NovelToon NovelToon
Bersabar Dalam Luka (Perjodohan)

Bersabar Dalam Luka (Perjodohan)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Nikahmuda / Romansa Modern
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.4
Nama Author: Three Ono

FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono

Yang gak kuat skip aja!! Bukan novel tentang poligami ya, tenang saja.

Pernikahan sejatinya terjadi antara dua insan yang saling mencinta. Lalu bagaimana jika pernikahan karena dijodohkan, apa mereka juga saling mencintai. Bertemu saja belum pernah apalagi saling mencintai.

Bagaimana nasib pernikahan karena sebuah perjodohan berakhir?

Mahira yang biasa disapa Rara, terpaksa menerima perjodohan yang direncanakan almarhum kakeknya bersama temannya semasa muda.

Menerima takdir yang sang pencipta berikan untuknya adalah pilihan yang ia ambil. Meski menikah dengan lelaki yang tidak ia kenal bahkan belum pernah bertemu sebelumnya.

Namun, Rara ikhlas dengan garis hidup yang sudah ditentukan untuknya. Berharap pernikahan itu membawanya dalam kebahagiaan tidak kalah seperti pernikahan yang didasari saling mencintai.

Bagaimana dengan Revano, apa dia juga menerima perjodohan itu dan menjadi suami yang baik untuk Rara atau justru sebaliknya.

Tidak sa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Salah Arti

°°°

"Lia kau lama sekali di toilet."

Teman-temannya yang sejak tadi menunggu Lia pun terlihat kesal.

"Maaf tadi perutku sakit," ujar Lia beralasan.

Meskipun kenyataannya Lia baru saja mendengar sesuatu tentang seseorang tapi ia tidak ingin menyebarkan apa yang ia barusan dengar. Biarlah wanita itu melakukan apa yang ia inginkan, selama tidak ada urusannya dengan dirinya maka Lia tidak akan ikut campur.

Lia bisa berkuliah di kampus bagus seperti itu karena beasiswa yang ia peroleh berkat usaha kerasnya. Jadi dia rasa tidak perlu ikut campur urusan orang lain jika ingin belajar dengan tenang.

,,,

Febby menunggu Revan di depan kelasnya, sesekali banyak pria kampus yang menyapa dan mengajak mengobrol. Dia memang kembang kampus bagi para pria, lemah lembut, cantik, baik hati, suka menolong dan sopan. Siapa yang tidak tertarik padanya jika seperti itu.

Mereka tidak tau seperti apa rupa sebenarnya Febby si kembang kampus. Dia sangat apik dan sukses dalam membuat pencitraan.

Revan keluar setelah kelasnya selesai, jalan begitu saja tanpa menoleh pada Febby yang sedang dikerumuni oleh para pria. Mungkin ia memang tidak melihatnya karena tertutup banyaknya pria atau memang dia lupa jika biasanya kekasihnya akan menunggu di depan kelas, tapi sepertinya sikapnya barusan salah diartikan oleh seseorang.

"Ehhh... maaf semua, sepertinya pacarku salah paham karena kalian terlalu dekat denganku. Permisi, aku duluan."

Febby mengembangkan senyumnya lalu pergi meninggalkan para pria yang terlihat kecewa.

"Yaaa... pergi deh."

"Nasib jomblo."

"Yang cantik pasti maunya sama yang ganteng."

Mereka membubarkan diri setelah tidak ada lagi sari bunga yang menarik bagi para lebah.

"Revan tunggu..." panggil Febby yang tertinggal jauh, kaki Revan yang panjang membuatnya melangkah lebih lebar.

"Kenapa kau lari-lari?" tanya Revan.

"Kenapa kau pergi begitu saja, apa kau marah karena para pria itu. Merekalah yang mendekatiku padahal aku sudah bilang jika aku ini sudah mempunyai kekasih."

Febby menyelipkan rambutnya kebelakang telinga, dengan malu-malu mengatakannya. Hatinya sedang berbunga karena merasa Revan sedang cemburu padanya.

Padahal Revan sama sekali tidak paham dengan apa yang dikatakan Febby saat ini, dia mengerutkan keningnya.

"Aku tidak melihat mu tadi."

