NovelToon NovelToon
Gadis Sultan & Cowok Pas-pasan

Gadis Sultan & Cowok Pas-pasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: @Asila27

Di dunia yang penuh gemerlap kemewahan, Nayla Azzahra, pewaris tunggal keluarga konglomerat, selalu hidup dalam limpahan harta. Apa pun yang ia inginkan bisa didapat hanya dengan satu panggilan. Namun, di balik segala kemudahan itu, Nayla merasa terkurung dalam ekspektasi dan aturan keluarganya.

Di sisi lain, Ardian Pratama hanyalah pemuda biasa yang hidup pas-pasan. Ia bekerja keras siang dan malam untuk membiayai kuliah dan hidupnya sendiri. Baginya, cinta hanyalah dongeng yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Takdir mempertemukan mereka dalam situasi tak terduga, sebuah insiden konyol yang berujung pada hubungan yang tak pernah mereka bayangkan. Nayla yang terbiasa dengan kemewahan merasa tertarik pada kehidupan sederhana Ardian. Sementara Ardian, yang selalu skeptis terhadap orang kaya, mulai menyadari bahwa Nayla berbeda dari gadis manja lainnya.

dan pada akhirnya mereka saling jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Asila27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

semakin dekat

malam hari, Ardi yang sedang duduk sendirian di teras kontrakan nya, di kejutkan oleh suara Reza.

"Gi mana bro, udah lo pikirin lagi tawaran tuh cewek?" tanya Reza ke Ardi.

Ardi yang ditanya soal tawaran pekerjaan dari Nayla hanya menghela napas.

"Udah bro, tapi gue gak enak sama tuh cewek."

"Udah, lo gak usah merasa gak enak. Lagian emang lo lagi butuh pekerjaan ini, kan?"

"Iya sih. Tapi kesannya gue nolongin dia kemarin karena butuh imbalan Rez."

"Ya udah lah, terserah lo! Udah, yok berangkat ke kampus. Gue mau sidang sama Pak Dekan, mudah-mudahan lulus skripsi gue," kata Reza.

"Ya udah, ayok," sahut Ardi yang ikut berdiri.

Jam 8 pagi, mereka akhirnya sampai di kampus.

Begitu sampai, Reza langsung berkata, "Ya udah, bro, gue langsung ke ruang dekan."

"Oke, gue juga mau ke kelas," sahut Ardi.

Siang Hari

HP Ardi berdering. Ternyata Reza yang menelepon.

"Bagaimana, Rez, sidang lo?"

"Nanti aja gue cerita. Lo ke sini aja ke kantin, gue yang traktir," kata Reza.

Mendengar kata "ditraktir," Ardi langsung semangat. "Ah, siap! Otw jalan!"

Sesampainya di kantin, Ardi langsung menyapa Reza, "Gimana skripsi lo, Rez? Gue penasaran banget nih."

Reza hanya diam, tidak menjawab.

Melihat itu, Ardi jadi bingung. "Kenapa lo malah diem?"

Tiba-tiba Reza tertawa. "Kena prank lo!"

"Gak lucu," sahut Ardi sebal.

"Kalau gue mau neraktir lo, itu artinya gue lulus, goblok. Kalau gak ada kabar baik, buat apa gue traktir lo?" kata Reza.

"Sialan lo! Harusnya lo traktir gue tuh, bukan cuma pas ada kabar bagus aja, tapi tiap hari!" sahut Ardi bercanda.

"Itu sih emang lo yang mau! Kalau gue traktir terus, yang ada lo makin seneng gak keluar duit," kata Reza.

Saat mereka asyik mengobrol, tiba-tiba terdengar suara perempuan dari belakang Ardi.

"Permisi, Mas, boleh gabung?"

Ardi menoleh dan terkejut melihat Nayla berdiri di sana.

"Eh, Mbak Nayla. Ada apa ya, Mbak?" tanya Ardi.

"Gak ada apa-apa, Mas. Ini boleh saya gabung?"

"Silakan, Mbak, kalau Mbak mau gabung," sahut Ardi.

Nayla tidak langsung duduk, malah kembali bertanya, "Tapi saya gak ganggu, kan?"

"Gak kok, Mbak. Silakan duduk aja. Lagian saya dan teman saya gak bahas yang serius kok," kata Ardi.

"Iya, Mas. Terima kasih," ujar Nayla sambil duduk.

Sejak kejadian pemecatan Ardi kemarin, Nayla sudah tidak marah-marah lagi padanya.

Setelah duduk, Nayla berkata, "Ngomong-ngomong, terima kasih ya, Mas, kemarin udah nolongin saya. Dan sekali lagi saya minta maaf, gara-gara saya, Mas sampai dipecat."

"Udah, Mbak, gak usah merasa bersalah. Jangan terlalu dipikirkan. Lagian gak apa-apa kok, saya bisa cari pekerjaan lain."

Saat Ardi dan Nayla asyik mengobrol, tiba-tiba Reza berdehem, "Ehem, ehem."

