Javier dan Jihan, 2 pasangan yang sudah menjalin hubungan sejak duduk di bangku sekolah menengah atas itu terpaksa harus kandas karena tidak mendapatkan restu dari orang tua Javier.
" jika mereka tidak menerima mu, maka aku akan pergi. kita akan pergi bersama jauh dari mereka"
" tidak Javier, kita tidak akan melakukan itu"
" kita akan melakukannya"
" kamu harus menikah dengan wanita pilihan keluarga mu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 16
hari ini adalah hari weekend. Javier bosan berdiam diri di rumah sendirian. Biasanya ada Tasya yang bisa menjadi temanya. Kini dia benar benar sendirian. tidak memiliki teman untuk bercerita.
orang orang mengatakan jika cowok tidak boleh bercerita, cowok harus memendam semuanya sendirian. tapi bagi Javier cowok dan cewek sama saja. sama sama manusia yang membutuhkan teman untuk berbagi cerita.
Cowok memang terkenal kuat, namun cowok juga berhak mengeluh dan bercerita jika dia merasa bebannya terlalu berat. tapi itu tergantung pribadi masing masing. ada orang yang tidak suka bercerita atau berbagi.
Javier menghela nafas panjang. Dia menatap laut yang melintang luas tanpa ujung. Ombak saling berlomba lomba mencapai perbatasan menimbulkan suara yang menenangkan.
ombak menghantam lautan dengan gemuruh yang menakutkan. lalu surut dengan lembut, meninggalkan jejak busa yang menawan.
Dulu Jihan pernah mengatakan sebuah kata kata tentang ombak.
" ombak adalah lambang kekuatan dan keindahan alam, dia mengingatkan kita tentang siklus kehidupan yang tidak ada berakhir "
" laut nampak indah, namun tidak seindah dulu saat kita masih bersama " gumam Javier.
Dulu dia dan jihan sering menghabiskan waktu di pantai. Mereka pernah bermain kejar kejaran di pantai sambil tertawa bahagia.
flashback
Javier remaja mengejar Jihan remaja yang terus berlari di tepi pantai. Air pantai yang di pijaki oleh Jihan terciprat membasahi ujung celana yang dia pakai.
Tawa kebagian terus terdengar dari kedua remaja tersebut. lalu javier berhasil menangkap Jihan dengan memeluk Jihan dari belakang.
" hahaha, kamu kalah" ujar javier tertawa.
" bagaimana aku tidak kalah? kamu mengejar ku dengan kecepatan tinggi " ujar Jihan.
Jihan berbalik badan hingga mereka saling berhadapan dalam jarak yang dekat dengan kedua tangan Javier melingkar di pinggang Jihan dan tangan Jihan terpatri dengan rapi di kedua sisi bahu Javier.
" intinya kamu kalah, jadi aku boleh meminta apapun sesuai janji tadi bukan?" tanya Javier.
tadi sebelum bermain kejar kejaran mereka sudah membuat kesepakatan. Jika Javier dapat menangkap Jihan berarti Jihan harus menuruti satu keinginan Javier.
" iyaa, kamu minta apa?" tanya Jihan.
" ciuman" ujar javier tanpa ragu.
Pandangan mereka saling bertemu menyampaikan perasaan satu sama lain " oke" jawab Jihan.
Perlahan lahan wajah Jihan mendekat pada wajah Javier hingga bibir mereka saling bertemu.
Flashback off
" Lo mikir apa sih? Dia aja udah lupa sama kenangan indah itu" gumam Javier membuyarkan lamunannya sendiri.
Javier yakin jika Jihan pasti sudah melupakan kenangan indah mereka. Awalnya dia yakin jika Jihan masih mencintainya, tapi sekarang rasanya dia tidak yakin lagi.
∆∆∆∆∆∆
Tidak! Jihan tidak melupakan kenangan indah mereka. terlebih lagi saat ini dia sedang berada di jakarta, kota yang di penuhi oleh kenangan indah mereka.
Contohnya seperti saat ini, Jihan sedang berada di toko ice cream. Tadinya Jihan menemani Naira untuk membeli ice cream dia juga sangat menginginkan makanan dingin tersebut.
Namun, saat memasuki toko ice cream tersebut. tiba tiba Jihan teringat jika dulu dia dan Javier sering kesini sehabis pulang dari sekolah.
terlebih lagi selesai Naira yang sangat mirip dengan selera Javier, yaitu ice cream rasa alpukat.
