King Jayden Wiratama, seorang mafia berdarah dingin yang memiliki wajah tampan bak malaikat. Namun, di balik ketampanan nya itu tersimpan sesuatu yang tak di ketahui orang.
Ayyara Marshka Anggita, seorang gadis yang tak sengaja masuk dan terjebak dalam kehidupan seorang Jayden, membuat nyawa nya terancam bahaya karena musuh menjadikan Ayyara sebagai target untuk membalaskan dendam pada Jayden.
Bisakah Jayden melindungi gadis yang dia cintai itu dengan aman?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 - Berkeluh Kesah
"Karena aku tak mau jadi asing." Jawab Ayyara, dia tersenyum kecil ke arah Jayden. Berharap kalau pria itu mengerti alasan nya.
"Maksud kamu apa, Bby?"
"Aku dan Rendy sudah berteman sejak aku masih kecil, karena kami dulunya bertetangga. Hingga akhirnya kami berpisah saat aku SMP. Tapi, siapa yang menyangka kalau saat SMA, orang tua Rendy pindah ke kota ini dan kami kembali akrab."
"Lalu?" Tanya Jayden lagi.
"Ya, kami sepakat untuk menjalin hubungan. Tapi, saat aku baru saja masuk kuliah semester awal, Rendy memutuskan untuk mengambil beasiswa S2 nya ke luar negeri, kami pun menjalani hubungan jarak jauh selama hampir empat tahun, Dad." Jelas Ayyara panjang lebar.
"Ohh, tapi kan perasaan tak bisa di paksakan, sayang. Kalau kamu sudah merasa tidak ada lagi kecocokan satu sama lain, kenapa masih bertahan hmm?"
"Ya, tapi ini tidak sesederhana apa yang Daddy katakan. Sudahlah, sekarang bisakah jangan bahas hal ini dulu?" Tanya Ayyara, Jayden pun tersenyum. Dia meraih kepala Ayyara dan membuat nya bersandar di pelukan nya.
Jayden mengusap-usap wajah Ayyara, membuat gadis itu merasa nyaman. Inilah yang dia sukai dari Jayden, pria ini selalu memperlakukan nya dengan sangat baik. Hanya saja kemarin, mungkin pria itu terbawa emosi karena rasa cemburu yang menguasai nya, hingga membuat nya hilang kendali.
"Kamu ada masalah lain, sayang?"
"No, Daddy."
"Do not lie to me, dear." Ucap Jayden membuat Ayyara menghembuskan nafas nya dengan kasar.
"Aku capek, Dad. Capek banget, sampai kapan ya papah bakalan nganggap aku anaknya?" Tanya Ayyara lirih, bahkan nyaris tak terdengar.
"Entah, ada apa sama papah kamu, sayang?"
"Papah tuh selalu aja nganggap aku remeh, merendahkan banget gitu, Dad. Selalu aja nyalahin aku karena aku nakal, liar, pembuat masalah. Padahal, aku juga gak bakalan gini kalo seandainya mereka lebih merhatiin aku." Jelas Ayyara, mata nya menatap lurus ke depan. Tergambar jelas rasa sakit dari tatapan gadis itu, membuat Jayden tak tega.
Pria itu kembali meraih kepala Ayyara dan memeluk nya, mengusap-usap punggung nya dengan lembut. Ini memang bukan pertama kali nya Ayyara mengeluh tentang orang tua nya pada Jayden. Tapi, setiap mendengar cerita dari sang gadis, selalu membuat hatinya ikut merasakan ngilu.
"Kalau papah kamu gak bisa memberikan apa yang kamu mau, biarkan aku yang memberikan nya, sayang."
"Dad.."
"No problem, babe. Jika ayah mu tidak menganggap keberadaan mu, biarkan aku yang bersyukur karena memiliki mu dalam hidup ku, Ayya." Ucap Jayden membuat Ayyara menangis.
"Don't cry, baby. Ini bukanlah sesuatu yang harus di tangisi, Daddy sudah bilang kalau kamu tak punya sandaran, datang pada Daddy kapanpun. Jadikan Daddy tempat dan alasan mu untuk pulang, sayang. Kamu bisa berkeluh kesah pada Daddy, dengan senang hati Daddy akan selalu mendengarkan semua nya."
"Aaaa Daddy, sayang banget sama Daddy. Terimakasih sudah hadir di waktu yang tepat, Dad." Ucap Ayyara, dia memeluk tubuh besar Jayden dengan erat. Dia menumpahkan tangis nya di pelukan pria tampan itu.
"Daddy juga, sayang." Jayden mengecupi puncak kepala Ayyara dengan hangat.
"Sudah, jangan nangis lagi ya? Kamu mau makan apa? Biar Daddy beliin." Ucap Jayden, dia mengusap air mata yang meleleh di pipi Ayyara.
Jayden mengernyit saat melihat pipi Ayyara yang membiru, pria itu mengusap bedak yang menutupi luka itu cukup kuat, membuat Ayyara sedikit meringis.
"Aasshh.."
"Apa ini, sayang?"
"A-apa memang nya, Dad?" Tanya Ayyara, dia merasa gugup hingga bicara nya seperti ini.
"Pipi mu membiru, katakan siapa yang melakukan nya, Bby."
"Enggak kok, aku gapapa, Daddy."
"Apa ayah mu yang melakukan nya?" Tanya Jayden, dia menatap tajam ke arah Ayyara.
"Tidak, Daddy. Ini hanya terpentok meja, itu saja."
"Kamu pikir Daddy mudah di bohongi hmm? Jelas-jelas ini bekas tamparan Bby!" Tegas Jayden membuat Ayyara ketakutan.
Jayden yang melihat hal itu menghembuskan nafas nya, lalu kembali menarik gadis itu ke dalam pelukan nya.
Hikss.. hikss..
"Maaf, sayang. Daddy minta maaf.."
"Iya, Dad. Papah yang melakukan nya tadi malam, karena aku pulang malam." Jawab Ayyara lirih di sela tangisan nya.
Hati Jayden terasa sangat sakit mendengar pengakuan gadis itu, meskipun dia sudah bisa menebak kalau yang melakukan hal ini pasti ayahnya. Kalau sampai orang lain, bisa di pastikan kalau tangan nya lepas dari tempatnya, lihat saja. Tapi sayang nya, ini adalah calon papa mertua nya jadi dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Dalam hati, Jayden bertekad untuk membuat Ayyara merasa bahagia dengan limpahan kasih sayang dari nya, dia berjanji akan menghargai gadis itu, memperlakukan nya dengan baik sebagai bentuk rasa syukur karena Tuhan telah berbaik hati padanya dengan mempertemukan nya dengan sosok gadis cantik ini.
"Daddy berjanji akan menyayangi mu, sayang."
"Aku pegang kata-kata Daddy."
"Ya, tentu saja. Kamu bisa pegang ucapan Daddy."
"Don't leave me please, Daddy." Ucap Ayyara, dia mendongak menatap wajah tampan Jayden. Pria itu tersenyum lalu mengecup kening Ayyara dengan lembut. Dia takkan pernah meninggalkan Ayyara, apapun alasan nya dia akan selalu berada di samping gadis itu. Bahkan jika maut sekalipun, dia akan kembali meskipun dalam wujud yang berbeda. Ini adalah janji nya pada Ayyara.
"Never, baby."
....
🌻🌻🌻🌻