Obsession For Mrs.Seaggel

Pagi itu, bandara internasional Seoul dipenuhi oleh ribuan orang yang sibuk berlalu-lalang. Namun, suasana yang biasanya ramai itu tiba-tiba berubah menjadi kacau begitu sekelompok paparazi dan penggemar mulai berkumpul di sekitar pintu masuk utama. Mereka tak sabar menunggu kabar terbaru dari dua sosok yang tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial—Cassi dan Jihoon.

Informasi pribadi mereka bocor begitu saja, memaksa keduanya untuk menghadapinya dengan cara yang tak terduga. Beberapa jam sebelumnya, foto-foto mereka yang menunjukkan kedekatan di resort keluarga Jihoon tersebar luas. Tanpa diduga, hal itu membuat netizen penasaran dan langsung mencari informasi lebih lanjut, hingga akhirnya mengetahui bahwa mereka tengah berada di luar negeri, tepatnya di sebuah kota besar di luar Korea.

Di tengah keramaian bandara yang sudah mulai penuh dengan reporter dan fans, Cassi dan Jihoon berada dalam posisi yang sulit. Mereka sudah cukup lelah setelah perjalanan panjang, namun tak ada kesempatan untuk beristirahat—keadaan yang serba terbuka dan terkontrol membuat keduanya hampir tak bisa bergerak bebas.

Cassi, yang lebih berhati-hati dan lebih memilih untuk menghindari perhatian, dengan cepat berlari menuju pintu VIP bandara. Itu adalah satu-satunya cara baginya untuk keluar dari kerumunan yang semakin padat. Di sana, petugas keamanan mengenalnya, dan segera mengizinkannya untuk melintas dengan cepat. Cassi berjalan cepat, memanfaatkan peluang tersebut, meski hatinya tak bisa tenang. Di luar sana, suara riuh dari para paparazi semakin keras, mencoba menangkap setiap gerakan yang bisa mereka dapatkan.

Namun, meskipun memilih jalan pribadi, Cassi tetap tidak lepas dari sorotan. Para paparazi, yang sudah sangat siap dengan kamera mereka, sudah memperkirakan bahwa Cassi mungkin akan lewat di pintu VIP. Meskipun jaraknya jauh, salah satu dari mereka berhasil menangkap gambar Cassi yang sedang berjalan cepat menuju keluar, hanya terlihat samar-samar namun tetap cukup jelas untuk menjadi berita. Foto itu menyebar dengan cepat ke media sosial, dan meskipun Cassi tidak menyadarinya, dunia sudah tahu keberadaannya.

Sementara itu, Jihoon, yang tahu bahwa mereka tidak akan bisa menghindari kerumunan, memutuskan untuk mengalihkan perhatian media. Dengan satu gerakan yang terkoordinasi dengan manajernya yang sudah tiba lebih dulu di bandara, Jihoon memilih untuk keluar melalui pintu utama. Dia tahu, jika dia berada di depan kerumunan, akan lebih mudah bagi Cassi untuk keluar dengan selamat.

Dengan mengenakan masker dan kacamata hitam, Jihoon berjalan dengan cepat menuju pintu utama. Namun, paparazi sudah siap dengan kamera mereka, mengabadikan setiap gerakan Jihoon. Sementara Jihoon bergerak cepat, manajernya berusaha untuk mengarahkan perhatian para wartawan agar lebih fokus kepadanya, memanfaatkan kegaduhan yang tercipta untuk memberi waktu bagi Cassi agar keluar lebih dulu.

Di sisi lain, manajer mereka, yang sebelumnya sudah tiba lebih awal, berada di pusat kekacauan. Dia bisa merasakan kepanikan yang mulai melanda, terutama setelah melihat kerumunan yang semakin tidak terkendali. Manajer itu berlari menuju area VIP, berharap dapat menghubungi Cassi dan memastikan dia keluar dengan aman. Namun, di saat yang sama, dia juga harus memastikan bahwa Jihoon tidak dikelilingi oleh para wartawan yang tak henti-hentinya menanyakan soal hubungan mereka, atau apapun yang bisa menjadi berita panas.

“Cepat, Jihoon! Jangan biarkan mereka mengejarmu!” teriak manajernya melalui pengeras suara, memandu Jihoon untuk melawan tekanan kerumunan.

