom tauu ajaa.. klo Halver bakal jadi raja baru di kerajaan Selatan dan Ru beserta pasukan kavalerinya pasti ngikutin jendralnya
Blom lagi mereka mesti akan bersekutu dengan kerajaan barat
Pangeran Luis dan kerajaan timur mau menggal kepala Halver?
Mimpi ajaa di gedein! 😱😱🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️😤😤
Tani
ceritanya bgs thor, tpi kalau buat tokoh tu, jangan yg bloon bloon banget napa😭
apalagi ni cewe aish nge y/n banget
Tani
pesona cewek polos lont 😭
Tani
polos ya polos aja kalik, gak usah bloon adel lll! perempuan menye menye anj
nyaks 💜
hahhh tau apa kau raja bodoh 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!