Warning ⚠️ ini Novel 🌶️🙈
"Jangan pura-pura, Daniar! Aku tahu kamu masih cinta padaku," ujar Leonard, suaranya bergetar dengan gairah.
"Tolong Mas! Lepaskan aku, ini salah, aku tidak bisa melakukan ini. Aku sudah memiliki anak." Daniar berusaha kabur.
"Aku tidak peduli pada statusmu. Hanya kamu! Hanya kamu wanita yang aku inginkan!"
Cinta lama yang tak terlupakan, gairah yang tak terkendali. Leonard, mantan suaminya, kembali mengisi hidup Daniar. Kenyataannya mereka masih sama-sama saling cinta. Apakah Daniar akan memilih cinta lama atau mempertahankan pernikahan keduanya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Daniar perlahan membuka matanya, yang terasa berat. Ia memandang sekelilingnya, mencoba mengingat di mana ia berada. Ia melihat Leonard duduk di samping tempat tidurnya, memandanginya dengan penuh kekhawatiran.
"Da... Daniar?" panggil Leonard, suaranya bergetar.
Daniar mencoba berbicara, tapi suaranya tidak keluar. Ia mencoba mengangkat tangannya, tapi terasa berat dan lelah.
Leonard segera mengangkat tangan istrinya dan menciumnya sambil menangis haru. "Aku khawatir, kamu tidak bangun lagi," katanya penuh rasa syukur.
Daniar memandang suaminya, mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ia tak sadarkan diri. "A-aku... aku di mana?" tanyanya, suaranya masih serak.
"Kamu di rumah sakit. Kamu mengalami kecelakaan dan koma selama beberapa hari." jawab Ruben.
Daniar mencoba mengingat kecelakaan itu, tapi ia tidak bisa mengingat apa-apa. Ia hanya merasa lelah dan sakit.
Leonard memegang tangan Daniar lebih erat. "Jangan khawatir, kamu akan segera sembuh, dokter sedang Menuju kesini."
Tak lama, dokter dan suster datang mengecek keadaan Daniar. Dokter yang berusia sekitar 40 tahun dengan wajah yang ramah dan profesional, memeriksa catatan medis Daniar.
"Bagaimana keadaan pasien?" tanya dokter kepada suster.
Suster yang berusia sekitar 30 tahun dengan wajah yang serius, menjawab, "Pasien sudah siuman dan dapat berbicara. Hasil pemeriksaan neurologis menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami kerusakan otak. Namun, pasien masih mengalami kelelahan dan kesulitan bergerak karena efek dari koma."
Dokter memeriksa catatan medis Daniar. "Kami akan terus memantau keadaan pasien dan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan bahwa pasien pulih secara keseluruhan," ucapnya pada Leonard dan Ruben.
Leonard memandang dokter dengan penuh harap. "Berapa lama lagi istri saya harus dirawat di sini, dokter?" tanya Leonard.
Dokter terdiam memikirkan jawaban, "Pasien baru terbang dari koma, ia perlu melakukan terapi, untuk memulihkan fungsi kognitif dan motoriknya. Kami akan terus memantau, jika keadaannya terus membaik, maka kami akan mempertimbangkan untuk mengijinkannya pulang ke rumah," jawab sang Dokter.
Leonard terlihat tidak senang ketika mendengar bahwa istrinya tidak boleh pulang dulu. "Tapi, dokter, aku ingin membawa istriku pulang. Saya bisa merawatnya di rumah," seru Leonard dengan nada yang sedikit keras.
Ruben yang berada di samping Leonard, memegang bahu Leonard dan berkata, "Bersabarlah tuan. Dokter tahu apa yang terbaik untuk Nyonya. Kita harus mempercayai mereka."
Leonard menghela nafas dan memandang paman Ruben. "Tapi, paman..."
"Kita harus mempercayai dokter dan perawat yang merawat Nyonya," tutur Ruben, memberikan pengertian.
Leonard mengangguk, merasa sedikit lebih tenang. "Baiklah...."
.
Tiga hari setelah dirawat di rumah sakit, kondisi Daniar mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Leonard selalu setia mendampingi istrinya, memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus.
Namun, luka emosional Daniar masih belum pulih sepenuhnya. Ia sering kali mengalami kejang ketakutan dan melemparkan piring saat Leonard memberinya makan. Jemarinya juga bergetar saat memegang alat makan, menunjukkan bahwa rasa takut masih menghantui pikirannya.
Setelah dua minggu menjalani perawatan intensif, Leonard dan Daniar memutuskan mengikuti konseling pernikahan. Konseling dilakukan secara rutin, dengan fokus pada Leonard untuk mengendalikan amarah dan pikiran negatif.
"Tepati janji Anda kepada Nyonya Daniar, jangan lagi menyakitinya secara fisik," ucap Ruben dengan nada yang tegas namun penuh dukungan. "Saya akan membantu Anda sebisa mungkin, karena saya tahu Anda sangat mencintai Nyonya Daniar."
Leonard menghela nafas, merasa bersalah dan terhukum. "Terima kasih, Paman. Tanpa bantuan Paman, mungkin Daniar sudah tidak mau menerima saya lagi sebagai suami," ucapnya dengan suara bergetar.
Ruben memandang Leonard dengan mata yang penuh prihatin, menunjukkan kepeduliannya terhadap kondisi mental Leonard. "Anda harus memiliki kemauan dan keinginan untuk memperbaiki kesalahan Anda. Daniar hanya membutuhkan kepercayaan dan kasih sayang dari Anda sebagai suami. Jagalah dia seperti sebuah barang berharga yang rapuh dan memerlukan penanganan yang hati-hati."
Leonard mengangguk, penuh semangat untuk memperbaiki kesalahannya dan memulihkan hubungannya dengan Daniar.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**