Situasi menjadi semakin kacau, dan para penggemar semakin terpesona melihat idola mereka berjalan di depan mereka. Mereka berteriak, mencoba mendekat, tetapi Jihoon tetap tenang. Meskipun lelah dan sedikit kesal, dia tetap memikirkan keselamatan Cassi dan tahu bahwa dia harus menghadapinya dengan tegas—tanpa memberi ruang bagi situasi ini untuk berlarut-larut.

Di sisi lain, di pintu VIP, Cassi sudah keluar dengan selamat, berkat upaya cepat dari petugas dan manajernya yang memastikan semuanya berjalan lancar. Namun, pikirannya tetap terganggu dengan suara keramaian yang menggema dari luar bandara. Meskipun dia berhasil keluar lebih dulu, dia tahu bahwa situasi ini akan terus menjadi perbincangan di media sosial, bahkan mungkin lebih buruk lagi.

Saat akhirnya kedua mereka berhasil keluar dari bandara, keheningan sejenak menyelimuti keduanya. Namun, di dalam hati mereka, situasi ini justru semakin menegaskan bahwa hidup mereka—terutama hubungan mereka—tidak akan pernah bisa bebas dari sorotan publik. Mereka harus lebih berhati-hati dan terus melangkah maju, apapun yang terjadi.

Di tengah kebisingan yang berlarut-larut, hanya ada satu hal yang jelas bagi keduanya: kehidupan mereka sudah terikat oleh banyak mata yang menunggu setiap langkah mereka. Apa pun yang terjadi, mereka harus siap menghadapi itu, bersama-sama.

---

Di sebuah ruangan yang gelap, dengan cahaya redup yang hanya berasal dari layar komputer yang menyala, pria misterius itu duduk di kursinya dengan tangan terlipat, menyaksikan kejadian yang sedang berlangsung. Di layar besar di depannya, gambar-gambar bandara yang penuh sesak oleh paparazi dan penggemar terhampar jelas. Suara-suara riuh dari bandara terdengar jelas di telinganya, meskipun dia hanya melihatnya dari layar monitor.

Pria itu tersenyum sinis, ekspresi wajahnya penuh dengan kepuasan yang sulit disembunyikan. Dia tahu, inilah yang dia inginkan—kekacauan. Informasi tentang keberadaan Cassi dan Jihoon yang bocor ke publik, membuat segalanya tak terkendali. Gambar mereka yang terlihat samar-samar di bandara tersebar begitu cepat di media sosial, membuat sorotan kamera para paparazi tak bisa lagi terhindarkan.

Semuanya terjadi sesuai rencananya. Dia telah memastikan bahwa informasi pribadi mereka bisa tersebar ke publik. Dengan memanfaatkan kerumunan di media sosial dan sedikit permainan dengan sumber-sumber yang bisa diandalkan, dia berhasil mengungkapkan keberadaan Cassi dan Jihoon ke dunia. Tidak ada yang tahu betapa mudahnya mengacaukan rencana dua orang yang tampaknya tak terjangkau itu.

Dia menyaksikan video yang diunggah oleh salah satu paparazi, yang berhasil menangkap momen ketika Cassi berlari menuju pintu VIP, berusaha menghindari kerumunan, sementara Jihoon melalui pintu utama. Gambar itu begitu jelas, begitu menonjol di tengah kebingungan yang terjadi. Apa yang dia lakukan? Itu hanya bagian dari permainannya. Menciptakan situasi di mana mereka harus berlarian, dikelilingi sorotan publik, bahkan sebelum mereka menyadarinya.

Pria misterius itu memandang layar dengan mata yang dingin. Tanpa ada rasa penyesalan, senyum sinis itu semakin lebar. Semua perhatian kini tertuju pada pasangan itu, membiarkan mereka terjebak dalam sorotan media yang tak henti-hentinya. Dia tahu, ini hanyalah permulaan. Kekacauan yang baru saja dimulai akan terus berlanjut, lebih besar lagi. Hanya dengan satu langkah ini, dia telah menaruh bola di lapangan mereka, menggerakkan mereka menuju jalan yang tak bisa mereka hindari.

Tertawa pelan pada dirinya sendiri, pria itu menatap layar komputer, menikmati perasaan kontrol yang begitu kuat. Kegaduhan yang terjadi bukan hanya untuk kepuasan pribadinya, tetapi juga untuk tujuan yang lebih besar, yang perlahan-lahan akan terungkap. Keputusan yang telah dibuat, dan permainan yang telah dimulai, hanya akan berakhir ketika dia mendapatkan apa yang dia inginkan.