Flashback
" rasa stroberi satu sama rasa alpukat satu yang bang" ujar javier remaja.
" baik dek, tunggu sebentar ya" ujar Abang Abang itu.
Javier menunggu beberapa menit lalu ice miliknya dan milik Jihan selesai. Javier mengambil 2 cup ice cream dengan rasa berbeda tersebut lalu berjalan ke sebuah meja yang sudah di isi oleh Jihan remaja.
" ini, ice cream rasa stroberi favorit kamu" ujar Javier memberikan satu cup ice cream rasa strawberry untuk Jihan.
Jihan menerimanya lalu Javier duduk di kursi ada di depan Jihan. Mereka sama sama menikmati ice cream tersebut.
" toko ice ini akan menjadi toko ice favorit kita, nanti kalo kita udah nikah terus punya anak kita bawa mereka kesini untuk mencoba ice cream favorit kita" ujar Jihan.
" tentu, aku akan menceritakan tentang kita pada mereka " sehut Javier.
Jihan menawarkan ice cream miliknya untuk Javier" mau?" tawarnya
Javier mengangguk " mau" jawabnya lalu mencondongkan tubuhnya kearah Jihan.
Jihan mendekatkan ice cream miliknya ke depan Javier, namun alih alih menyuapi Javier dia malah mengenai ice cream tersebut pada ujung hidung Javier.
" hahahaha" tawa bahagia Jihan meledak saat melihat wajah terkejut Jevier.
Javier tidak tinggal diam, dia membalas dengan mencolek ice cream miliknya dengan jari telunjuk lalu dia oleskan pada pipi mulus Jihan.
" hahaha, tambah cantik kamu nya" ujar Javier tertawa.
Flashback off
Jihan menghela nafas, dia harus melupakan semua kenangan indah mereka agar dia bisa membuka hati untuk Irfan. Jihan tidak memiliki alasan untuk tidak jatuh hati pada pria baik itu. namun entah kenapa hatinya sangat sulit berpaling.
Jihan ingin hidup bebas dan bahagia dengan pasangan yang dia cintai dan juga mencintainya. namun kenapa itu semua sangat sulit untuk di wujudkan.
" ini mbak" ujar kakak penjual ice cream tersebut membuyarkan lamunan Jihan.
" terimakasih Mbak" ujar Jihan mengambil 3 cup ice cream dengan rasa yang berbeda.
dari cup rasa alpukat, dari cup rasa strawberry dan satu lagi rasa coklat. Dia berjalan ke arah mobil yang berhenti di parkiran.
Tadinya Irfan yang ingin membelikan ice cream tersebut. namun Naira sangat rewel tidak ingin berjauhan dari Irfan. Naira memang selalu manja pada daddy-nya.
" ini ice cream untuk putri kesayangan mommy" ujar Jihan menyerahkan satu cup ice cream rasa alpukat pada Naira.
Naira menerimanya dengan mata yang berbinar cerah. " terimakasih mommy"
Jihan tersenyum, lalu dia memberikan satu cup ice cream rasa coklat pada Irfan.
" maaf ya, kamu pasti capek antri tadi" ujar Irfan merasa bersalah.
" tidak ko, antriannya tidak panjang " ujar Jihan.
Tadi antrian nya memang tidak panjang, hanya 3 orang saja. Jadi jihan tidak menunggu terlalu lama.
" mommy, itu bukanya uncle Javier?" tunjuk Naira pada sosok Javier yang sedang berjalan masuk ke toko ice cream tersebut.
Jihan dan Irfan menoleh kearah telunjuk Naira. Jihan tertegun menyaksikan hal tersebut. Berarti Javier masih sering membeli ice cream disini?
" sayang, dengarkan pesan mommy baik baik" ujar Jihan menatap Naira lembut " jangan pernah berdekatan dengan uncle Javier, jika uncle Javier menyapa mu cukup bekas sapa lalu menjauh"
" kenapa mom?" tanya Naira binggung " uncle Javier kan teman mommy, dia juga baik"
Javier memang baik, Jihan mengakuinya. namun tidak dengan orang tua Javier yang menghalalkan segala cara agar mereka berpisah.
" uncle Javier memang baik, tapi kamu tetap nggak boleh dekat sama uncle itu ya?" ujar Jihan.
" tapi kenapa mom?" tanya Naira yang masih kekeuh ingin mengetahui alasannya.
" sayang, makan ice cream nya keburu meleleh" ujar Irfan mengalihkan topik.