Jleb

Febby benar-benar malu karena ternyata dugaannya salah, matanya melihat sekitar.

Untung saja tidak ada yang mendengar.

"Kita makan siang dimana hari ini sayang?" Febby mengalihkan pembicaraan.

"Aku tidak bisa pergi bersama mu hari ini. Mau ke perpus sebentar, masih butuh banyak bahan untuk skripsi ku."

"Kalau begitu aku ikut," ujar Febby.

Mereka berjalan menuju perpustakaan, Febby terus berusaha menempel pada kekasihnya walaupun Revan tidak nyaman tapi akhirnya dia membiarkan gadis itu memeluk lengannya.

,,,

Di rumah Rara menyibukkan diri dengan kegiatan apa saja yang bisa ia lakukan di rumah itu. Bosan membaca buku ia berkeliling rumah, berkenalan dan bercengkrama dengan para pelayan. Ia juga turut ikut serta saat pelayan mengerjakan tugasnya, sangat cekatan dan tidak ada rasa jijik.

Kehadiran Rara berhasil membuat rumah menjadi hidup, dia mudah berbaur dengan pelayan yang kebanyakan sudah ibu-ibu.

"Non Rara apa tidak apa-apa ikut menanam sayuran seperti ini."

Pelayan itu terlihat khawatir karena majikannya ikut berkotor-kotoran dengannya.

"Tidak apa-apa bi, aku sudah biasa berkebun saat masih di desa ikut membantu umi dan Abi. Ini menyenangkan, di kota juga ada tempat untuk berkebun."

Dihalaman belakang rumah kakek Tio memang sangat luas dan itu dimanfaatkan sebagian untuk berkebun, kolam ikan dan ada juga beberapa hewan peliharaan lain. Ini semua ide kakek, membuat halaman belakang terlihat asri di antara banyaknya polusi.

"Bi, biasanya kak Revan pulang jam berapa, apa dia makan siang di rumah?"

Sudah hampir siang dan Rara ingat harus masak untuk suaminya.

"Biasanya tuan Revan pulangnya sore non, tuan besar juga sama," ujar salah satu bibi.

"Ohh... terimakasih bi untuk informasinya."

Rara lega jadi ia tidak harus buru-buru memasak karena matahari sudah semakin meninggi waktunya untuk makan siang. Rara berniat memasak nanti sore saja, siangnya ia akan makan bersama para bibi pelayan. Ia pun kembali melanjutkan kegiatannya.

,,,

Hari sudah semakin sore, kakek Tio pun pulang ke rumah. Umurnya sudah semakin tua tapi masih harus mengurus perusahaan karena cucunya belum mumpuni untuk diberikan kuasa mengurus perusahaan. Mungkin jika nanti Revan telah lulus, kakek akan segera menyerahkan perusahaan padanya.

"Assalamualaikum..." Kakek mengucapkan salam.

"Wa'alaikumsalam. Kakek sudah pulang." Buru-buru Rara meraih tangan kakek dan menciumnya.

"Iya nak, apa suamimu sudah pulang?"

"Belum kek, mari duduk kakek pasti capek. Biar aku buatkan teh hangat untuk kakek," ujar Rara bersemangat, seperti halnya saat di rumah dulu ia selalu menyambut kepulangan Abi.

Kakek senang saat ini ada yang memperhatikannya, sudah lama sekali sejak putrinya meninggalkan dunia tidak ada yang setulus hati merawatnya. Mungkin banyak pelayan di rumah itu tapi mereka hanya bekerja dan ada rasa canggung.

"Ini tehnya Kek, dan ini tadi kue yang aku buat bersama bibi."

Rara meletakkan satu cangkir teh dan beberapa potong kue.

"Terimakasih nak."

Kakek meminum teh buatan Rara, pas sekali dengan suasana di sore hari itu. Setelah lelah seharian di kantor, di rumah kembali merasakan kehangatan keluarga. Berbeda saat gadis itu belum hadir di rumah itu, cucu satu-satunya lebih suka menghabiskan waktu di luar jadilah di rumah kakek merasa kesepian.

"Ini enak sekali," ujar kakek saat mencicipi kue yang tadi Rara sajikan.