Mereka spontan menoleh ke arah Reza.

Ardi tersadar kalau dia melupakan sahabatnya itu dan segera mengenalkannya.

"Oh iya, Mbak, kenalin ini teman saya, Reza," kata Ardi memperkenalkan.

Reza buru-buru menyodorkan tangannya. "Perkenalkan, Mbak, saya Reza!"

"Oh iya, Mas, salam kenal. Saya Nayla," sahut Nayla sambil menjabat tangan Reza.

Namun Reza tak segera melepaskan tangannya.

Ardi langsung berdehem, "Ehem, ehem. Ingat, bro, lo udah ada cewek."

"Ah, lo gak asik! Baru pegang tangan dikit udah bongkar rahasia aja," sahut Reza bercanda.

Nayla hanya tersenyum melihat tingkah mereka.

"Maaf ya, Mbak, teman saya emang gitu, rada-rada," ucap Ardi.

"Gue denger, bro," sahut Reza sambil menatap Ardi tajam.

Reza buru-buru beralasan, "Hah? Emang gue ngomong apa? Perasaan gue gak ngomong apa-apa."

"Terserah lo aja," sahut Ardi.

Nayla tersenyum melihat mereka. Lalu ia berkata, "Oh iya, Mas Ardi, bagaimana tawaran saya kemarin?"

"Pertanyaan yang mana ya, Mbak?" sahut Ardi pura-pura lupa.

"Itu loh, Mas, masa Mas udah lupa sih?"

"Ah, Mbak ini, belom tua, masa udah lupaan," canda Nayla.

"Itu loh, Mas, tawaran kerja di kantor Papa saya. Masak Mas-nya lupa?"

"Oh, yang itu toh, Mbak. Hehe, iya-iya, ingat sekarang," jawab Ardi tersenyum.

"Tunggu, tunggu. Jadi maksud lo, cewek yang lo ceritain ke gue kemarin itu Mbak Nayla ini, bro?" tanya Reza.

Ardi langsung malu.

"Maaf ya, Mbak, teman saya emang rada ember," kata Ardi.

Nayla hanya tersenyum. "Jadi, bagaimana, Mas, tawaran saya?"

"Saya pikir-pikir dulu deh, Mbak. Saya gak enak sama Mbak, nanti Mbak kira saya nolongin Mbak karena ada maunya lagi."

"Udah, Mas, gak usah dipikirin. Lagian saya gak kepikiran begitu kok. Saya tadi malam udah cerita ke Papa saya, dan katanya ada lowongan di job marketing."

"Saya juga udah bilang kalau Mas masih kuliah dan lagi nyelesain skripsi. Kata Papa, gak apa-apa kok, itung-itung sambil belajar. Nanti kalau udah lulus kuliah, langsung ngurus kontrak kerja."

"Sekarang masa percobaan dulu, itung-itung Papa membalas kebaikan Mas Ardi. Gimana, Mas? Mau ya?"

Ardi terdiam sebentar, berpikir.

Melihat itu, Nayla berkata lagi, "Bagaimana, Mas?"

"Iya, Mbak. Kasih saya waktu buat mikir," jawab Ardi akhirnya.

Reza langsung menyela, "Sok jual mahal lo, bro! Ada kesempatan bukannya langsung diterima, malah jaim-jaim."

Lalu Reza berkata ke Nayla, "Mbak, kalau dia gak cepat-cepat nerima kerjaan dari Mbak, kasih ke saya aja!"

Ardi langsung menendang kaki Reza di bawah meja.

"Aw, sakit bego! Kenapa lo malah nendang gue?" teriak Reza.

Ardi hanya menjawab singkat, "Bising lo."

Nayla tersenyum melihat tingkah mereka. "Gak apa-apa, kok, Mas. Saya suka orang kayak Mas Reza, ceplas-ceplos, jadi bawaannya asik gitu."

Reza bangga dan langsung pamer ke Ardi. "Tuh, lo denger sendiri kan, Mbak Nayla ngomong apa?"

Ardi hanya pasrah. "Terserah lo lah."

Nayla berdiri, "Mas Ardi, saya ke sana dulu ya. Teman saya udah nunggu itu," ucapnya sambil menunjuk ke arah Dina.

"Iya, Mbak, silakan. Nanti kalau saya udah siap sama tawaran Mbak, pasti saya kabari."

Reza menyahut, "Tunggu, Mbak! Itu temannya kenapa gak diajak ke sini aja? Biar rame!"

Ardi menatap tajam ke Reza.

Namun Nayla hanya tersenyum, "Gak usah, Mas, saya ke sana aja. Terima kasih tawarannya."

Ardi diam saja melihat Nayla pergi. Nayla yang melihat itu hanya tersenyum kecut.

Sebelum pergi terlalu jauh, Nayla berkata, "Mas Ardi, kalau bisa jangan lama-lama mikirnya. Papa saya gak suka menunggu orang yang mau dibantu terlalu lama."

Setelah itu, Nayla pergi ke meja Dina.

1
Nyoman Nuarta
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!