"Benarkah, apa kekek menyukainya?"

Mata Rara berbinar.

"Iya nak, tidak terlalu manis tapi tetap enak. Sangat pas untuk kakek yang sudah tua ini, semakin tua semakin banyak makanan yang harus dihindari seperti gula."

"Tenang saja Kek, aku membuatnya dengan gula khusus."

Kekek mengusap kepala Rara, bahagia sekali mempunyai cucu menantu yang tidak hanya perhatian tapi juga memperhatikan kesehatan keluarga.

Mobil Revan pun sampai di depan rumah, ia pulang setelah sebelumnya lebih dulu mengantarkan Febby pulang ke rumahnya.

"Sore Kek."

Revan mencium tangan kakek. Ada Rara juga di sana dan ia pun mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh istrinya.

"Kau baru pulang?" tanya kakek yang masih menikmati tehnya.

"Iya Kek, cari bahan dulu di perpustakaan dan toko buku."

Mata Revan tertarik pada kue yang ada di atas meja, tangannya pun hendak mengambilnya.

Plak

"Aww... sakit Kek." Revan mengaduh dan mengusap tangannya yang baru saja terkena pukulan keras dari kakek.

"Mandi dulu sana, bersihkan tubuhmu," ujar kakek seraya mengambil potongan terakhir kue yang ada di piring, membuat cucu laki-lakinya menyipitkan matanya.

"Ya ampun, kan bisa nanti kek aku cuma ingin mencicipinya," kesal Revan.

"Mandi dulu sana."

Pemandangan itu membuat Rara tersenyum, kakek dan cucunya tidak ada yang mau mengalah.

Mau tidak mau Revan beranjak dari duduknya, berjalan ke kamar untuk membersihkan diri. Iya pun sedikit lelah, seharian berpikir dan harus melanjutkannya di rumah.

Lagi-lagi Revan meletakkan baju kotornya sembarangan, padahal tersedia keranjang baju disana. Ia lalu masuk ke dalam kamar mandi dan mulai membasahi tubuhnya di bawah shower.

to be continue...

°°°

Author up lagi loh nanti sore, tungguin ya.

Jari indah kalian jangan lupa untuk tinggalkan jejak, like, komen, hadiah juga boleh.

Sehat selalu pembacaku tersayang.

1
Sella Darwin
Luar biasa
lovina
panjang critanya tp crita bodoh..sgt tdk rasional...
Hadi Broto Broto
👌👌👌🙏🙏🙏💯
Hadi Broto Broto
bikin penasaran
Rswt Slv
Biasa
Murti Kasih
knp rara ga dpt hukuman ya... panggilan yg slh
Murti Kasih
lanjut thor....
Murti Kasih
aaaaachhh....kecewaaa... 🤔
Murti Kasih
rasain lu...febby
Murti Kasih
lia jodohnya sakka...
Murti Kasih
puaas...jd sakit beneran febby
Murti Kasih
gemeezz bnget sm revan... mau aja dibohongi...
Murti Kasih
rara terlalu polos... hehee
Murti Kasih
makin seruu...makin penasaran...
Murti Kasih
Rara sosok wanita yg hebat.... menerima perjodohan dengan ikhlas karena Allah... walau sampai sekian lama dia tidak mendapatkan hak sebagai istri tapi sangat sabar dan ikhlas... semoga dia mendapat kebahagiaan yang hakiki..
Suherni Erni
Orang tua tolol yg ngga bisa jada anaknya tuh.malahborang lain ygvngorbanin diri buat anaknya.dasar ibu edan
Suherni Erni
Katanya pernikahannya mau diumumkan kok smpe skrng masih ditutupin.kesannya hina bgt pernikahannya,tambah lagi perempuan yg ditolong revan ada dikantor bisa jadi pelalakor rendaham dah.
Suherni Erni
Munafik ternyata rara..katanya perempuan paham agama..buat ngejalanin kewajiban aja ngga mau,,padahal sm suami sendiri bukan suami orang.
Suherni Erni
Terlalu rendah diri jga ngga bagus..malah jadi rendahan.jadinya munafik,
Murni Syahfutri
Jala...*g ternyata si mak lampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!